SEMBILAN

1.5K 90 0
                                    

                                          •
                                          •
                                          •

Farhan dan temannya sedang berada didalam kamar sedang menghafal kitab untuk setoran.

"Susah banget sih raf, dari tadi gue gak hafal hafal. Frustasi gue" Gerutu Zaki.

"Ya lo nya aja otaknya lemot" Cibir Rafa.

"Emang otak Zaki mah lemot, tapi kalo soal cewek dia mah selalu hafal" Saut Haikal.

"Lo juga pasti gak hafal kan?" Tanya Zaki pada Haikal.

"Sotau Lo, orang gue udah hafal, ya gak han" Ujar Haikal menyenggol lengan Farhan yang dari tadi menghafal kitab tanpa banyak omong. Tidak seperti Zaki dan Haikal yang dari hanya ribut saja.

Farhan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.

"Eh han, lo mau kemana?" Tanya Zaki.

"Ngajarin Nadzira" Jawab Farhan datar.

"Nadzira?" Ujar Rafa yang tidak tau apa apa.

"Nadzira yang waktu itu sama Lo?" Tanya Haikal.

"Iya".

"Oh jadi cewek yang waktu Lo gak sengaja buang air pelannya sama dia, namanya Nadzira" Ujar Zaki.

"Emangnya lo ngapain Ngajarin Nadzira?" Tanya Haikal.

"Dia kena ta'zir disuruh ngafalin surat Al-mulk tapi dia gak bisa. Terus gue mau ngajarin dia sebagai tanda minta maaf gue sama dia" Jelasnya.

"Terus hafalan Lo gimana?" Tanya Rafa.

"Gue udah hafal kok, Yaudah gue pergi dulu ya. Assalamualaikum" Pamitnya lalu keluar.

"Wa'alaikumsallam" Jawab mereka bertiga.

"Tumben tumbenan tu anak mau ngajarin cewek" Monolog Rafa bingung.

Farhan itu orangnya dingin dan cuek banget sama cewek, paling kalo ada urusan sama cewek langsung to the point beda sama Zaki dan Haikal.

"Ngerasa bersalah banget kali dia, orang dia buang air pelannya sama tu cewek ya pasti ngerasa bersalah banget lah" Ujar Zaki.

"Udah udah kenapa jadi ngomongin Farhan sih, kita kan lagi ngehafal ntar Lo gak bisa Lo zak, pas disuruh baca ntar Lo malah ngango ngango. Kalo Farhan sih enak, dia udah hafal, bisa, pinter. Ya Lo zak" Ujar Haikal.

"Iya. iya, iya gue ngehafal lagi".

                                    •••••

Nadzira sekarang sedang duduk di kursi panjang yang sering santri lain pakai untuk menghafal. Sekarang juga banyak santri yang sedang menghafal.

Farhan sengaja menyuruh Nadzira untuk menunggunya disana, supaya mereka tidak hanya berdua.

"Farhan mana sih lama banget, kata dia suruh nunggu disini tapi kok gak dateng dateng sih" Dumelnya sendiri.

Tidak lama kemudian Farhan datang ketempat itu."Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam" Jawab Nadzira.

"Lo kok lama banget sih datangnya, lama tau gue nungguin Lo" Omelnya pada Farhan.

"Maaf ya, tadi saya juga sama ngehafal kitab dulu".

Lalu farhan duduk disamping Nadzira, tapi jarak mereka sangat jauh, dirinya duduk penghujung kursi itu."Yaudah sini Qur'annya".

Nadzira sempat aneh dengan lelaki didepan-Nya ini, kenapa dia duduk sangat jauh dari sampingnya?, Apa karena badannya tidak wangi seperti dulu? Pikirnya.

Nadzira menyingkirkan pikiran itu pada lelaki disampingnya, lebih baik memanfaatkan waktu ini untuk menghafal bukan untuk memikirkan yang seharusnya tidak ia pikirkan.

Nadzira pun memberikannya pada Farhan. Lalu Nadzira mulai membaca bismillah dan membaca surat Al-mulk.

"Di nya panjang Nadzira, itu hukumnya mad thabi'i, jadi dibacanya dua harakat"  Ucap Farhan membenarkan bacaan Nadzira.

Nadzira kembali mengulang bacaannya dan Lagi-lagi ada yang salah.

Lalu Farhan memberikan Qur'annya kembali pada Nadzira dan menyuruhnya membaca kembali."Mening sekarang kamu liat lagi, terus baca".

Tapi Nadzira tetap saja salah walau dilihat di Qur'an."Han kek nya gue emang bakal gak bisa deh, soalnya dari tadi gue ngulang ngulang tapi tetep aja gak bisa" Keluh Nadzira yang ingin rasanya mundur dari hafalannya.

"Kok baru segitu aja udah ngeluh sih, kamu harus semangat dong, saya yakin kamu pasti bisa" Ujar Farhan menyemangati Nadzira.

"Tapi emang nyatanya gue gak bisa farhan"

Farhan mengambil nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan."kamu lihat santri-santri disini" Ujar farhan sambil melihat santri-santri yang sedang menghafal.

Nadzira pun melihat santri-santri disana dan kembali lagi menatap farhan bingung.
"Kenapa?"

"Mereka juga sama ra ngerasain apa yang kamu rasain saat ini, pasti mereka juga ingin rasanya menyerah dari hafalan-hafalan mereka,  sama seperti kamu. Tapi kamu lihat, mereka gak ada yang menyerah, mereka selalu semangat dalam menghafal. Karna mereka tau, Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa".

Nadzira setelah mendengar perkataan Farhan kembali semangat dan tidak ingin berputus asa."Iya ya. Mereka juga gak ada yang menyerah, masa gue baru segitu udah nyerah" Ujarnya kembali semangat.

"Nah, gitu dong, kamu gak boleh nyerah,  harus semangat".

"Gue gak boleh nyerah, gue harus semangat. gue pasti bisa. Semangat" Ujarnya menyemangati dirinya sendiri  sambil mengangkat tangannya seperti merdeka.

"Hamasah, Nadzira" Pekik Farhan dengan sedikit senyum.

"Hamasah? Hamasah artinya apa sih?" Tanya Nadzira kebingungan.

"Masa Hamasah doang ga tahu"

"Ya emang gue ga tahu, yaudah sih tinggal kasih tahu aja apa susahnya"

Pria itu terkekeh kecil."Itu artinya 'semangat' " Jawab Farhan.

Nadzira mengangguk paham. Tapi ia tidak bisa bohong, Farhan berbicara seperti itu rasanya jantungnya meluncur sampai mata kaki.

Lalu Nadzira mulai membacanya kembali dengan semangat.

Segini dulu ya ^ _ ^
Lanjut?, Nanti aja deh, wkwk
Tapi bo'ong hayyu
Jangan lupa ⭐💬

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang