•
•
•( DI DEPAN GERBANG PESANTREN )
"Pak Asep saya izin keluar ya, sebentar plis" Ujar Nadzira memohon pada pak Asep diposko depan gerbang untuk keluar pesantren, untuk keliling keliling kampung.
"Aduh neng maaf saya gak bisa, nanti saya dimarahin sama pak kiai kalo ada santri yang keluar" Ujar pak Asep security dipesantren itu.
"Saya bukan mau kabur kok pak. Saya cuma mau keliling keliling kampung ini doang, pliss. Pak Asep juga gak bakal dimarahin sama pak kiai kok" Nadzira terus memaksa ingin keluar pesantren.
"Aduh, tapi neng"
"Nanti saya beliin pak Asep es campur deh, kan enak siang-siang gini makan es campur" Bujuknya.
"Iya ya, enak siang-siang gini makan es campur. Gratis lagi" Ujar pak Asep tergiur tawaran Nadzira.
"Nah, iya pak enak banget. Apalagi ini gratis, gak pake ngeluarin uang".
"Yaudah deh, saya izinin. Tapi neng Nadzira jangan lama lama keluarnya, nanti keburu pak kiai pulang" Ujar pak Asep mengizinkan Nadzira untuk keluar pesantren.
Nadzira mendengar jawaban pak Asep senang karna diizinin untuk keluar pesantren dan hormat pada pak Asep layaknya kepada seorang komandan untuk melaksanakan tugasnya."Siap pak Asep, saya janji saya bakal pulang sebelum pak kiai pulang. Makasih ya pak Asep".
"Iya sama sama neng" Ujarnya lalu berjalan untuk membukakan gerbang.
"Tapi jangan lupa ya neng es campurnya" Ujarnya lagi.
"Iya pak Asep, saya gak akan lupa kok".
Setelah gerbangnya terbuka Nadzira berjalan kearah gerbang dan pergi dari pesantren.
Setelah Nadzira keluar pak Asep menutup kembali gerbangnya."Aduh kek nya enak nih es campur, dibeliin sama neng Nadzira lagi. Jadi gak perlu ngeluarin uang" Ujarnya dan duduk kembali didepan ruang posko.
•••••
"Akhirnya gue bisa keluar dari pesantren dan bisa keliling keliling kampung, bosen gue dipesantren Mulu" Ujar Nadzira.
"Untungnya pak Asep ngizinin gue, tapi gue harus beliin pak Asep es campur. Tapi gak papa deh, untung gue bawa uang".
"HEH!!, mana uang lo?" Ujar preman itu menggebrak meja dagangan ibu² sayur itu.
"Ma-ma-af bang sa-sa-ya belum dapet uang" Ujar ibu itu ngomongnya terbata bata karna ketakutan.
"ALAh, bohong Lo, Lo pasti udah dapet uang kan?" Ujar preman satu lagi.
"Nggak bang saya gak bohong" Ujarnya dengan tangan bergetar.
Preman yang tadi melirik pada temannya memberi kode untuk mengambil paksa uang ibu itu.
Temannya pun mengangguk. Lalu mengambil uang yang ada di tas ibu itu.
"Bang, bang jangan bang" Ujar ibu itu berusaha menghentikan preman yang ingin mengambil uangnya. Tapi preman itu tetap mengambil uangnya.
Langkah Nadzira terhenti saat dia melihat ada preman yang memaksa mengambil uang ibu itu. Lalu Nadzira berjalan kearah preman itu.
"HEH!!, bang apa apaan sih" Ujar Nadzira menghentikan preman itu.
Preman itu berhenti saat Nadzira menegurnya.
"Kalo Lo mau uang itu kerja, jangan ambil uang orang" Ujar Nadzira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta berawal dari pesantren
Teen FictionBagaimana Rasanya dijodohkan dengan santri mantan bad boy. Yang sebenarnya Nadzira sendiri suka pada cowok itu, tapi tidak ingin mengungkapkannya. Jika dia tau, apakah dia menerimanya?. Skuyylah mampir. {{ Follow dulu sebelum baca ^ ◡ ^ }} Farhan Na...