•
•
•Malam terasa begitu cepat, perasaan Nadzira baru tertidur beberapa menit lalu dan berada di alam mimpi. Tapi suara Farhan memecahkan mimpinya suaranya terasa seperti alunan music yang terus terdengar di pendengarannya.
Terpaksa Nadzira harus membuka matanya, Tetapi matanya sangat sulit untuk Nadzira ajak kompromi.
"Nadzira, katanya mau Tahajud?"
"Iya, bentar. Lima menit lagi aja," Pintanya dengan mata masih tertutup rapat.
"Jangan tidur lagi, ayok," Farhan menarik pelan bahu Nadzira agar terduduk. Bukannya langsung ke Kamar mandi dirinya malah terdiam mengumpulkan nyawa terlebih dahulu.
"Heyy, ayo ambil wudhu," Nadzira mengerjap kala mendapat gubrisan dari farhan.
Dengan terhuyung-huyung Nadzira berjalan kearah kamar mandi. Untuk mencuci wajah, menggosok gigi, dan berwudhu. Kemudian Nadzira mengambil mukena yang selama menikah ia simpan di lemari.
"Masih ngantuk, ya?" Farhan tergelak melihat wajah Nadzira yang baru masuk ke kamar. Persis waktu dirinya pertama kali masuk pondok. Tapi anehnya, harusnya Nadzira sudah terbiasa bangun gelap-gelap buta, kan dirinya sudah pernah menyandang sebagai santri.
"Iyaa bangettt"
"Emangnya waktu kamu di pondok gak pernah bangun sebelum subuh?"
Nadzira tersenyum." Bangun sih bangun, tapi aku gak ikut shalat. Keamanan bangunin juga, kalau udah pada bangun aku lanjut tidur lagi. Hehe"
Farhan hanya menggelengkan kepala."pantes sering kena hukum," Celetuk farhan dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Nadzira.
"APA kamu bilang!?"
"Istri aku rajin"
"Hilihh, bohong banget"
Farhan bangkit dari duduknya seraya menepuk-nepuk kepala Nadzira."Tapi emang bener rajin. udah cantik, baik hati, jago masak lagi."
Sementara itu, Nadzira menempati sajadah yang telah farhan gelar untuknya. Farhan menoleh untuk memastikan Nadzira sudah siap untuk salat. Lantas farhan mengangkat tangan untuk mengucapkan takbir sesegera mungkin Nadzira mengikutinya.
Malam begitu syahdu, lirih suara farhan yang melantunkan ayat suci menyuarakan tenang diantara bisingnya hati dan pikiran. Hingga-hingga membuat rasa kantuk Nadzira sirna begitu mendengar indahnya lantunan ayat suci farhan. Hingga pada sujud terakhir, rinai air mata jatuh membasahi pipi Nadzira.
Selepas salam, Nadzira langsung mengangkat kedua tangannya, air mata Nadzira mengalir deras menghiasi pipi mulusnya.
"Yaallah.... Hamba bersyukur engkau telah mempertemukan hamba dengan sosok pendamping hidup yang bisa membimbing hamba agar lebih dekat lagi dengan -Mu. Sejujurnya hamba malu, hamba pernah tidak percaya atas kuasamu. Tapi sekarang hamba sadar, apa yang menurutku baik belum tentu menurut-Mu baik, apa yang menurutku buruk belum tentu menurut-Mu buruk." Nadzira terisak dalam keheningan. Tidak ingin farhan mendengarnya.
Sementara farhan, lelaki itu pun sama menengadahkan tangannya.
"Yaallah.... Jadikanlah pernikahan hamba
Menjadi pernikahan yang engkau ridhoi. Teguhkanlah hati kami untuk selalu senantiasa diatas agamamu. Terimakasih atas segala nikmat yang engkau berikan kepada hamba dan keluarga hamba. Terimakasih engkau masih mengijinkan hamba untuk bisa merasakan nikmat yang engkau berikan"Selepas salam, mereka sama-sama berseteru dengan keheningan yang tercipta. Tak ada obrolan. Keduanya mengucap doa paling dalam, bersimpuh dihadapan rabb-nya. Nadzira tidak tahu apa yang sedang farhan aminkan.
Sampai farhan berbalik, menatap dalam perempuannya. Lalu tak terasa air mata keduanya tumpah begitu saja.
"Jangan nangis," Sebisa mungkin Nadzira menyalurkan rasa nyaman. Dan menyeka air mata diwajahnya.
"Saya bahagia... " Katanya diiringi tetes demi tetes air mata.
"Aku juga bahagia"
Tak lama farhan memeluk erat tubuh Nadzira yang ada di depannya.
"Aku benar-benar beruntung bisa memilikimu" Bisiknya pelan.
Lantas Nadzira tersenyum, dan berkata. "Kita yang beruntung telah saling menemukan"
Hati Nadzira terenyuh melihat berapa bahagianya raut wajah farhan. Tiba-tiba rasa kantuk kembali menggerayangi, Nadzira menguap. Melihat itu farhan tersenyum.
"Masih ngantuk?"
"Iya, mau tidur lagi boleh gak sih?"
"Boleh. Asal nanti kalau mau subuh bangun. Karena itu yang wajib"
Nadzira hanya mengangguk-anggukkan Kepala. Ia membuka mukena dan melipat sajadahnya. Farhan hanya bisa melipat bibirnya kedalam. Kalau boleh jujur, dirinya ingin sekali mengajak Nadzira mengaji bersama. Tetapi apalah yang bisa ia buat, Nadzira mau salat tahajud bersama pun alhamdulillah. Mungkin dilain waktu ia bisa mengaji bersama.
Nadzira kembali menyelimuti tubuhnya. Mengurung dirinya disana. Sementara farhan, lelaki itu membuka Al-Quran untuk murajaah agar tidak hilang hafalannya.
Sisi lain, nyatanya Nadzira tidak bisa tertidur. Ada rasa tak enak juga, dan akhirnya mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran yang farhan bacakan. Sepoles senyum terbit dengan mata terpokus pada laki-laki di depan.
Lama-lama Nadzira turun dari kasur dan duduk didekat farhan. Farhan tergelak dan menoleh. "Gak jadi tidurnya?"
Nadzira menggeleng. "Ngantuknya tiba-tiba ilang. Gak enak juga, masa aku tidur kamu di bawah baca Qur'an. Gak sopan banget kesannya"
Farhan terkekeh kecil. "Terus mau apa? tidur disini? sekalian aku bacain Qur'an?"
"Aku mau ikut baca Quran juga, boleh kan?"
"Bolehh, yakin gak ngantuk? Masih punya wudhu?"
Nadzira mengangguk. dan beranjak pergi untuk mengambil mukena beserta quran dan meja kecil.
Nadzira membuka Alquran yang bersampul biru, Sedikit rasa takut. Karena dirinya sudah lama tak baca quran.
"Dari Al-fatihah dulu ya? aku dulu nanti kamu"
Nadzira mengangguk dan langsung memfokuskan pandangan pada quran miliknya. Kemudian farhan memulai dengan membaca ta'awudz beserta basmalah. Suara farhan begitu sopan masuk ke dalam pendengarannya. Terlebih farhan membacanya dengan tartil dan merdu. Setelah selesai, Kini giliran Nadzira membacanya. Farhan mendengarkan bacaan alquran Nadzira dengan serius, jaga-jaga jika ada yang salah farhan bisa memberitahu nya.
Bacaan Nadzira sudah bagus dari segi tajwid dan makhrorijul huruf, berbeda dengan minggu lalu.
Farhan kembali membacakan quran. Selewat angin membuatnya ngantuk. Suara farhan pun mendukung matanya untuk tertutup. Paling tidak bisa Nadzira namanya menahan kantuk. Sesekali ia terpejam. dan hampir menjatuhkan kepalanya dipundak farhan. Tapi Nadzira mengerjap lagi. Membukakan matanya dengan tangan.
Berusaha mendengarkan bacaan farhan. Tapi Lagi-lagi Nadzira matanya tertutup dan menjatuhkan kepalanya dipundak farhan. Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada Nadzira seraya membenarkan kepalanya agar lebih nyaman.
Farhan menepuk-nepuk pipi Nadzira pelan, mata Nadzira terbuka tapi juga sedikit menutup. Nadzira menguap dan menutup dengan tangannya.
"Aku gak kuat, ngantuk bangettt" Katanya, sangat pelan dan menutup matanya kembali.
Farhan membawa Nadzira agar tertidur di atas kedua pahanya. Agaknya Nadzira sudah sangat pulas karena mendengar lantunan ayat suci suaminya. Lalu farhan menunduk, mengecup singkat kepala Nadzira. Dan kembali membaca Alquran.
Lama kelamaan kakinya kebas dan kesemutan. Karena tak ingin membangunkan Nadzira, pelan-pelan farhan meluruskan kaki dengan kepala Nadzira masih diatas pahanya. Lelaki itu menutup Alquran'nya dan ikut tertidur dengan punggung menyender ke tepi ranjang.
' ~ '
![](https://img.wattpad.com/cover/296971820-288-k191165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta berawal dari pesantren
Teen FictionBagaimana Rasanya dijodohkan dengan santri mantan bad boy. Yang sebenarnya Nadzira sendiri suka pada cowok itu, tapi tidak ingin mengungkapkannya. Jika dia tau, apakah dia menerimanya?. Skuyylah mampir. {{ Follow dulu sebelum baca ^ ◡ ^ }} Farhan Na...