7 Rings : Skandal

226 45 125
                                    

Jaemin senyum.

Karin cemberut.

Yangs bingung.

“Permisi tuan dan nyonya, ini kerkomnya gimana? Mau lanjut apa enggak? Kalo enggak gue ijin pulang cepet.”

“Pala lu pentol korek!” sembur Jaemin yang membuat Yangs kembali duduk di sofa coffee shop.

YAngs sudah memesan makanan juga minuman sebagai teman mengerjakan tugas. Sayangnya, makanan dan minuman yang dipesan keburu tandas oleh dirinya sendiri karena keterlambatan dua muda mudi itu yang tidak wajar.

Ya bagaimana bisa di bilang wajar, telatnya itu satu jam lebih sedikit. Yangs sudah spam chat di Jaemin, Karin. Semua tidak ada yang peduli. Spam di grup alhasil Yangs di kick sama Jeno. Miris. Untung saja, Yangs ini termasuk orang dengan tipe kesabaran di atas rata-rata. Sebelas dua belas sama Taro. Berbanding terbalik kalau sudah bersangkutan sama Jeno dan Renjun. Apalagi Jaemin.

Ini Yangs tidak tahu letak permasalahannya dimana. Perasaan yang salah itu yang telat kan. Tapi kenapa seolah-olah dianya yang salah. Apalagi raut Karin. Beuuuhhh, maseem!!! Sementara pemuda Na terlihat acuh tak acuh. Sesekali malah bersenandung kecil selain jarinya bergerak lincah di atas keyboard. Memang kalau soal begini, Jaemin paling mudah di andalkan.

“Na, gantian sini sama Karin,” kata Yangs.

“Kenapa gue? Ya elo lah,” Karin menolak. Tampangnya judes minta ampun. Yangs Cuma meringis.

Jaemin yang sadar gelagat Karin langsung melirik sinis cewe itu. “Lo kalo gak niat kerkom mending pulang aja deh. Percuma disini gak ada guna.”

Yangs keselek kopinya setelah secara langsung mendengar kalimat pedas Jaemin barusan.

“Lo kok dari tadi kasar mulu ngomongnya sama gue? Salah gue apa sih, Na?” Karin tidak terima.

“Kapan? Lo gak usah baperan.”

Karin mendecih. “Kayaknya lo udah kemakan pelet tunangan bego lo itu deh.”

“Tunangan bego?” alis Jaemin naik sebelah. Karin tersenyum sinis. Ditatapnya cowo itu tajam. “Iya. Bener kan? Gue inget banget gimana lo dulu ngebego-begoin dia. Tapi sekarang kayaknya lo udah bucin banget.”

Bibir Yangs terkatup rapat. Netranya melirik Jaemin dan Karin bergantian. “Eh, guys—“ katanya pelan tapi tidak cukup untuk menghentikan aksi tubir dua orang itu yang dulu dikenal akrab.

“Oh apa ciuman dia ngenakin?” lanjut Karin.

“Jaga mulut lo ya,” Jaemin tentu tidak terima atas kalimat Karin barusan.

“Guys, please. Jangan berantem,” Yangs mencoba menenangkan.

“Kenapa harus jaga mulut gue sementara tunangan lo itu seenaknya ngatain gue?!” Mata Karin sudah berkaca-kaca.

“Selama ini gue diem aja, Na Jaemin. Gue terima keputusan lo buat kita jaga jarak. Gue biarin lo tunangan sama dia!! Tapi cukup! Gue juga berhak perjuangin perasaan gue sama lo!!”

“Gue gak perlu menerima perasaan lo. Lo tau pilihan gue,” balas Jaemin datar.

Karin mengusap air mata yang sudah jatuh di pipinya. “Lo gak cinta sama dia, Na Jaemin! Dia juga gak cinta sama lo! Tapi gue cinta sama lo. Gue tau lo juga suka sama gue kan?”

Yangs menganga.

Jaemin yang sudah menyadari itu hanya bisa menghela. “Lo kebanyakan halu.”

Karin terdiam.

“Asal lo tau ya. Gak pernah sedikit pun gue suka sama lo. Well, lo itu Cuma pengisi waktu. Gak lebih. Lebih baik sekarang lo berenti berharap terlalu banyak sama gue. Gue udah punya pilihan dan itu bukan lo.”

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang