04-Caffe Victoria

58.1K 2.7K 15
                                    

"Mobil gue gimana?"

"tinggalin di rumahnya Juan, kalau ilang. Beli lagi, ribet lo!" kata Azfan menyeret Edwin keluar dari kamar Juan.

Kedua cowok itu mengejar Lakapala dan Juan yang sudah sampai lantai bawah. Ini semua gara-gara Edwin sialan! Yang mengajaknya tidur sore. Eh, jadi kebablasan sampai jam 8. Bangun-bangunnya Lakapala dan Juan sudah berpenampilan rapi. Keduanya lupa, kalau Lavelver Band memiliki jadwal manggung di Caffe Victoria jam 9.

"Woi! Jun! Lak! Tungguin gue bangke!" teriak Edwin. Sungguh, malam ini penampilan nya kacau. Mana belum sempat mandi lagi. Untung ganteng.

Juan yang melihat mamanya baru pulang kerja, mendengus. Cowok itu melirik Lakapala. "Tungguin gue di mobil,"

Lakapala mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya. Saat ia berpapasan dengan mamanya Juan, cowok itu berusaha tersenyum ramah. "Malam, tante.."

Wanita cantik itu membalas senyuman Lakapala. "Eh, malam juga Laka, kalian mau ke mana?"

"Ke Caffe, tan,"

"Oh.. Mau manggung? Emangnya ini malam apa sih?"

"Selasa tante!!" sambar Azfan dan Edwin misuh-misuh di belakang Juan. Azfan merapikan kemeja hitam polosnya. Hal itu juga dilakukan Edwin, cowok itu membenahi resleting celana nya yang belum tertutup sempurna. Huh! Untung aset berharganya tidak kelihatan.

"Kalian tunggu gue, di mobil" ucap Juan dengan nada dingin. Melihat tatapan tak bersahabat Juan kedua cowok itu nyengir kuda ke arah Juan lantas menyusul Lakapala yang sudah masuk ke dalam mobil nya Juan.

Juan melirik malas mamanya yang langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Wanita itu memijat pelipisnya, jadwalnya hari ini benar-benar padat.

"Ma.." panggil Juan.

Wanita itu menjawabnya dengan bergumam. Mata indahnya terpejam rapat. Polesan make-up nya saja tidak sempat untuk ia bersihkan. Tubuhnya terasa pegal-pegal.

"Kalau Juan minta Mama berhenti muncul di TV, Mama mau nggak?"

Kantuk wanita itu langsung hilang, dia menoleh ke arah putranya. "Juan kenapa ngomong gitu?"

"Juan, nggak suka Mama jadi artis.." jawab Juan jujur. "Juan mau mama nggak syuting, dan nggak keluar kota seperti biasanya.."

Wanita itu berdiri, entah kenapa mendengar ungkapan putranya membuat hatinya serasa teriris. Dia menyukai profesinya, karena sedari kecil ia bercita-cita menjadi artis terkenal. Dan itu terwujud 20 tahun yang lalu. Tapi hari ini, seseorang memintanya untuk kembali ke realitas. Bahwa hidupnya, tidak melulu tentang memainkan peran dalam skenario.

Dia tersenyum, artis papan atas itu memeluk putranya. "Juan, nggak suka mama jadi artis?"

Wajah Juan masih datar, dia tidak membalas pelukan mamanya. "Iya.."

"Alasannya, apa?"

"Udah Juan bilang tadi, Juan nggak suka mama muncul di TV.."

"Juan.." Suara wanita itu melemah. "Juan malu mama jadi artis?"

Juan tidak menjawab.

"Mama belum bisaa berhenti Juan, kontrak mama masih panjang.."

"Kalau begitu, berhenti jadi istrinya Papa.." ujar Juan seraya melepas paksa pelukan mamanya.

"Kamu mau mama cerai dari papa?" tanya wanita itu lirih.

Juan tidak menanggapi. Sebaliknya, cowok itu berjalan tergesa keluar dari rumahnya. Dia tidak memedulikan kalau sekarang mamanya langsung terduduk lemas di sofa.

TENTANG LAKAPALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang