BONUS CHAPTER 1

3.4K 159 11
                                    

Hallo semuanya, lagi gabut nih. Mau bikin cerita lagi juga masih males. Jadi rencananya aku mungkin akan revisi cerita ini karna aku rasa ada yang nggak sreg di hati aku dan aku pengen benahin dikit-dikit. Entah konflik atau ending nya. Sambil jalan dan santai aja sih sebenarnya nunggu feel nya dapet. Hehehe.

Sekali lagi tekngkyu untuk 1,2 k viewers dan yang taruh ini di reading list kalian padahal cerita ini masih jauh dari layak. 💋💋💋

Dan eng ing eeeeeng... Aku balik lagi gaiss. Aku masih belum bisa move on dari pak Raka Raditya yang tetep jutek kalau ngajar di kelas dan istrinya yang tukang ambekan hihihi...

----------------------***********-------------------------

Hari ini senyum Raka mengembang sempurna. Jika Kemarin-kemarin tampangnya berantakan seakan kehilangan jackpot jutaan rupiah karna kehilangan istrinya. Kini tampang berseri-serinya kembali seakan memenangkan hadiah super deal dan tender. Huh Raka, jangan bilang kamu menyamakan istrimu dengan ketiga hadiah tersebut! Jangan bikin ulah lagi Raka, jika kamu masih mau hormon kejantananmu tersalurkan di tempatnya setelah satu bulan ini puasa.

"Aku masih marah sama kamu loh mas" ujar jingga masih dengan menyimpan wajah kesalnya ketika keduanya sudah berada di rumah.

Ya, hari ini setelah kejadian pengakuan kepemilikan yang menjadi trending di jagad perkampusan dan kemahasiswaan. Keduanya di dapuk menjadi "Raja dan Ratu satu jam" di depan akademik oleh beberapa teman dosen. Mereka diperlakukan istimewa layaknya ritual resepsi yang diadakan dadakan. Mendapatkan selamat dari rekan kerja sekaligus ajang perpeloncoan keduanya.

"Kita lihat seberapa besar kegigihan pak Raka mempertahankan gelar dosen killer tanpa negosiasi setelah nikah" celetuk pak Cakra yang hanya di balas lirikan dan senyum meringis Jingga ke arah suaminya yang ia lihat masih flat-flat saja tak ada perubahan. Dia sungguh bersikukuh dengan julukan dosen dingin killer plus muka rata sepertinya. Jingga menelan ludah melihat suaminya yang hanya menimpali guyonan rekan-rekannya itu dengan sesakali senyum tipis, lalu berujar "hmm.. iya pak, oh ya.. ooh" ingatkan Jingga agar men treat muka Raka adalah PR terbesarnya nanti.

"Jingga...." Ketika itu jingga menoleh saat tahu sebuah suara menyerunya.

"Mas... Eh pak Rendy..."

"Selamat ya atas pernikahan kalian. Berita ini sudah menyebar luas lewat grup WhatsApp dosen fakultas..." Oke, jingga sudah bilang kan kalau PR nya adalah men treat muka Raka.

"Trimakasih mas.. eh pak..." Jingga hendak menerima uluran tangan Rendy namun diambil alih oleh suaminya.

"Seharusnya aku tahu sejak kalian di Malang waktu itu, tapi sepertinya aku kurang tanggap. Karna tidak mungkin Awan akan mengijinkan kamu pergi berdua dengan laki-laki lain jauh-jauh dari Surabaya. Bahkan denganku saja waktu itu kita harus sembunyi-sembunyi" Rendy tertawa kecil mengatakannya. Membuat Raka berdecak sebal. Ia merangkul pinggang jingga, posesif.

"Kita impas" ujar Rendy sambil berlalu pergi meninggalkan gurat petanyaan di dahi Jingga.

"Lepasin, ini masih di kampus tau!" Ujar jingga sambil melepaskan rangkulan Raka dari pinggangnya.

"Refleks..."

Kini keduanya sudah berada di dalam bilik kamar rumah Raka ketika jingga mengungkapkan nada kedongkolan pada pria nya. Entah kenapa ya, aura penganten baru Sama kalau habis marahan itu nggak jauh-jauh dari kamar!! Eh, itu kan kalau ngambeknya author yak!!? Hehe.

"Udah satu bulan kamu ngambek, masak masih aja marah sama mas" Raka menautkan tangannya melingkari perut istrinya saat istrinya sedang merapihkan buku-bukunya diatas rak.

GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang