Rio syok, kecewa, marah. Hatinta hancur sehancur-hancurnya. Dia kecewa pada Narra. Tak menyangka, wanita yang sangat dicintai dan dipercayanya tega berkhianat bahkan bercinta dibelakangnya. Bagaimana mungkin, Narra yang sangat menjaga marwahnya selama ini, bisa berbuat begini.
SELINGKUH??? Rasanya Rio masih tak percaya, tetapi kenyataan yang dilihat di depan matanya menunjukkan hal yang berbeda.
"Narra, kenapa kamu tega melakukan ini? Apa kurangnya aku? Sudah kuberikan segalanya untukmu, Narra! Tega kamu menghancurkan rumah tangga kita!" teriak Rio di dalam mobil.
Rio memutuskan tidak menghampiri mereka. Rio tidak ingin mempermalukan istrinya di depan publik. Ah, mungkin orang akan mengatakan aku suami dan lelaki bodoh! Tetapi rasa cinta Rio pada Narra dan anak semata wayang mereka, mengalahkan segalanya.
Rio berusaha memaafkan Narra, meski hatinya hancur, ia memilih memaafkan Narra demi kebahagiaan anaknya. Rio tak ingin anaknya menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.
****
Sesampainya di rumah, Rio pun mendatangi kamar sang putra. Ia memeluk erat putranya itu, menahan tangisnya agar tak pecah dan membangunkan sang anak.
"Daddy, udah pulang?" Kevin terbangun.
"Maafin Daddy ya, kamu jadi terbangun."
"No, Daddy! Aku senang Daddy pulang." Kevin tersenyum dan memeluk erat Rio. Pelukan hangat seorang anak yang mampu meredam emosinya.
"Kamu tidur lagi ya, Daddy temani kamu di sini."
"Oke, Dad. Mami ke mana?"
Rio terdiam, tak mungkin ia berkata yang sejujurnya. Kevin tak boleh tahu keadaan yang sebenarnya.
"Oh, Mami ada kerjaan sama Tante Santi. Tidurlah, Nak!"
Kevin pun tertidur dalam dekapan hangat Rio. Rio pun tak mampu lagi menahan air matanya untuk tak jatuh.
****
Pagi harinya, Narra pun pulang. Ia kaget ternyata ada Rio di rumah.
"Eh, Sayang. Kamu ada di rumah?"
"Kamu dari mana?"
Narra dengan santainya berbohong.
"Oh, aku ada meeting sampai malam, karena lokasinya jauh, jadi aku sekalian menginap di hotel."
Rio terdiam, ia mencoba menahan amarahnya karena telah dibohongi oleh wanita yang telah memberinya seorang anak.
"Oooohhh...."
"Kamu enggak percaya? Tanya saja Santi, dia ikut sama aku kok." Narra berusaha menutupi kepanikannya.
"Tentu aku percaya sama kamu, Sayang. Kamu tidak akan pernah berkhianat di belakangku bukan?" Rio pun menatap tajam mata Narra.
"Tentu enggaklah, aku hanya cinta sama kamu, Sayang." Narra tersenyum dengan santai.
Karena lelah, Narra pun berpamitan untuk beristirahat. Rio pun membiarkan Narra memasuki kamar. Dia paham, atas semua yang terjadi semalam, Narra pasti kelelahan.
Saat makan malam, Rio pun mengajak Narra dan anak mereka makan malam di luar. Dan mereka pun berangkat menuju restoran jepang favorit mereka.
Di dalam perjalanan, Rio dan Narra tak banyak bicara. Narra sibuk dengan ponselnya, sesekali Rio menatap curiga, sedang apa yang dilakukan Narra dengan ponselnya? Apakah sedang berkomunikasi dengan lelaki sialan itu?Pikiran Rio pun berkecamuk.
Akhirnya Rio pun berhenti di parkiran restoran Jepang itu. Saat memasuki restoran bersama Rio dan anak mereka, tiba-tiba mata Narra tertuju ke sebuah sudut. Di sana ada Aldi bersama beberapa temannya sedang makan malam.
Rio pun kaget, tetapi ia mencoba meredam amarahnya saat melihat lelaki yang meniduri istrinya semalam ada dihadapannya. Aldi pun menatap tajam ke arah Rio dan Narra yang tertunduk.
Narra ketakutan. Ia khawatir kalau Aldi akan marah melihat Rio yang memegang erat tangannya. Ia tak melepaskan sedikitpun. Tanpa diketahui Narra, Rio memang sengaja melakukan itu di depan Aldi.
"Sayang, kita duduk di sini aja, Yuk!"
Narra syok saat Rio mengajaknya duduk dekat meja di mana Aldi dan teman-temannya itu sedang bersantai.
Rio pun memesan makanan kesukaan mereka sambil sesekali menatap Narra yang saling menatap dengan Aldi. Tak lama, Aldi pun mengambil ponselnya dan bersamaan dengan Narra yang membuka ponselnya. Rio yakin, Aldi mengirimkan pesan pada istrinya.
"Aku tunggu di belakang resto sekarang! Bilang saja sama suamimu ingin ke toilet.Jika dalam 5 menit kamu enggak datang, aku akan membongkar semuanya!"
Aldi pun beranjak lebih dulu, ia ijin ke toilet dengan teman-temannya. Tak lama kemudian, Narra pun melakukan hal yang sama.
"Sayang, aku ke toilet sebentar ya."
"Mau kutemenin atau Kevin?"
"Eh, enggak usah. Aku sebentar saja, oke?"
"Baiklah." Rio pun tersenyum.
Saat di belakang, Aldi langsung menarik tangan Narra dengan kasar.
"Apa maksudmu, pergi dengan suamimu, bergandengan tangan mesra begitu???"
"Kamu mau rujuk lagi?"
Narra pun panik. Ia takut Rio menyusulinya.
"Kamu juga ngapain ke sini sama cewek-cewek itu?" Narra menunjukkan rasa cemburunya.
"Mereka temanku, tidak lebih."
"Aku pergi dengan suami dan anakku. Salahnya di mana?"
Aldi yang terbakar api cemburu pun langsung pergi meninggalkan Narra yang bertabrakan dengan Rio dan .....
bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR
Roman d'amourNarra sosok wanita mandiri yang haus akan perhatian dari Rio sang suami akhirnya berkenalan dengan seorang duda tampan bernama Aldi. Rio yang seorang workaholic menghabiskan hampir sebagian waktunya untuk bekerja. Niatnya hanya ingin membahagiakan s...