•
•
•Nadzira duduk Manis diatas kasur lembut miliknya ketika sudah menyelesaikan shalat isya. Ia membuka laptop miliknya, membuka aplikasi YouTube untuk
me-searching cara membuat cake yang enak. Cita-citanya dari dulu ingin bisa membuat cake yang enak seperti yang ada di beberapa cafe dan toko kue.Tapi saat Nadzira ingin me-searching disana, ada beberapa vidio yang menunjukkan beberapa fakultas kedokteran yang sangat favorite. Tiba-tiba Nadzira jadi teringat kakaknya ingin masuk ke fakultas kedokteran favorite. Nadzira berhenti untuk me-searching, seketika ia terdiam sejenak.
"Kak Metta" Sendu Nadzira tiba-tiba dengan spontan menyebut namanya.
"Aku kangen kak, kangen main di kamar kakak, curhat-curhat" Cairan bening keluar begitu saja membasahi pipinya yang cantik.
Nadzira meraih Poto kecil diatas meja dekat kasurnya, ia memandangi Poto dirinya dengan Kakak perempuannya.
"Aku izin kekamar kakak ya kak, aku kangen main disana, sekalian aku mau bersihin kamarnya kak" Ucap Nadzira Seraya mengusap-usap potonya. Agar tidak lama-lama, nadzira menyimpan kembali Poto itu dan pergi keluar kamarnya untuk kekamar Metta.
•••••
Nadzira membuka pintu kamar kakaknya dengan perlahan. Ia berjalan dengan begitu pelan memasuki ruangan itu.
Kamarnya tetap sama seperti dulu, tidak ada yang diubah sedikitpun. Kamarnya masih terjaga dengan baik. Nadzira berjalan menuju arah jendela, ia membukanya agar ada oksigen malam yang segar masuk kedalam kamar kakaknya.
Bulan malam ini sangat terang di temani oleh bintang yang sangat indah dihamparan langit sana. Dan Angin malam masuk begitu saja kedalam kamar itu.
Ia mulai dari membersihkan meja belajar kakanya. Nadzira menyingkirkan debu-debu yang ada diatas meja itu, tak sengaja ia menjatuhkan salah satu buku disana. Nadzira pun berniat untuk mengambil-Nya. Ia memperhatikan buku yang ia ambil, itu seperti buku diary.
Sejenak Nadzira memberhentikan aktivitas-Nya dan berjalan untuk duduk diatas kasur. Nadzira mulai membuka isi buku itu. Lembaran demi lembaran ia buka. Di lembaran pertama ia menemukan tulisan "diary harian, jika kita tidak bisa mengutarakan isi pikiran kita lewat kata-kata, lebih baik menyatat di dalam buku harian untuk dijadikannya wadah penampung keluh kesah dan tempat curhat paling ikhlas yang bersedia menerima apapun cerita kita"
Nadzira mulai membuka lembar berikutnya. Di lembar kedua ia menemukan "Mau seberapa banyak apapun kita healing, istirahat atau metime. Semuanya gak akan berguna kalau yang cape itu batin"
Nadzira membuka kembali halaman berikutnya. "Hai Bunda, Ayah, Nadzira. Kalau kalian nemuin buku Harian ini aku mohon kalian maafin aku... , Jika jarum jam malam itu berdetak ingin rasanya ku hentikan senjenak, tapi meskipun berhasil ku hentikan tetap saja tak akan membawa pengaruh. Jika aku ditanya hal apa yang paling menyedihkan dalam hidupku jawabannya adalah ketika aku tidak bisa menjaga diriku sendiri. Maaf, maaf kalau aku gak bisa jadi anak yang berguna buat bunda, aku udah gagal jadi anak yang Bunda sama Ayah inginkan. Jika malam itu bisa aku lawan, mungkin itu semua gak akan terjadi"
Nadzira tidak sanggup untuk melanjutkannya, ia menghapus cairan bening yang dari tadi terus mengalir di pipinya.
"Aku udah maafin kakak kok, Bunda sama Ayah juga aku yakin mereka udah maafin kakak" Lirih Nadzira.
Metta menulis itu sebelum ia Meminum obat berbahaya untuk itu. Sungguh dalam hidupnya ia tidak punya pikiran akan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta berawal dari pesantren
Ficțiune adolescențiBagaimana Rasanya dijodohkan dengan santri mantan bad boy. Yang sebenarnya Nadzira sendiri suka pada cowok itu, tapi tidak ingin mengungkapkannya. Jika dia tau, apakah dia menerimanya?. Skuyylah mampir. {{ Follow dulu sebelum baca ^ ◡ ^ }} Farhan Na...