SEPULUH

1.6K 97 4
                                    

                                            •
                                            •
                                            •

Malam ini Nadzira menyetorkan hafalannya pada ustadzah Aisyah setelah shalat isya. Saat yang lain pulang setelah murojaah dan mengaji kitab, tapi Nadzira tidak, dia harus menyetorkan hafalannya terlebih dahulu pada ustadzah Aisyah.

"Ayo Nadzira mulai" Ujar Ustadz Aisyah.

Lalu Nadzira mulai membaca bismillah dan membaca surat Al-mulk.

Saat Nadzira menyetorkan hafalannya sampe selesai, tidak ada yang salah disetiap bacaannya. Mulai dari tajwid, makhrorijul huruf, panjang pendeknya semua bagus.

"Bacaan kamu bagus Nadzira, ustadzah suka" Puji Ustadzah Aisyah.

"Alhamdulillah, Makasih ustadzah".

"Kamu harus lebih memperbagus lagi bacaannya, biar makin bagus" Ujar ustadzah Aisyah sambil mengacungkan jempol dan diiringi tawa.

Nadzira tersenyum simpul.

"Ini juga berkat Farhan, dia yang udah ngajarin gue sampe gue bisa" Batin Nadzira.

"Yaudah ustadzah pulang dulu ya. Assalamualaikum" Ujar Ustadzah Aisyah dan bangkit dari duduknya.

Nadzira menyaliminya.
"Wa'alaikumsallam. Hati hati ustadzah".

Setelah ustadzah Aisyah pergi dari sana Nadzira pun pergi dari sana dan kembali kekamarnya.

                                          •••••

Saat Nadzira membuka pintu kamar tidak ada siapa-siapa  teman temannya tidak ada disana."Assalamualaikum. Loh kok gak ada sih, lagi pada keluar kali"

Lalu Nadzira berjalan kekasur dan duduk disana. Nadzira menyenderkan tubuhnya ke besi ranjang kasur. Nadzira mengambil boneka ditasnya dan memeluknya, saat Nadzira melihat gelang yang dipakenya dia jadi kepikiran sahabatnya.

Nadzira mengusap gelangnya.
"Gimana ya kabar Chaca sama Hana, gue kangen banget sama mereka" Nadzira Bergumam sendiri sambil mengusap gelangnya.

"Gue kangen banget sama mereka berdua. Coba aja boleh bawa hp, gue bisa hubungin mereka, tapi sayangnya gak boleh".

Tidak lama kemudian ada yang membuka pintu kamar dan itu teman temannya.

"Loh ra, lo udah pulang?" Ujar Tika lalu berjalan kearah Nadzira.

"Udah tik".

"Gimana hafalannya ra?, lo bisa kan?" Tanya Putri.

Nadzira membenarkan duduknya agak duduk dengan benar."Bisa kok put, gue kan diajarin sama Farhan".

"Cieee Farhan, awas loh nanti lo naksir sama farhan" Ujar Via sambil menaik turunkan alisnya jail.

"Pastilah lo bisa, orang lo diajarin sama Farhan. Dia kan juara 1 tahfidz Qur'an" Ujar Putri.

"Kamu udah bilang makasih belum sama farhan?" Tanya Tika yang duduk disebelah Nadzira.

"Belum tik, gue belum bilang makasih sama dia. Gue belum ketemu lagi, paling nanti besok gue bilang makasihnya".

"Nanti sama gue ya Ra, gue temenin. Sambil gue mau liat Crush gue" Ajak via sambil senyam senyum.

Putri mengusap kasar wajah via.
"Apaan sih lo dari tadi crash, Crush, crash, crush Mulu".

"Terserah gue lah" Sarkasnya.

Putra pun mengejek perkataan via.
"Yeyenyenye".

Begitulah kalo Via dan Putri bersatu. Berantem Mulu kek tom and Jerry.

                                           •••••

Farhan dan ketiga temannya sedang mengobrol ngobrol santai.

"Han gimana lo Ngajarin Nadzira dia udah bisa?" Tanya Rafa.

"Udah".

"Nadzira itu orangnya cantik ya" Ujar Haikal yang sedang duduk di kursi panjang sambil membayangkan wajah Nadzira.

"Iyalah orang calon pacar gue" Celetuk Zaki, biasalah dia kalo ada yang cantik suka ngaku jadi calon pacarnya. Padahal orangnya tidak suka padanya.

"Apaan sih lo calon pacar, calon pacar. Orang itu calon pacar gue" Ujar Haikal yang sama 11,12 nya seperti Zaki.

Rafa mencari batu kecil dan melemparkannya pada mereka berdua.
"HEH!!, dua makhluk jadi jadian, Lo berdua tuh jangan halu kalo Nadzira mau jadi pacar salah satu dari kalian".

"Yeah, sekate Kate lu jadi orang, gue itu bukan makhluk jadi jadian. Emangnya serigala makhluk jadi jadian" Ujar Zaki dengan logat campur Betawi. Zaki itu emang asli orang betawi, tapi dia jarang ngomong pake logat Betawi. Jadi sekarang dia baru ngomong pake bahasa Betawi lagi.

"Dih, emang bener Lo itu makhluk jadi jadian, kadang jadi waras, kadang jadi suka halu. Apa lagi kalo bukan makhluk jadi jadian".

Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka dan mengucap salam.

"Assalamualaikum Farhan" Ujar Ajeng.

"Waalaikumsalam" Jawab mereka berempat.

"Han" Panggil Ajeng pada farhan.

Farhan hanya mendongak saja pada Ajeng.

"Han Lo mau gak ngajarin gue kitab Shorop, gue gak bisa, plis" bohongnya padahal dia sudah bisa, bahkan sudah hampir tamat. Itumah alesannya saja biar bisa berdua duaan bareng Farhan.

"Maaf jeng, saya gak bisa" Tolak Farhan.

"Plis han plis" Ujarnya memohon pada Farhan.

"Maaf jeng, saya gak bisa. Saya lagi sibuk, gak ada waktu luang" Ujarnya dingin.

"Tapi waktu itu gue liat Lo mau ngajarin santri baru itu, yang namanya Nadzira".

"Yakarna Farhan itu mau ngajarin Nadzira sebagai tanda minta maafnya" Saut Zaki.

Ajeng melirik Zaki tajam.
"Gue nanya sama Farhan, bukan sama Lo, kenapa jadi Lo yang jawab".

"Ya farhannya aja diem aja, yaudah gue jawab. Daripada lo nyerocos terus kek manuk beo" Celetuknya, dan mendapati tatapan maut Ajeng.

Zaki hanya menelan ludahnya kasar.
"Tajam banget tu tatapan" Celetuknya pelan, tapi masih terdengar oleh Ajeng.

Ajeng melirik lagi pada Zaki.
"Apa Lo bilang?".

"Gak kok gue gak bilang apa-apa" Elaknya.

"Farhan" Panggil Nadzira dari belakang.

Farhan pun mendongak pada suara itu, tidak hanya Farhan, Zaki, Rafa, Haikal dan Ajeng pun mendongak pada suara itu.

Nadzira berjalan kearah Farhan dan teman temannya.

"Han makasih ya, karena Lo gue jadi bisa dan hafal".

"Iya sama sama".

"Han lo tau gak? Karena Lo ngajarin gue, gue dipuji tau sama ustadzah. Seneng banget gue, baru kali ini gue dipuji sama ustadzah, seneng banget. Oh iya, sebagai tanda makasih gue sama Lo, lo boleh minta apapun sama gue" Ujarnya sambil senyam senyum.

"Gak usah Ra makasih, saya seneng kalo kamu udah bisa".

"Kalo gue minta hati Lo gimana?" Celetuk Zaki.

Nadzira tertawa mendengar perkataan Zaki."Apaan sih Lo".

"Serius, farhan kan gak mau, yaudah gue aja yang minta sebagai perwakilan Farhan".

"HUH....." Sorak Haikal dan Rafa.

"Maaf ya ra, Zaki orangnya emang gitu" Ujar Farhan.

"Iya gak papa kok Han".

Ajeng yang melihat komunikasi Farhan dan Nadzira kek deket banget kesal dan pergi dari sana.

Sebenarnya Ajeng itu suka sama farhan, tapi dia tidak ingin mengungkapkannya gengsi. Tapi dia itu selalu caper pada Farhan walau farhannya selalu cuek dan menghindar.



Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang