Selamat Jalan, Aisyah
[Hallo]
[Apa???]
Tanpa banyak bicara, Rio pun langsung berlari dan membawa kendaraannya dengan sangat laju.
Lucky yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita Rio tentang masa lalu keluarganya pun memutuskan mengejar Rio ke rumah sakit.
30 menit berlalu
Rio akhirnya sampai di rumah sakit. Ia pun bergegas menuju ruang ICU di mana kini Aisyah berada. Sesampainya di sana, terlihat ruang ICU pun terlihat kosong.
"Ke mana Aisyah?" gumam Rio.
Rio pun menghampiri ruang para perawat dan menanyakan keberadaan Aisyah. Ternyata Aisyah sedang berada di ruang ICCU karena mengalami penurunan. Dokter berinisiatif untuk Aisyah tidak dijenguk oleh siapapun. Rio pun akhirnya menemui dokter yang mengawasi kondisi Aisyah yang semakin memburuk.
Rio memasuki ruang praktek sang dokter
"Dok, bagaimana keadaan Aisyah? Apa dia baik-baik saja?" cecar Rio yang sudah panik.
"Maaf, Mas, kalau boleh tahu, ke mana suaminya? Kenapa dari awal datang, tidak pernah menjenguknya?" tanya sang dokter hati-hati.
Rio seketika diam. Ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
"Begini dok. Sebelum saya menemukan dia dalam keadaan pingsan, beberapa kali suaminya bersikap kasat dan sejak itu saya nggak pernah menemukan keberadaan suaminya."
*Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Rio.
"Begitu, hmm, baiklah. Begini, saudara Aisyah mengalami pendarahan otak yang hebat dan maaf, saya harus menyampaikan ini semua. Kemungkinan dia untuk sembuh dan hidup sangat kecil," terang sang dokter dengan pandangan nanar.
"Seberapa besar kemungkinan dia bertahan?" tanya Rio lagi.
Sang dokter diam sejenak
"Dok?!"
"Hanya 1% dan kemungkinan dia bertahan pun tidak lebih dari 3 bulan," ucap sang dokter menunduk.
Degh!
Rio terdiam. Tubuhnya seketika lemah. Pikirannya pun menjadi kosong. Tidak ada gairah lagi. Tujuan hidupnya seketika hilang, entah ke mana.
"Maaf, Pak Rio. Aisyah hanya bisa bertahan dengan alat yang terpasang di tubuhnya. Jika ...."
"Nggak, Dok! Saya yakin, dia bisa sembuh!" bentak Rio.
"Secara medis mungkin anda benar. Tetapi, sebagai umat beragama, saya yakin tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak," ungkap Rio.
Sang dokter pun berdiri dan mendekati Rio yang terpukul menghadapi kenyataan ini. Rio tidak sanggup jika harus membayangi kalau Aisyah ....
"Yakinlah akan kuasa Allah. Tetapi, hanya Allah penentu segalanya," ucap sang dokter menepuk pundak Rio dan berlalu pergi.
Rio pun menangis, airmatanya pun luruh membasahi pipinya. Saat itu, gawainya kembali berdering Terlihat sebuah nama memanggilnya. Lucky memanggil.
Rio pun keluar dari ruang sang dokter.
[Hallo. Ada apa?]
[Ok. Tunggu aku di ruang ICCU!]
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR
RomanceNarra sosok wanita mandiri yang haus akan perhatian dari Rio sang suami akhirnya berkenalan dengan seorang duda tampan bernama Aldi. Rio yang seorang workaholic menghabiskan hampir sebagian waktunya untuk bekerja. Niatnya hanya ingin membahagiakan s...