"Lakapala, tante mau ngomong sama kamu," Arsita menatap wajah keponakan nya dengan raut serius. "Hal apa yang kamu sembunyikan dari tante..?" kata wanita itu, setelah Lakapala mematikan ponselnya, lantas memusatkan pandang ke arah Arsita.
"Maksud tante..?"
"Jani.." ujar Arsita, menghembuskan napas pelan. "Tujuan kamu apa?"
"Jika tante ngiranya Laka pacaran sama Jani karena ada kaitannya sama masa lalu Papa, tante salah." ucap Lakapala. Cowok itu membuang muka, menghindari tatapan penuh intimidasi Arsita. "Laka pacaran sama Jani, karena Laka sayang sama dia. Titik. Dan nggak ada sangkut pautnya sama masa lalu."
"Menurut tante aneh, aja.." Arsita mendongak, tenggorokan wanita itu memanas. "Kamu yang nggak peduli sama Papa kamu, tiba-tiba nanya ke Tante mengenai masa lalu Papa kamu, terus pas tante udah pulang, tau-taunya kamu pacaran sama anaknya kak Alara. Gimana tante nggak curiga sama kamu..?"
Lakapala menundukkan kepala. "Dulu emang iya..." aku Lakapala. "Tujuan awal Lakapala, cuma mau nebus kesalahan Papa sama tante Alara dan satu-satunya cara, adalah melindungi Jani. Anaknya tante Alara,"
Lakapala menghela napas. "Tapi sekarang udah beda tante.." kata Lakapala meyakinkan Arsita. "Laka udah sayang sama Jani,"
Arsita menggeleng, seraya memandang sendu Lakapala. "Tetap aja salah, ini salah Lakapala.."
"Apanya yang salah?"
"Kamu lagi menggali luka kamu sendiri," Arsita menggenggam tangan dingin Lakapala. "Kamu nggak jujur ke Jani,"
"Lakapala rasa itu udah nggak perlu tante,"
"Perlu!" Tegas Arsita, wanita itu kemudian berdiri lantas duduk di sebelah Lakapala. "Tante nggak sengaja nemuin buku 'catatan' di kamar kamu." Wanita itu menoleh ke arah Lakapala yang masih enggan menatap nya. "Itu punya siapa?"
"Jani.."
"Apa Jani tau buku itu ada di kamu?"
Lakapala menggeleng.
"Kamu lagi menyembunyikan fakta itu dari Jani..?"
"Lakapala cuma nggak mau, Jani benci sama Laka, itu aja." gumam Lakapala. Cowok itu mulai menebak reaksi Jani nantinya, jika tahu bahwa Lakapala lah, anak dari sosok 'om-om berambut gondrong' yang selalu diceritakan Jani pada tiap kali cewek itu merasa sedih tatkala melihat Mama-nya melamun.
Pernah Lakapala menanyakan pada Jani, jika semesta memberi kesempatan untuk bertemu dengan 'om-om berambut gondrong' itu, apa yang ingin Jani katakan pada pria itu.
Kala itu mata Jani langsung berapi-api, dan menjawab. "Jani cuma mau minta satu hal sama om itu. Jangan pernah muncul di hadapan mama Jani, walaupun sekedar hadir di mimpi mama Jani! Karena itu bakal nyakitin Mama dan Papa Jani..."
Lagi Lakapala bertanya. "Misalnya kalo Jani ketemu sama anak dari hasil pernikahan om berambut gondrong sama wanita yang lo sebut sebagai wanita iblis itu, lo mau bilang apa ke dia, Jani?"
Jani menjawabnya dengan gaya lebih santai daripada sebelum nya. "Ya, Jani nggak mau bilang apa-apa, karena nggak mungkin juga Jani bakal ketemu sama dia.."
"Jani tahu kamu anak dari pasangan Arsaka Farsa Gautama dan Syehna Vlarita?" tanya Arsita, membuat Lakapala kembali diliputi perasaan gelisah.
"Dia tau, cuma di buku 'catatan' itu, tante Alara nggak nulis nama Papa sama Mama,"
Lakapala terkekeh kecil, sebagai Penulis Arsita paham betul makna dari tawa kecil barusan, bahwa keponakannya tengah menyimpan begitu banyak luka.
Kalimat Lakapala selanjutnya mampu membuat Arsita tak kuasa menahan air mata kala mendengar keluhan Lakapala.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG LAKAPALA
Teen Fiction"Ganggu pacar gue, lo mati!" Lakapala Bramasta Gautama seperti Bintang. Ia merupakan gitaris kebanggaan band Legendaris SMA SANTANA membuat nama cowok itu bersinar. Parasnya, nyaris sempurna. Pun dengan gemilang prestasinya di segala bidang membuat...