Misteri Yang Belum Terjawab

216 7 0
                                    

Misteri Yang Belum Terjawab

Lutfi dan Syafa pernah saling mencintai. Cinta keduanya terpaut sejak duduk di bangku SMP. Namun, perbedaan status sosial dan agama, membuat keduanya tak bisa menyatu.

Saat itu .....

Lutfi yang sudah menamatkan sekolahnya memutuskan akan melanjutkan kuliahnya di Belanda. Ia ingin mengambil gelar dokter di negeri kincir angin itu. Namun, keputusannya untuk menjadi mualaf dan bertunangan dengan Syafa ditentang keras oleh kedua orang tuanya, Nyonya Clara dan Tuan Johnson.

Luthfi yang berdarah campuran Belanda-Indonesia itu diharuskan tetap pada agamanya dan pergi ke Belanda untuk melanjutkan studinya.

"If you still want to continue your medical studies, stay faithful to your Lord Jesus. Forget whose Syafa, he also must be faithful with his Rabbi."

"But, Dad ...."

"Sudahlah, Luthfi. Tetaplah kamu dengan agamamu dan Syafa dengan agamanya," ujar Nyonya Clara.

Luthfi tidak bisa membantahnya saat itu. Ia ingin mengejar cita-citanya sebagai seorang dokter. Bermanfaat bagi orang banyak dan tentunya mempunyai masa depan yang cerah untuk membahagiakan Syafa.

"Aku juga bisa belajar Islam di sana," gumam Luthfi.

"All right, I'll do what you want."

Nyonya Clara dan Tuan Johnson pun tersenyum. Beberapa hari setelahnya, Luthfi pun berpamitan pada Syafa dan berjanji akan menikahinya setelah studinya selesai.

Malam itu ....

Luthfi dan Syafa pun bertemu untuk yang terakhir kalinya. Di sebuah taman cafe, Luthfi begitu erat mengenggam tangan kekasihnya itu dan berjanji segera menyelesaikan studinya.

"Aku janji, setelah studi-ku selesai, kita akan bersama lagi, selamanya ...." ucap Luthfi berjanji, tetapi Syafa ragu

"Bagaimana dengan ... keyakinan kita berbeda Luthfi. Aku harap, kamu bisa menerima apapun takdirnya. Kita nggak mungkin sama-sama. Aku tetap dengan Al-Qur'an-ku dan kamu tetap dengan kalung salib-mu," ujar Syafa terisak.

Syafa pun bangkit dan meninggalkan Luthfi. Namun, Luthfi pun mengejarnya hingga parkiran Cafe yang luas itu.

"Syafa, keyakinan kita mungkin sekarang berbeda. Tetapi, suatu saat, jika Allah mengijinkan, kita pasti bisa bersama dengan satu keyakinan. Satu Allah, Rabb yang Maha Agung," teriak Luthfi.

Keduanya pun menjadi tontonan karena saat itu cafe sedang ramai pengunjung. Namun, Syafa tetap memilih pergi. Ia membawa luka hatinya sendiri.

Sejak malam itu, Syafa dan Luthfi tak pernah bertemu. Tidak ada lagi komunikasi di antara keduanya. Syafa tak pernah membalas suratnya, apalagi saat dia menelponnya.

Namun, cinta Luthfi tak pernah padam. Tekadnya semakin bulat. Tujuannya pun menjadi lebih jelas dan terarah.

"Aku harus belajar yang benar. Kuliah yang benar agar bisa cepat selesai dan kembali ke Indonesia menikahi Syafa di satu keyakinan."

Itulah janji Luthfi pada dirinya sendiri.

.....

Syafa dan kedua adiknya akhirnya kembali ke ruangan Dokter Luthfi. Dokter yang akan sering berkomunikasi dengan Syafa, karena kondisi kesehatan Syafa yang ternyata.

Pintu pun diketuk

Seorang perawat pun masuk mengantarkan surat hasil laboratorium Syafa.

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang