Hari ini jingga ada mata kuliah statistik lanjutan suaminya. Sebenarnya dia mau tidak masuk saja, karna benar-benar sudah malas sekali melihat tampang pembohong itu. Tapi kalau tidak masuk sampai 3 kali percuma, nilainya akan C Bisa-bisa D, dan dia tidak mau mengulang lagi di semester depan. Untuk itu hari ini mata kuliah Raka, dia benar-benar mempersiapkan nya dari datang sebelum pria itu sampai di kelas, menguasai materi, menanyakan ada tugas atau tidak. Dia benar-benar tidak mau ada celah sedikit pun bagi Raka untuk berkomunikasi.
"Selamat pagi semuanya..."
"Pagi pak..." Mata raka menyapu ruangan. Dia menemukan apa yang ia cari sejak kemarin. Tampak gadis itu tak mau menatapnya. Ia masih sangat marah
"Kumpulkan tugas portofolio Minggu kemarin. 5 menit!" Setelahnya Raka menghitung sesuai jumlah mahasiswa nya seperti biasa.
"Bagus, semua lengkap. Saya akan memberikan quiz pagi ini. Saya ingin tahu kesiapan kalian dengan mata kuliah saya. Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan portofolio yang kalian kumpulkan hari ini"
"Jingga Aurora, bisa tolong bantu saya memberikan soal-soal ini pada seisi kelas?"
Jingga mendongak, dia menghela nafas lalu maju ke depan mengambil tumpukan kertas itu dari tangan Raka.Raka sempat menahan kertas-kertas itu beberapa saat ketika Jingga mengambilnya. Keduanya saling bertatapan dingin sebelum akhirnya Raka melepaskan kertas-kertas di tangannya.
Saat mengerjakan quiz mereka, Raka berkeliling melihat sampai sejauh mana mahasiswa nya bisa dan mampu mengerjakan. Ia berhenti disamping tempat duduk istrinya beberapa lama, ralat: sangat lama. Hingga membuat Jingga risih dan tidak bisa berfikir jernih. beruntung dirinya semalam sudah mempelajari materi nya, hingga ia sedikit banyak faham. Raka mengulum senyum melihat hasil pekerjaan Jingga. Entah tersenyum karena jingga salah atau terlewat pintar pagi ini.
"Jika sudah, silahkan di kumpulkan di depan dan boleh keluar"
Jingga rasanya sudah ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya agar bisa keluar dari kelas neraka itu. Tentunya agar Raka tak punya waktu untuk mendekatinya.
Raka melihat hasil quiz yang dikerjakan gadis itu. Sebenarnya sudah cukup bagus, tapi yang membuat resah kembali adalah tulisan di belakang pekerjaannya.
"Mulai sekarang aku tidak ingin ada hubungan apapun denganmu. Aku menutup akses semua hubungan kita. Tidak usah mencari-cari aku lagi. Jika kamu ingin melihatku bahagia, maka bersikaplah profesional antara mahasiswa dan dosen. Mungkin lebih baik hubungan itulah yang terjadi"
Raka memejamkan mata, ia menggertakkan giginya, mengepalkan tangannya kuat-kuat. Itu artinya merelakan gadis itu? Tidak mungkin ia kabulkan begitu saja.
----------------------***********-------------------------
"Jingga nggak pulang dari kemarin Rak... Aku pikir kalian baik-baik saja. Dia juga tidak cerita apapun" kata Awan setelah Raka menemuinya malam ini. Keduanya begitu gusar dan gelisah
"Aku udah tebsk dia pasti marah besar kalau tahu masalah ini Rak... Apalagi aku ini kakaknya, malah tak memberi tahunya apa-apa"
"Sekarang kita cari kemana?"
"Ke kosan Mayang" tukas Raka.
Sampai sana, tanpa ba-bi-bu lagi Raka mengunjungi kosan sahabat istrinya dan menanyakan keberadaannya.
"Jingga nggak disini kok pak.. suwer mas awan..."
"Saya minta tolong may... Nilai kamu jadi taruhannya" ucap awan yang langsung dihadiahi lirikan tajam dari Raka. Awan hanya mampu nyengir kuda.
"M... Gini deh mas, sebenarnya Jingga kos di jalan kasuari sana, dia juga kerja di minimarket dekat dari kosannya. Ada temennya katanya yang nawarin dia kerjaan dan kosan gratis katanya" jelas Mayang
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON)
Romance#PART LENGKAP, NAMUN ADA VERSI PANJANG DAN LEBIH UNYU DI NOVELAH DAN KBM! "Kamu kalau nggak perlu apa-apa disini, mending cari kerjaan yang produktif sana" suara Raka memecah keheningan. "A-aku mau anter ini" jingga mengulurkan sebuah kertas yang s...