Dua cangkir kopi buatan Bi Reni menemani Om Sehun dan Jaemin. Keduanya duduk santai di gazebo halaman belakang rumah Om Sehun yang asri. Halaman belakangnya gak kalah luas sama depan. Ada swimming pool, taman bunga, juga lapangan basket. Kata Om Sehun, dulu waktu masih muda sering banget main sama Om Johnny yang ternyata bokapnya Lee Haechan. Cowo yang suka ngintilin Riri kemana pun itu.
Om Sehun cerita soal istrinya yang merupakan sohib kental bunda juga ayah Jaemin semasa sekolah. Jaman masih kenal cinta monyet tapi berakhir jodoh dan lancar sampai ke pelaminan. Sempat putus kontak. Entah takdir atau gimana, Om Sehun ketemu lagi sama bunda. Mengenang masa lalu dan saling membagi cerita tentang masa kini. Lalu ujungnya, merencanakan perjodohan putera puteri mereka yang gak lain Riri dan Jaemin.
"Gimana kuliah? Lancar?"
Lantas Jaemin mengangguk sebagai jawaban atas tanya Om Sehun. Jaemin kembali menyesap kopinya. Asli ya, Jaemin gugup pake banget ini. Tapi dia berusaha buat menutupi itu dengan sesekali menyunggingkan senyum. Ia hanya menimpali sesekali cerita dari Om Sehun. Lebih senang menyimak khidmat. Padahal Jaemin ini termasuk orang yang banyak bicara. Tapi dalam keadaan gini, ia lebih milih bungkam.
"Kamu jurusan kedokteran kan?" Tanya Om Sehun lagi. Kali ini Jaemin baru menjawabnya secara lisan bukan hanya dari gerak tubuh. "Iya, Om."
Om Sehun menepuk lengan atas Jaemin. Ada senyum bangga terukir di bibir pria paruh baya itu. "Waah, calon mantu om luar biasa. Gak salah pilih ini om."
Jaemin tersipu. Ya malu sekaligus seneng gitu dipuji sama Om Sehun.
"Nak Jaemin."
"Iya om?"
"Om berharap kamu bisa jadi pendamping Riri seumur hidup. Bisa jagain dia andai kata Om gak umur panjang. Om berharap banyak sama kamu, nak."
"Om—"
"Waktu om udah gak banyak lagi, Jaemin."
Deg!
Jantung Jaemin mencelos saat Om Sehun tiba-tiba ngomong gitu. Ia terdiam di tempat dengan mulut setengah menganga. Kelopak matanya mengerjap lamat.
"Maksud om?"
Om Sehun menghela sebelum melempar pandangannya ke dalam jernihnya air dalam kolam renang yang terlihat tenang. "Jantung om udah gak sehat. Terakhir pasang ring sekitar tiga tahun yang lalu. Itu pun tanpa sepengatahuan Riri. Om gak mau dia khawatir. Ini udah jalan dua tahun dan kata dokter, ini terakhir kali karna gak memungkinkan buat pasang ring lagi mengingat usia om. Om gak mau pesimis. Tapi gejala yang di timbulkan membuat om merasa kalo waktunya emang udah dekat. Om udah gak punya banyak waktu buat menjaga puteri om satu-satunya."
"Om khawatir banget waktu itu. Om juga gak bisa mengandalkan Haechan atau abang om karna mereka punya kewajiban sendiri. Jadi om emang berencana untuk jodohin Riri. Saat itu om belum ketemu sama Yoona."
Jaemin meneguk ludahnya pahit. Menunduk dalam diam meresapi setiap kalimat yang dilontarkan Om Sehun. Dua tangannya tertaut di atas paha.
"Dan seperti emang udah takdir. Om ketemu sama bunda kamu dan tiba-tiba dia punya rencana brilliant buat jodohin puteranya sama anak om. Dan itu kamu, Na Jaemin."
Om sehun kembali menfokuskan netranya pada sosok pemuda di sampingnya itu. "Om yakin kamu bisa jagain Riri sebagai pendampingnya nanti. Sebagai suami yang baik di dunia ini. Om tau, Riri banyak kurangnya. Mungkin itu karna om terlalu manjain dia. Tapi di balik sikap dia yang kayak gitu, Riri cuma butuh cinta dan banyak perhatian. Om merasa selama ini om kurang memberi itu sama Riri. Om banyak sibuk nyari uang yah buat bekel dia nanti kalo om udah gak ada. Biar hidup dia nyaman dan gak kurang apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]
Fanfiction[PG+16] | Completed "Gimana jadinya kalo dua makhluk yang selalu terlibat percekcokan sengit tiba-tiba di jodohin?" Present : Jaemin x Riri (OC) With Hyunjin and others :: Bahasa semi baku :: Chapter sudah lengkap :: Don't be silent readers