DUA PULUH

1.3K 71 0
                                    

                                           •
                                           •
                                           •

Setelah mendapatkan telepon dari pak kiai, kalau Nadzira diculik. Dari semaleman Arum dan Nino kelimpungan memikirkan keberadaan Anaknya dimana.

Pagi ini Arum dan Nino langsung buru-buru untuk kepesantren, untuk menanyakan bagaimana dengan Nadzira. Apa sudah pulang atau belum.

                                         •••••

"Dari pada kamu berisik terus dari semaleman, mening kamu makan" suruh pria itu, dengan membawa satu nasi bungkus.

"Gak!, Gue gak mau makan. Gue mau, lo lepasin gue" Jawab Nadzira.

"Lo itu sebenarnya mau ngapain sih nyulik gue?, Gue tuh gak punya apa-apa, gue itu cuman Santri. Dan apa maksud dari omongan Lo waktu itu?" Teriak Nadzira pada pria itu.

Pria itu membalikkan badannya membelakangi Nadzira.
"Tanpa aku kasih tau, pasti kamu udah tau siapa aku ra. Masa kamu lupa sama suara ini. Suara yang sering kamu puji²" Ujar pria itu.

Nadzira dibuat bingung lagi oleh pria itu. Kenapa pria itu bisa tau nama Dirinya?. Sebenarnya dia itu siapa sih?.

                                           •••••

"Pak kiai anak saya gimana pak kiai?" Tanya Arum khawatir.

"Sebelumnya saya minta maaf pak Nino, Bu Arum. Kalau saya tidak bisa menjaga santri kami, terutama anak pak Nino dan Bu Arum. Saya benar-benar minta maaf pak, Bu". Kata pak kiai.

"Iya Bu Arum, pak Nino kami minta maaf" ujar umi Layla Lirih.

"Iya pak kiai, umi. Kalian tidak perlu minta maaf, ini kan ketidak sengajaan. Tapi kalau boleh tau, pak kiai apakah sudah menelpon polisi?" Tanya Nino.

"Alhamdulillah. Kami sudah menelpon polisi tentang kasus ini" jawab pak kiai.

Arum beralih menatap Nino sendu, Ia memegang kedua lengan suaminya.
"Yah ini gimana yah ...., Aku takut Nadzira kenapa-napa".

"Kamu tenang, in syaa Allah Nadzira gak kenapa-napa. Kamu kan tau Nadzira itu orangnya kek gimana, kalau bener dia diculik, dia pasti gak bakal diam aja, pasti dia bakal cari jalan buat pergi dari tempat itu" Ujar Nino, mencoba menenangkan Arum.

"Kamu tau sendiri anak kamu kan, dia itu punya banyak cara buat kabur dari orang licik kek gitu. Mening kita berdoa, semoga anak kita gak kenapa-napa, dan selalu dalam lindungan Allah" lanjutnya.

"Yaallah sayang....., Semoga kamu gak kenapa-napa. Bunda khawatir sama kamu" Ujar Arum sendu.

                                        •••••

"Jadi maksud Lo, Nadzira diculik?" Tanya tika.

Mereka berdua mengangguk barengan.

"Iya tik, Nadzira diculik. Gue juga gak tau siapa orang yang udah nyulik Nadzira" Ujar Putri.

"Gue takut Nadzira diculik sama anak buahnya bang jamal. Bang jamal itu kan orangnya nekat, gue takut Nadzira yang jadi sasarannya" Ujar Tika gelisah.

"Sama, itu juga yang pak kiai takutin tik" Timpal Via.

Farhan dan Rafa yang tidak sengaja mendengar percakapan Mereka, langsung menghampirinya.

"Nadzira diculik?" Tanya Farhan

Mereka pun langsung mendongak kearahnya.

Via mengangguk mengiyakan.
"Iya han".

"Diculik sama siapa?, Bang jamal?" Saut Rafa.

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang