SEMBILAN BELAS

1.2K 75 3
                                    

                                            •
                                            •
                                            •

Karena beberapa bahan makanan dipesantren masih kurang, dan stok makanan di dapur sudah habis. Mba Tuti menyuruh Putri dan Via untuk berbelanja ke pasar. Karena ia tidak bisa, ada urusan .

Putri menunggu Via sudah hampir 15 menit, tapi gadis itu belum kunjung datang. Padahal hanya mengambil tas untuk berbelanja, bukan mencari pedagang tas. Baru saja ia ingin menyusul, ternyata Via sudah datang, dengan membawa tasnya.

"Lo lama banget sih Vi, Lo ngambil tasnya kemana sih?. Ke Amrik?" Gerutu Putri.

"Ya kedapur lah, masa ke kandang domba" jawabnya.

"Udah ah ayo kepasar, nanti di tungguin mba Tuti" Ajak Via.

Baru saja Mereka ingin berjalan keluar, ada seseorang yang memanggil mereka.

"Putri, Via" teriak Nadzira, dan berjalan kearahnya setengah lari.

"Kalian mau kemana?" Tanya Nadzira.

"Belanja ke pasar" Jawab putri.

"Gue ikut ya" pinta Nadzira.

"Yaudah ayo" jawab Via.

                                         •••••

"Sekarang Nadzira keluar, pergi ke pasar sama putri dan Via bang" Ujar seseorang dibalik telpon.

"Oke. Abang bakal pergi cari mereka. Kamu ati² jangan sampe ketauan sama pihak pesantren kalau kamu bawa hp".

"Siap bang" Ujarnya, langsung mematikan teleponnya.

"Gue tau, sekarang pasti Lo bakal cari tau siapa orang yang udah buat kakak Lo kayak gitu" monolog seorang laki².

                                        •••••

Mereka sudah sampai di parkiran pasar, tempat yang biasanya orang² memarkirkan kendaraannya disana. Abang² supir angkot itupun memakirkan mobilnya disana. Nadzira, putri, dan via pun segera turun dan membayarnya.

Mereka masuk kedalam pasar yang tidak terlalu besar itu dengan hati gembira. Hanya dengan cara itu Mereka bisa keluar pesantren, tanpa harus banyak basa basi untuk bisa keluar.

Setelah lama Mereka berjalan menelusuri pedagang² disana, akhirnya Mereka menemukan pedagang sayur yang segar.

Dengan malas, Putri memegang tas yang disuruh Via. Sementara Via dan Nadzira sibuk memilih sayur-sayuran.

Via memilih sayuran yang disuruh oleh mba Tuti."Bu, saya beli, daunshop, timun, tempe, tahu, brokoli, bayam sama buncis".

Ibu pedagang itu pun menimbang sayur yang tadi via bilang, dan memberikannya pada Via.
"Ini neng, semuanya jadi 118 ribu".

Via mengambilnya seraya membayarnya.

Setelah itu, mereka lanjut untuk belanja bahan makanan pokok.

Seperti tadi via bilang, ia masih menyuruh Putri untuk membawa tas.
sementara dirinya dan Nadzira berjalan didepan, dan putri mengekori mereka berdua.

Merasa kesal, putri pun berteriak pada Via. Sebenernya Putri itu, temannya, atau asistennya sih?.

"Heh, Via" teriak Putri kesal.

Via dan Nadzira pun berbalik badan menatap putri.

"Apaan" tanya Via.

"Sebenernya, gue itu temen Lo?, Apah asisten Lo sih" kesal putri.

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang