15. Status Gantung

2.3K 128 0
                                    

"Mau kah kamu membenahi dan menyempurnakan tugas akhir ku?"

"Ini sudah 3 tahun berlalu, dan kamu baru saja mengajukan revisi. Maaf, kamu harus memulai dengan usaha yang lebih besar, persiapkan mental mu dengan penguji-penguji profesional"

Laki-laki itu tersenyum misterius.

"Usahaku dalam memperjuangkan mu selama ini lebih besar dari yang kamu perkirakan asal kamu tau..." Dahi jingga mengkerut. Pertemuannya dengan Raka masih kurang satu bulan, bagaimana ia bisa mengatakan sudah berusaha keras untuknya.

Kata-kata Raka terus menerus bergema di telinganya. Pria itu mengajukan permohonan maaf dan ingin menjalin hubungan kembali setelah 3 tahun berlalu. Jingga tak bisa mengambil keputusan secepat itu. Jika dulu, ia yang begitu giat mengejar cinta Raka, maka kini harusnya Raka lah yang berupaya lebih keras lagi menggapainya. Jika dulu, ia yang pergi tanpa diperjuangkan, maka kini harusnya Raka punya seribu cara menaklukannya.

Namun, itupun jika Raka benar-benar tulus ingin memperbaiki hubungan mereka. Kalau tidak, kenapa ia tak jujur soal hubungannya dengan Bu Sarah?

Setelah dari depot makan tadi, Jingga lebih banyak diam. Dia sibuk dengan pikirannya. Sibuk menduga-duga dan menerka-nerka yang tak jelas. Padahal bisa dipertanyakan langsung dengan gamblang. Wanita memang memiliki kode yang rumit.

"Ka.. kenapa malah ditungguin, aku kan bisa minta tolong susulin sakti kesini" tanya jingga setelah Raka mengantarnya ke sekolah dan memilih menunggunya hingga siang.

"Nggakpapa, ini merupakan poin usahaku untuk menjalin hubungan lagi denganmu" pria itu tersenyum, setelah Jingga menutup pintu mobil.

"Hm... Kira-kira berapa presentase aku bakal nerima kamu lagi?"

"Kalau dihitung statistik selama 3 tahun ini, probabilitas nya 1"

"Yakin? Pede banget!!"

"Tapi keyakinan ku lebih besar dari rumus probabilitas" Raka mengedipkan mata, membuat jingga semakin terpesona.

"Raka..."
"Ya..."
"Tidak adakah yang ingin kamu ceritakan padaku?" Raka mengernyit.

"M maksudku ada hal yang kamu sembunyikan dariku?" Lanjut jingga.

"Tentang apa?" Jingga hendak menanyakan tentang Bu Sarah tapi diurungkannya. Lebih baik ia akan mencari tahu nya sendiri nanti karna dia tak yakin jika menanyakan nya langsung pada Raka.

"Ng.. nggakpapa, aku mau istirahat ke posko" pria itu menarik jemari jingga ke dalam genggamannya. Dalam sehari ini, keduanya tak sungkan kulit mereka bersentuhan.

"Aku tau kamu masih ragu denganku. Tapi aku janji Aku akan memberi banyak waktu yang kamu butuhkan" entah kenapa, laki-laki itu semenjak menjadi dosennya yang menyebalkan, baru kali ini terlihat sangat lembut.

"Bukan hanya waktu, tapi aku butuh ruang untuk memikirkan semuanya. Aku ingin,,, kita menjaga jarak setidaknya sampai KKN usai"

"Kenapaaa" nada bicara Raka sedikit meninggi. Laki-laki itu mengusap wajahnya frustasi.

"Aku ingin menjalani KKN ku dengan tenang"

"Memang selama ini saya ganggu?" Astagaa... Baru saja dipuji, jiwa ngeselinnya kembali lagi. Jingga mengusap keningnya, pusing mikirin Raka yang tak paham-paham akan maunya.

"Aku tadi kan udah bilang di awal, kalau karna kamu deket-deket sama aku, temen-temen jadi mikir yang nggak-nggak!! Ngerti nggak sih? Katamu lulusan cumlaude, tapi begini aja aku mesti ngulang-ngulang?!!" Rasanya jingga habis kesabaran dibuatnya.

"Terserah kamu" Raka melepaskan genggamannya, laki-laki itu dalam mode ngambek. Lihat saja, pasti nanti dia uring-uringan nggak jelas.

----------------------*********----------------------

GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang