7 Rings : Not Sugar But. . .

210 34 11
                                    

Selesai.

Jaemin tersenyum, merenggangkan otot lengan dan lehernya yang kaku. Mungkin karena posisi duduknya yang kurang nyaman. Ya gila sih, ngetik hampir dua jam, tanpa jeda. Udah biasa, tapi tetap aja, cape. Tapi gak masalah, terpenting, tugasnya udah selesai.

Eh, enggak ding.

Bukan tugas Jaemin.

Tapi tugas kebo yang masih bojel alias bobo jelek disebelah Jaemin. Dengkurannya makin terdengar jelas. Mana keknya ngiler lagi. Cowo tampan itu cuma bisa menghela panjang. Gak tau rentetan kalimat apa lagi yang bisa di ucapkan bibir tipisnya kalau soal Riri Choi.

Pertanyaan satu. . .

Riri ini berasal dari antah berantah mana sih?

Ajaib.

Iya, satu frasa itu emang paling tepat buat menggambarkan sosok Riri di benak Jaemin.

Jaemin jadi penasaran, waktu hamil, ibunya Riri ngidam apaan sih sampai lahir anak modelan gini.

Sepasang netra Jaemin mulai menelisik wajah tidur Riri yang damai. Seolah hidupnya gak ada beban samsek. Iya, gak ada beban kali ya. Atau emang otaknya emang gak pernah mikirin namanya beban. Mungkin satu kata beban, adalah frasa aneh bagi Riri. Hidupnya kek enak bener gitu. Jaemin aja yang otaknya udah encer masih suka terbebani sama tugas kampus dan segala tetek bengeknya.

Tapi Riri. . .

"Bikin iri," kata Jaemin pelan dan keterusan merhatiin Riri yang masih dalam posisinya, tidur dengan kepala tertumpu di meja, posisinya miring, ngebuat pipinya yang lumayan chubby ke genjet. Bibir Jaemin tertarik ke atas, membentuk kurva melengkung yang manis.

Kalau lagi tidur aja, keliatan jinaknya. Jinak? Jaemin terkekeh pelan atas pilihan kata dalam benaknya. Bisa-bisanya. Emang Riri sejenis hewan apa pake acara jinak segala. Orang dia manusia. Iya, manusia tulen ajaib dan kalau diliat-liat manis juga.

Jujur nih, sebagai cowo, Jaemin akui, Riri itu cantik. Punya mata sebulat almond dengan iris sehitam jelaga. Bulu matanya lentik dan panjang. Hidungnya gak besar, kecil dan mancung. Pipinya sedikit chubby dengan bibir mungil penuh sewarna cherry. Rambutnya hitam panjang meski suka di cat warna aneh-aneh. Tubuhnya mungil, pas banget buat dipeluk.

Jaemin tertegun.

Melirik pinggang ramping Riri yang hari ini keliatan jelas karena cewe itu memakai crop top dengan jeans boyfie high waist. Agak heran sih, biasanya nih cewe gak lepas dari dress. Ah enggak juga, satu yang gak ketinggalan, heels sepuluh sentinya. Keknya itu benda yang gak boleh terlewatkab dari ootd-nya. Semacam identitas kali ya?

Sekali lagi, Jaemin jujur soal fisik Riri yang mumpuni buat jadi tipe idealnya. Tapi balik lagi, gak semua bisa di ukur dari fisik. Bagi Jaemin hal paling utama itu sikap. Riri? Minus. Ada gak sih di bawah minus? Minus, minus, paling minus.

Dari segala sikapnya, Riri ini jiwa preman pasar. Beda banget sama cewe-cewe yang pernah deket sama Jaemin. Rata-rata lemah lembut dan anggun. Kek bundanya.

Jaemin tersadar dari lamunannya melihat Riri yang menggeliat pelan dalam posisi tidurnya. Cowo Na itu buru-buru menelungkupkan kepala di atas lengannya yang terlipat di atas meja. Memilih pura-pura tidur daripada ke gap lagi merhatiin Riri yang lagi tidur.

Ia merasakan pergerakan disebelahnya. Lalu suara khas bangun tidur Riri yang bisa di dengar Jaemin.

"Anjir!!"

Tuh, ngumpat lagi!

"Jaeman napa gak bangunin gue sih?! Tugas gue kan belom—hah?! What?!"

Riri kaget lah. Ngeliat ketikannya udah selesai. Ini dia gak ngimpi kan? Riri ngucek matanya, mastiin kalau ketikannya emang udah selesai. Ternyata beneran udah selesai.

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang