Mulai Membaik

1K 38 2
                                    

Narra memang sedang bimbang. Aldi akhir-akhir ini menekannya untuk segera bercerai dari Rio. Dan Rio sepertinya mengetahui kalau Narra sedang berada dalam dilema.

Rumah tangga mereka memang sedang di ujung jurang. Semua kembali pada Rio, ingin di bawa ke mana rumah tangga ini. Akankah berakhir atau masih bisa diselamatkan.

Hari itu, tak seperti biasanya, Rio mendatangi Narra ke butik. Rio me8mbawa makanan kesukaan Narra yang dipesannya dari cafe tempat favorit Narra.

Narra terkejut sekaligu bingung. Ada apa sehingga Rio berubah drastis seperti ini. Mungkinkah ... Ah, tidak mungkin! Narra sempat berpikir kalau Rio mengetahui perselingkuhan ini. Tetapi itu ditepisnya, baginya tak masuk logika, jika Rio tahu perselingkuhannya dengan Aldi, Rio akan diam saja.

"SURPRISE!!!"

Narra pun kaget, Rio masuk ke ruangannya membawa makanan kesukaannya. Narra tak dapat membohongi hatinya, ia bahagia. Inilah yang dinantikan Narra beberapa tahun terakhir, sejak Rio berubah dan hanya sibuk dengan bisnisnya.

"Makasih ya, Beb!"

"Iya, Beb, kamu suka?"

"Suka banget! Kamu masih ingat kesukaan aku?"

"Aku selalu ingat hal kecil sekalipun tentangmu. Maafkan aku, Beb, kalau kemarin-kemarin hanya sibuk dengan bisnisku hingga lupa, kekasihku ini butuh perhatian juga."

Narra tersipu malu, ia bahagia. Hari itulah yang selalu ditunggu Narra.

"Narra, maafkan aku dengan sikapku yang menyakiti hatimu. Aku janji, setelah ini, kita akan selalu banyak waktu seperti ini. Kamu mau kan memperbaiki hubungan kita?"

"Iya, Sayang, tentu aku mau."

Narra pun berpelukan, sangat erat dan penuh cinta.

****

Narra bahagia, perubahan Rio terlihat jelas. Ia semakin perhatian padanya dan juga anak mereka. Setiap weekend, mereka selalu pergi bersama, meski sekadar makan siang di mall atau menemani anak tunggal mereka bermain.

Namun, kebahagiaan Narra dan keluarga kecilnya membuat Aldi meradang. Aldi merasa Narra mulai menjauhinya. Begitu banyak pertanyaan berkecamuk dipikiran Aldi. Hingga akhirnya, Aldi mencoba menghubungi Narra.

"Gimana, kabar kamu? Kenapa sekarang tidak ada lagi kabar, jika aku tak menghubungimu?" cecar Aldi melalui pesan whatsappnya.

"Sorry, Al, aku lagi banyak kesibukan di butik. Persiapan buka cabang di Bandung."

"Oh, bukan karena kamu sedang menjauhiku?"

Narra kaget. Ia tak menyangka, Aldi mulai merasakan keganjilan itu. Sejujurnya Narra memang sedang menjauh, sejak hubungannya dengan Rio membaik, Narra selalu merasa bersalah jika harus menjalani komunikasi kembali dengan Aldi, kekasih gelapnya.

"Narra, kenapa kamu enggak balas?"

"Sorry, Al, bukan begitu, aku hanya sedang sibuk dengan pekerjaan."

"Kapan kita bisa ketemu?"

"Kapan ya, nanti kukabari lagi ya, beberapa hari ke depan, aku full di butik."

"Sesibuk itu?"

"Ya, mau gimana, enggak semua bisa kuserahkan ke karyawanku kan?" Narra beralasan dan membuat Aldi sedikit mengerti, meski hatinya masih tetap menaruh curiga yang besar.

"Ok, kutunggu kabarmu!"

Hari itu, menjadi haru terakhir Narra berkomunikasi dengan Aldi. Narra tak pernah lagi menghubungi Aldi, begitupun sebaliknya.

Tanpa diketahui Narra, Aldi memang sengaja tak menghubunginya, ingin melihat, apakah kecurigaannya itu benar atau memang Narra sibuk bekerja seperti alasannya.

****

Suatu malam, Rio mengajak Narra pergi makan malam ke sebuah cafe tak jauh dari taman kota. Ia pun bersiap dengan pakaian  yang anggun dan make up cantik, hingga membuat Rio terpana.

"Kamu selalu tampil cantik, Narra, tak bosan aku memandangmu." Rio memuji Narra hingga membuat wajahnya memerah karena malu.

"Ah, kamu ini. Yuk, kita jalan."

Narra dan Rio pun pergi dengan mobil mewah mereka. Dalam perjalanan, Narra mendapat telepon dari Aldi, berkali-kali tetapi tak digubrisnya. Rio pun menaruh curiga, hatinya yakin jika telepon itu dari selingkuhan sang istri.

"Angkat saja, Sayang, siapa tahu penting."

"Hallo, siapa nih?"

"Jangan kamu bilang, kamu sedang pergi dengan suamimu itu!"

"Oh, maaf sekali, Pak, saya sedang pergi dengan suami saya. Kalau besok ketemunya, gimana?"

"Jadi sekarang kamu rujuk sama suamimu? Aku cinta sama kamu, Narra! Kamu benar-benar menghancurkanku ...."

Telepon pun diputus Aldi.

"Siapa?"

"Oh, klien butik, Beb." Narra berusaha tersenyum menutupi kepanikannya.

Akhirnya Narra dan Rio pun sampai ditujuan. Narra pun menikmati keindahan dan Keromantisan yang disiapkan sang suami. Rio memang berusaha merebut kembali hati Narra yang sempat mendua. Dan sepertinya, Narra memang kembali jatuh cinta pada suaminya sendiri.

Saat hendak pulang, Narra melihat sebuah motor yang sangat dikenalnya. Motor yang ...

"Sayang, kamu kenapa?"

"E-eh, enggak ada apa-apa kok, Sayang."

Narra pun akhirnya masuk ke dalam mobil, sebelum akhirnya Rio membawanya dengan sangat laju. Rio sepertinya tahu akan kepanikan Narra. Sejak diparkiran, raut wajahnya berbeda.

"Narra, ada masalah?"

Belum sempat Narra menjawab pertanyaan Rio, ada panggilan diponselnya yang itu dari Aldi. Sepertinya Aldi mulai meneror Narra.

"Jangan pernah main-main sama aku, Narra! Aku mencintaimu, jangan pernah mempermainkan perasaanku!"

"Aku tunggu kamu besok pagi tepat jam 7 pagi atau aku yang akan datang ke suamimu menunjukkan bukti foto saat kita bercinta!"

bersambung ....

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang