7 Rings : Haechan

200 37 95
                                    

Be ready

3k words

* * *

Jaemin baru pulang dari kampus dan bunda tiba-tiba mengajaknya keluar buat makan malam. Di antara keduanya sudah beberapa hari tidak bertegur sapa. Sejak skandal itu. Bahkan setelah Jaemin datang atas inisiatifnya sendiri ke rumah Om Sehun. Bunda belum ada tanda-tanda mau memaafkannya. Jaemin hanya bisa pasrah dan menerima keadaan.

Sampai di sebuah restoran keluarga, bunda memimpin jalan ke ruang VIP. Saat Jaemin masuk setelah bunda, ia terkejut melihat kehadiran tante Sooyoung juga Karin. Tante Sooyoung memandang puas bunda karena seperti permintaannya, ia membawa Jaemin. Tentu saja, Sooyoung ingin meminta tanggung jawab Jaemin, juga kata maaf darinya.

Berbanding terbalik dengan Karin yang sedari tadi hanya diam. Ia duduk gelisah dan enggan menatap langsung Jaemin maupun bunda. Tanpa kalimat basa basi, Jaemin duduk di samping bunda. Begitu pula dengan sang ibunda. Masih tersimpan rasa kesal dalam dadanya mengingat bagaimana Sooyoung memaki puteranya.

"Sesuai permintaan kamu, saya bawa Jaemin. Tapi bukan untuk meminta maaf apalagi mempertanggung jawabkan perbuatan yang bahkan gak di lakuinnya," perkataan bunda membuat senyum Sooyoung perlahan menghilang.

Brak!

Karin tersentak mendengar sang mama menggebrak meja. Ia menatap nyalang bunda yang sama sekali tak terganggu akan gertakan itu.

"Tante yang sopan ya. Kita udah datang baik-baik kesini."

"Diem kamu!" tunjuk Sooyoung ke Jaemin. Jaemin menutup mulutnya rapat tapi tidak bisa menutupi emosi yang tersirat dari matanya. Ia mencoba menahan diri untuk tidak bersikap kurang ajar pada orang yang lebih tua.

"Memang ya, anak yang broken home kayak kamu jadinya kurang didik kayak gini. Saya minta kamu datang buat minta maaf. Tapi bunda kamu ini-"

"Saya gak masalah kamu hina saya ya, Sooyoung. Tapi jangan hina Jaemin! Perilaku Jaemin gak ada hubungannya sama sekali dia anak broken home apa enggak. Dan seharusnya, kamu ngaca. Anak kamu udsh bener apa belum?" bunda menatap tajam Karin yang sejak tadi hanya diam menunduk.

"Oh, jadi sekarang kamu mau playing victim?! "

Tanpa banyak bicara, bunda menggeser ponselnya ke tengah meja. Dagunya mengedik pada benda pipih itu. Jaemin mereguk ludahnya kasar, menatap bunda dan tante Sooyoung bergantian. Ia tau, di dalam ponsel tersebut ada rekaman video itu.

"Sekarang, ayo bilang jujur Karin, sebenarnya apa yang terjadi? Kamu sama Jaemin, apa benar yang ada di video itu?"

Karin tak mampu menjawab. Sooyoung memegang bahu puterinya lembut. "Ayo sayang. Bilang sebenarnya. Kamu jangan takut, mama ada di sisi kamu. Mama tau kamu pasti di ancam 'kan?" Sooyoung sempat melirik sinis Jaemin.

"Kenapa diem?" kejar bunda.

"Karin,"

"Kalo kamu berbohong, saya pastikan video kebenarannya akan saya ungkap sama semua orang. Kalo kamu memang menjebak Jaemin. Mengedit video itu seolah kamu yang sedang dilecehkan. Padahal kenyataannya gak gitu. Lalu saat semua orang lain tau kebenarannya, kamu yang malu," kata bunda tidak main-main.

Karin mulai menangis. Sooyoung menatap puterinya bingung. "Karin, sayang. Kenapa diem? Ayo bilang yang sebenarnya."

"Karin, ayo bilang yang sebenernya. Kita gak ngapa-ngapain. Mama kamu yang minta aku datang. Kita berantem habis itu, kamu-"

"Maaf hiks," satu kata itu terlontar dari bibir Karin. "Maafin Karin, tante. Hiks. Karin gak bermaksud gitu. Karin terlalu kesal. Karin-hiks."

Sooyoung terdiam. Ia terduduk lemas di kursinya. Menatap puterinya nyaris tak percaya. "Karin, kamu. . ."

Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang