7 Rings : Ku Kejar Tapi Tak Ku Dapatkan

268 49 17
                                    

Bruk!

"Aduh," Riri oleng dan langsung mendongak buat ngeliat siapa yang barusan di tabraknya. Baru aja mulut mungilnya mau nyumpah, tapi keburu di telen gegara yang berdiri di depannya ini salah satu dosen bimbingannya. Bu Yoona.

"Eh, ibu. Maaf, bu. Gak sengaja," kata Riri sambil nundukin kepalanya.

Bu Yoona senyum manis. "Iya, gak apa-apa. Kamu kenapa lari-larian di parkiran?" Tanya Bu Yoona.

"Di kejar setan, bu," jawab Riri sambil cengar cengir.

Bu Yoona mengernyit. "Setan? Sore-sore gini?"

"Loh, bunda?"

Riri dan Bu Yoona noleh bersamaan ke sumber suara. Riri melotot begitu ngeliat sosok Jaemin berdiri gak jauh darinya. Riri buru-buru kabur dari sana. Bu Yoona keheranan sementara Jaemin dengan napas terengah nyamperin dosen muda itu.

"Bun, belom pulang?" Tanya Jaemin pada Bu Yoona yang gak lain adalah bundanya. Iya, beneran bundanya. Bunda kandung. Dan gak banyak orang yang tau kalo Bu Yoona itu bundanya Jaemin. Soalnya di kampus mereka berdua jarang berinteraksi.

Bu Yoona sendiri dosen jurusan sastra dan Jaemin itu mahasiswa jurusan kedokteran.

"Belom. Ini baru mau pulang. Terus kamu kenapa? Lari-larian sampai keringetan gini," Bu Yoona ngusap peluh yang membanjiri dahi ganteng anaknya.

"Ngejar setan, bun," sahut Jaemin sambil ngibas-ngibasin kemejanya yang juga basah oleh keringat.

Bu Yoona makin heran. Ini kenapa anak sama mahasiswinya jadi pada random gini. "Setan lagi?"

Jaemin mengangguk terus matanya sibuk merhatiin koridor kosong yang ngarah ke gedung fakultas. Sayang banget, Jaemin kehilangan jejak cewe bar-bar yang ngaku sebagai temennya Yeni itu. Awas aja! Jaemin bakal cari tahu fakultas mana cewe itu dan buat perhitungan sama dia.

"Na, kenapa?" Bu Yoona merhatiin Jaemin yang keliatan kesel mukanya.

Jaemin menggeleng.

Bu Yoona nepuk bahu Jaemin. "Kamu mau pulang bareng bunda atau pulang sendiri?"

"Nana bawa motor, bun."

Bu Yoona mengangguk. "Ya udah. Sampai ketemu di rumah ya."

"Iya, hati-hati, bun."

Sementara di tempat lain, Riri duduk di ujung tangga. Kakinya di lurusin sambil di pijit-pijit sama dia. Pegel banget. Gilak! Lumayan juga lari dari parkiran sampai ke fakultasnya. Mana gak pake alas lagi. Sakit banget kakinya.

"Haechan mana lagi? Jahat banget ninggalin gue! Awas aja kalo ketemu! Gue hajar dia!" Omel Riri terus ngeluarin ponsel dari tas tangannya.

Riri mendial nomor Haechan. Gak lama panggilannya di angkat.

"Anjir! Lo dimana?!" Teriak Riri kesel.

"Gue di kantin. Minum, aus gue gara-gara larian."

"Enak banget lo minum. Gue disini kesusahan!"

"Elo sih. Ngapain tadi? Lo gak kepikiran Jaemin bakal nyari dan balas lo setelah ini?"

"Ya mana gue mikir, bego!"

"Oh iya, lupa gue. Lo kan males mikir."

"Ck! Sembarangan lo ya!" Kesal Riri.

"Lo dimana sekarang?" Tanya Haechan.

"Gak tau! Gak usah sok peduli! Mending sekarang lo cariin gue sepatu apa sendal kek. Kaki gue sakit. Terus pesenin gue seblak bakso level neraka! Laper gue!"

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang