Hubungan Terlarang

3.2K 56 0
                                    

Malam pun tiba. Jam menunjukkan pukul 19.00. Narra pun bersiap pergi ke taman kota untuk bertemu Aldi. Kevin pun sudah dititipkan ke Mbok Darmi yang sudah dianggapnya sebagai Ibu sendiri.

"Mbok, saya mau pergi sebentar. Kevin jangan terlalu malam tidurnya ya." Narra pun berpesan pada Mbok Darmi. 

"Njih, Bu," jawab Mbok Darmi.

Kevin yang asyik menonton TV pun tak perduli saat Narra mencium keningnya saat berpamitan.

Narra pun membawa mobil kesayangannya melaju menuju taman kota. Jarak yang terlalu jauh, cukup ditempuh 15 menit dengan mobilnya ia pun sampai di taman kota. 

Narra pun mengambil ponsel dari dalam tas. Ia hendak menghubungi Aldi, tetapi Aldi sudah lebih dulu menghubunginya tadi. 

"Narra, kamu di mana? Aku sudah di taman kota,"

"Aku baru sampai, kamu di mana sekarang? Aku masih diparkiran mobil."

Narra pun keluar mobil dan mulai mencari keberadaan Aldi. Dan di sebuah sudut, ada seorang lelaki bertubuh tinggi atletis melambaikan tangannya. 

Aldi pun melangkah cepat dan saat bertemu Narra ia pun langsung menggandeng wanita yang dikenal dari dunia maya itu untuk berjalan mencari tempat yang nyaman berbicara. Malam itu, taman kota memang cukup padat, karena sedang ada sebuah pertunjukan. 

****

Akhirnya Narra dan Aldi pun duduk di sebuah sudut. Tak terlalu ramai. Aldi pun melihat Narra yang anggun dengan gamis dan cadarnya. Ia sungguh terpikat dengan keanggunannya. Sungguh, bagi Aldi Narra adalah sosok wanita yang selama ini dicarinya. Aldi benar-benar jatuh cinta saat pandangan pertama. 

"Hai, Aldi kamu kenapa?" tanya Narra membuyarkan lamunan Aldi. 

"Eh, Narra, maaf. Kecantikanmu membuatku …. Ah, sudahlah, lupakan saja." Aldi pun tersipu malu. 

Setelah memesan minuman dan snack ringan, Aldi pun mengajak Narra berbicara. Ia benar-benar memanfaatkan malam itu berdua dengan Narra. Ia tak lagi perduli, jika wanita di depannya itu wnaita yang sudah bersuami. Bukankah Narra juga menyayanginya? 

Cukup lama berbincang, Aldi pun ingin mengajak Narra ke sebuah tempat. Tempat yang lebih enak, nyaman dan suasana yang lebih menyenangkan. 

"Narra,  gimana kalau kita pindah tempat?" 

"Mau ke mana?"

"Kita ke pantai sujung, gimana?"

"Ah, enggaklah. Itu kan lumayan jauh dari sini. 

"Ayolah, Sayang, biar kita lebih enak ngobrolnya, di sini rame banget, enggak nyaman aku."

"Please, Narra,"

Sempat berpikir, tetapi akhirnya Narra mengiyakan ajakan Aldi. 

"Kamu bawa kendaraan?"

"Iya, kita pakai motorku aja, gimana?"

"Mobilku?"

"Ehm, gimana ya?"

"Ya udah deh, gimana kalau aku bawa mobil ke rumah dulu, baru kita pergi."

ISTRIKU DIKEJAR PEBINOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang