7 Rings : Empat Sekawan

175 40 34
                                    

"Jadi udah gak lagi?!" Seru Yangs, kaget juga dianya. Ternyata tebakannya tepat. Karin dan Jaemin udah gak deket lagi.

"Suara lo gede banget, bangsat," geram Jeno. Yangs nyengir terus garuk-garuk pipinya, bergumam kata sorry terus lanjut minum sodanya.

Renjun yang sedari tadi nyimak doang, sebenernya dalam hati nyimpen tanda tanya besar. "Lo ngegebet siapa lagi?" Dan pertanyaan ini justru terlontar dari bibir Taro.

Jaemin tersenyum tipis. Lantas memainkan kaleng sodanya dan mencoba mengingat acara makan malam keluarganya juga Riri.

"Gue di jodohin sama bunda," jawab Jaemin apa adanya.

Sontak aja, keempat sohibnya itu kaget.

"Lo serius?!" Yangs kembali dengan suara toanya. Kali ini di toyor sama Renjun. Yangs nyengir.

"Sama siapa? Kok bisa? Lo mau?" Taro menghujaninya dengan beberapa pertanyaan. Jeno ikutan penasaran, berikut Renjun.

Jaemin menatap satu persatu temannya itu, disertai senyum misteriusnya. "Kalian tau kok orangnya. Pernah kita gibahin di grup."

Jeno, Yangs, Taro langsung mikir keras.

Siapa?

Perasaan banyak deh cewe yang digibahin mereka di grup.

"Riri Choi ya?" Tebak Renjun. Tiga yang lainnya langsung natap Renjun kaget. Sementara Jaemin cuma mengangguk santai.

Mata Jeno membulat. "Gilak, beneran?"

"Bukannya lo gak suka tuh cewe?" — Taro

"Iya, kenapa bisa?" — Yangs

"Bunda lo ya yang maksa?" - Renjun

Jaemin menghela. "Memaksa secara halus dan gue gak bisa berbuat apapun karna takut bunda kecewa."

Renjun sangsi dengan kalimat Jaemin. Ia mencibir temannya itu yang langsung di sadari sama yang lain.

"Alah lo juga pasti ada motif tersembunyi kan?"

Dahi Jaemin mengernyit, "motif apaan?"

"Udahlah, lo bilang aja, mau ngebales tuh cewe, kepalang sakit hati lo kan di katain mulu brengsek sama dia," lanjut Renjun yang tepat sasaran.

Raut Jaemin seketika muram. Di rematnya kaleng soda kosong miliknya.

"Itu urusan gue," kata Jaemin datar.

"Lo dari awal niatan udah gak baik. Kena karma lo baru tau rasa," ujar Yangs.

"Dih sok bijak lo," sikut Taro. Yangs berdecak.

"Pikirin lagi deh, bro. Tunangan itu gak sekedar tukar cincin doang. Tapi perasaan lo juga harus di korbanin disana." Nasihat Jeno yang di setujui Renjun.

"Gue udah niat kok. Jadi gue gak bakalan mundur sampai keinginan gue terealisasikan."

——

Bermodal kekepoan empat sekawan, siang itu mereka sengaja makan di kantin FISIB. Syukur-syukur ketemu sama Riri, calon tunangan Jaemin itu. Sedari tadi nungguin orangnya sambil makan malah gak nongol-nongol. Tapi gak lama penantian mereka membuahkan hasil juga.

Kek kata Renjun, ini cewe emang tipikal bar-bar yang bukan tipe Jaemin banget. Iya sih dari segi penampilan emang keliatan banget anak berada. Dari ujung kaki sampe ujung rambut semua barang branded. Cantik juga sih walau ukuran tubuhnya agak mini alias mungil. Tapi sekalinya ngomong, suaranya cempreng dan ceplas ceplos.

"Makasih—"

"Jeno," kata Jeno sembari meletakan mangkuk ramen dihadapan Riri lengkap dengan chicken tempura dan sayur. Cewe itu membalas senyum ramah Jeno dan mulai makan dengan lahap.

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang