Teror

736 28 0
                                    

Rio yang kecewa karena menganggap Narra masih menjalin kasih dan tak ingin melepaskan Aldi, sementara pergi ke sebuah Villa di Yogyakarta. Di sana, ia menenangkan diri dan memikirkan mau di bawa ke mana pernikahannya dengan Narra. Bertahan ataukah diakhiri? Namun, Kevin menjadi salah satu pertimbangan, akankah hubungan ini harus dilanjutkan.

Narra mencoba memahami kesibukan Rio. Tanpa disadarinya, Aldi sudah mengetahui perselingkuhannya dengan Aldi. Suatu malam, selepas pulang dari butik, ia mendapati rumahnya berantakan. Seperti ada yang masuk, tetapi tidak ada bagian rumah yang rusak. Ke mana Kevin? Bibi pun tidak ada. Narra yang panik, mencoba menghubungi Bibi, tetapi tidak diangkat. Oh, Tuhan, ada apa ini????

Narra yang panik, akhirnya mengambil kunci mobil, dia mencoba mencari keberadaan Kevin di sekitar rumahnya. Belum saja, mobil keluar , tiba-tiba sebuah motor besar, berhenti di depan rumah mengantarkan Kevin dan Bibi

Dan. betapa kagetnya Narra, saat melihat, kalau dia ... Aldi!

Narra pun keluar dari mobilnya dan berteriak histeris. Karena kepanikan, ia marah pada Kevin yang mau saja di ajak lelaki yang tak dikenalnya. Bibi pun kena marah, karena percaya begitu saja. Narra pun akhirnya menyuruh mereka masuk ke dalam rumah. Kevin pun menangis ketakutan.

"Aldi, mau kamu apa?Tolong, jangan ganggu keluargaku!"

"Narra, Narra! Kamu tanya mauku apa? Sudah kubilang kan, jangan pernah tutup teleponku!" bentak Aldi.

"Aldi, aku minta maaf ... Hubungan kita ini salah! Aku tidak seharusnya mencintai kamu, aku sudah bersuami. Maaf, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi."

"Maaf?Semudah itu, Narra???Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Jika kamu tidak bisa kembali, aku tidak akan pernah membuat hidupmu tenang bersama anak dan suamimu!" Aldi pun pergi membawa motor gedenya dengan sangat kencang.

Narra pun akhirnya masuk, mencoba menutupi kepanikannya, ia pun masuk ke kamar Kevin. Ia sudah tertidur pulas. Setelah mencium jagoan kecilnya, Narra akhirnya ke luar kamar.

"Bi ...."

"Iya, Bu."

"Lain kali, kalau ada orang asing datang apalagi mengajak pergi seperti tadi, jangan dibiarkan ya, Bi ...."

" Maaf, Bu, tadi dia bilang, adik sepupunya Ibu, karena melihatkan foto Ibu sama dia, jadi saya percaya. Sekali lagi saya minta maaf, Bu."

"Foto?"

"Iya, foto Ibu sama Om tadi itu."

"Oh, Ya udah, Bibi istirahat aja deh, udah malam."

Narra akhirnya merenung. Ia berpikir, bagaimana jika Aldi bisa lebih nekat dari ini? Tidak! Narra tidak ingin rumah tangganya hancur berantakan. Ia memang pernah melakukan kesalahan, tetapi Narra tidak ingin kehilangan Rio, ia sadar akan kesalahannya. Bagi Narra, itu masa lalu yang harus dikuburnya.

****

"Pagi, Mommy."

"Hei, Sayang, sarapan, Yuk!"

Kevin dan Narra akhirnya sarapan berdua. Saat sedang menikmati segelas susu dan roti selai kesukaannya, tiba-tiba ponsel Narra berdering. Berkali-kali, tetapi Narra tak ingin mengangkatnya.Ia yakin, itu dari Aldi yang kembali menerornya.

Namun, karena takut dugaannya salah, Narra akhirnya mengambil ponselnya. Dia membuka pesan yang ternyata dari Aldi.

"Selamat pagi, Narra, Cantikku."

Pesan dari Aldi yang membuat Narra muak. Namun, tak berapa lama, sebuah foto yang dikirim Aldi membuat Narra panik.

"Foto itu ...." gumam Narra.

bersambung....

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang