Apel malam dimulai. setelah kepulangan Raka tadi sore, dosennya itu seperti yang di duga Jingga, pasti akan uring-uringan nggak jelas. Tidak ada yang berani membalas atau membuka chat grup mereka sampai apel malam telah tiba.
"Marah-marah nggak jelas lagi. Aku heran Karo dosen awak Dewe Iki. Titik-titik ngambul, titik-titik ngambul koyok perawan PMS iku perkorone opo" kali ini Choki yang bersuara.
"Wes mbukak grup durung?" Tanya Andre pada Choki.
"Emoh, dibuka salah, ga dibuka salah, diwoco dibales tambah kena masalah"
"Tau nggak, pak Raka itu minta kita kirim time schedule KKN kita selama sebulan ini apa saja, terus suruh kirim laporan kerja mingguan kita sampai Minggu ini, sama lagi-lagi kita disuruh buat berita yang harus dikirim ke portal berita online, lusa harus terbit katanya. Sementara lusa adalah Minggu, alamat kita nggak bisa santai-santai hari Minggu ini" kelas Ferry.
"Ck... Kenapa sih tuh dosen PMS nya tiap weekend" keluh Nurdin
"Jangan gitu dong, gitu-gitu juga aset negara. Dosen favorit akutu. Calon suamik. Hehe" timpal Karin dengan nada manjanya.
Jingga sudah menduganya bahwa Raka akan begini. Karena permintaan nya agar menjaga jarak hingga KKN usai ditentang oleh laki-laki itu. Disisi lain, keputusan Jingga sangatlah beralasan.
"Ngga..."tanya Diana. Kali ini masih di depan forum rapat evaluasi harian.
"Maaf nih ya kalau aku lancang, tapi harus kutanyakan di depan forum seperti ini karna ini sepertinya juga masalah buat kita" penjelasan Dina membuat jingga takut untuk mendengar kelanjutannya.
"Kamu sama pak Raka tuh ada apa sih? Kalian punya something spesial ya?"
"Ya nggak mungkin lah Di... Jangan ngada-ngada kamu. Pak raka kan ada hubungan khusus sama Bu Sarah, calon istrinya ya mbaknya Ivy" celetuk Lusiana.
"Ya kan kita tanya versinya jingga gimana"
"Pak Raka tadi kan udah bilang, kalo jingga adik sahabatnya. Ya tentulah dia baik banget Ama jingga" timpal Lusiana lagi.
"Tapi sama Ivy nggak gitu Deket amat. Jadi mungkin aja ada yang perlu di analisis disini"
"Hallah guayamu Di... Pake analisis segala" celoteh Nurdin.
"Sudah-sudah, aku sama pak Raka itu nggak ada apa-apa. Ya betul, dia sahabat mas Awan, mas ku. Jadi dia sering main ke rumahku. Gitu aja sih"
"Tuuh kan, apa aku bilang" kata Lusiana.
"Oke... Jadi klarifikasi malam ini di tutup ya, kita balik ke masalah chat grup tadi. Ini kalo dia uring-uringan terus begini, kita mau minta dia jadi Narsum penyuluhan kita Senin besok nggak bisa" jelas Ferry.
"Ya udah, dikerjain aja tugas dari bapak nya sekarang. Repot amat" celetuk jingga tak mau ambil pusing.
"Ngga, kamu kan Deket sama pak Raka nih. Bisa nggak kamu tolongin kita. Kamu minta tolong buat mas mu jadi sponsor kita, terus deketin pak Raka gitu buat jadi Narsum penyuluhan. Biar warga makin tertarik untuk ikut juga gitu dengan proyek kita nanti. Orangnya kan bening gitu yak?!! Haha" tanya Ferry yang dihadiahi pelototan mata jingga.
"Nggak ah, ngapain. Kalau sama mas Awan oke aku bisa bantu. Tapi kalau pak Raka. Ogah. Bisa minta tolong Ivy deh lewat Bu Sarah" usul Jingga.
"Vy... Gimana" tanya Ferry pada Ivy.
"Tadi aku sih udah iseng nanyain ke mbak Sarah biar minta tolong ke pak Raka bantuin kita. Tapi katanya pak Raka sibuk gitu" Ferry menghela nafas.
"Ngga... Kamu kan bisa minta tolong lewat mas mu sekalian. Sekalian nyebur gitu maksutnya hehe" Ferry mencoba merayu sekali lagi. Jingga memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON)
Romance#PART LENGKAP, NAMUN ADA VERSI PANJANG DAN LEBIH UNYU DI NOVELAH DAN KBM! "Kamu kalau nggak perlu apa-apa disini, mending cari kerjaan yang produktif sana" suara Raka memecah keheningan. "A-aku mau anter ini" jingga mengulurkan sebuah kertas yang s...