EMPAT PULUH DUA

978 59 1
                                    

                                      •
                                      •
                                      •

"Aku pergi ya, kamu hati hati dirumah" Ucap Farhan. Nadzira mencium hangat punggung lelakinya.

Hari ini farhan akan bekerja dikantornya Nino. Ia sudah memberitahu Nadzira saat mereka pulang dari rumah Bunda. Dan Nadzira menyetujuinya.

"Kamu emang udah tau dimana kantor Ayah?," Tanya Nadzira

"Udah. Ayah udah serlok lokasinya waktu semalam"

"Yaudah aku berangkat ya"

"Eh bentar bentar," Nadzira membenarkan jas milik farhan yang terlihat sedikit berantakan. Farhan hanya bisa tersenyum melihat Perempuan-nya.

"Nah gini kan rapi, yaudah kamu berangkat nanti Ayah nungguin,"

"Assalamu'alaikum," Pamitnya.

"Wa'alaikumsallam"

"Hamasah, farhan" Ucap Nadzira. Sedetik setelah berbicara itu, mobil farhan melaju keluar dan hilang dari pandangan-nya. Tetapi senyum manis di bibirnya belum kunjung pudar.

                                   •••••

Farhan memarkirkan mobilnya yang dimana orang orang kantor ini sering memarkirkan mobilnya disana. Ia berjalan memasuki kantor yang cukup besar. Tak banyak pasang mata melihat dirinya dengan tatapan kagum. Dirinya sedikit risih dengan tatapan mereka.

Dari mulai dirinya keluar dari mobil dan memasuki kantor. Ia melihat orang orang menatap dirinya.

"Dia ganteng banget sihh, kira kira dia siapa ya. Atau karyawan baru" Ucap perempuan yang merupakan pekerja disana.

"Gak tau. Mungkin pekerja baru" Jawab temannya. Tapi farhan tak menghiraukan tanggapan mereka ia terus berjalan di lobby. Dan pada akhirnya sampai didepan Resepsionis.

"Mba maaf. Ruangan pak Nino dimana ya?" Tanya farhan pada resepsionis itu.

"Oh ruangan pak Nino ada di lantai dua pak. Nanti bapak tinggal lurus aja dan belok kiri. Memangnya bapak ini ada apa ya ingin bertemu dengan beliau?" Tanya Resepsionis itu.

"Ooh engga, saya cuma ada urusan saja. Kalo begitu terimakasih," Jawab farhan,

Farhan lanjut kembali berjalan di lobby. Ia masuk ke dalam lift. Yang dimana di sana ada beberapa orang yang menaiki lift itu.

Tak lama kemudian mereka sampai pada lantai dua. Farhan terus berjalan mencari ruangan sang Ayah.

"Yang mana ya ruangannya"

"Ehh..., mas mas," Panggil farhan pada salah seorang pegawai Ob.

"Iya ada apa ya pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau nanya, ruangannya pak Nino disebelah mana ya?"

"Oh ruangannya pak Nino," Lelaki itu menunjuk dengan ibu jari tangannya pada ruangannya yang tak jauh dari tempat mereka."Itu disebelah sana pak"

Farhan melihat pada arah yang pegawai itu tunjuk. Memang dari sini saja sudah terlihat ada satu ruangan yang besar.
"Terimakasih ya mas,"

"Iya sama sama pak. Kalo begitu saya lanjut kerja lagi ya pak," Ucapnya dan meninggalkan farhan sendiri.

Farhan berjalan kembali. Ia sudah sampai didepan pintu ruangan itu. Farhan membuka-nya dengan perlahan.

"Assalamu'alaikum," Ucap Farhan masuk kedalam ruangan itu. Nampak disana ada Nino dan asisten pribadi Nino, beni.

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang