DUA PULUH LIMA

1.2K 69 1
                                    

                                          •
                                          •
                                          •

Seperti malam tadi Nadzira bicarakan dengan dua sahabatnya, hari ini ia akan menemui Hana dan Caca dicafe.

Nadzira sudah rapih dengan pakaian kemeja warna putih sebagai atasan, dan rok kotak-kotak serta hijab dusty pink dan tas selempang kecil.

Setelah Lulus dari pesantren, Nadzira tidak mengubah kembali penampilannya seperti dulu, sekarang ia lebih nyaman dengan pakaiannya yang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Lulus dari pesantren, Nadzira tidak mengubah kembali penampilannya seperti dulu, sekarang ia lebih nyaman dengan pakaiannya yang sekarang.

Merasa dirinya sudah rapih. Ia segera turun kebawah untuk berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Haii bundaa, Ayah" sapa Nadzira pada mereka berdua.

"Hai sayang. Tumben rapi gini mau kemana?" Tanya bunda, heran dengan anak gadisnya ini.

"Iya, kamu mau kemana sihh?. Baru juga Lulus pesantren, udah mau jalan-jalan aja" goda Ayah, seraya menyeruput kopi buatan Arum.

"Yaiyalah, aku tuh kangen udah beberapa taun nggak jalan-jalan, nggak ngopi, gak nonton. Aku tuh kangen tau" celoteh Nadzira.

Bunda, ayahnya hanya tertawa mendengar itu. Kasian juga sih sebenarnya mereka pada anak gadisnya itu.

"Yaudah, tapi kamu jangan lama-lama ya perginya" peringat bunda.

"Siap bunda" jawab Nadzira.

                                          •••••

Nadzira sudah sampai dicafe, ia duduk Manis di meja bundar yang berisikan tiga kursi. Ia sudah memesan lebih dulu pada baristanya, jika menunggu mereka berdua bisa-bisa Nadzira kehausan menunggu mereka.

Merasa kesal, lebih baik ia memainkan ponselnya seraya menunggu mereka.

Tidak lama Caca dan Hana datang pada cafe itu. Hana memarkirkan mobilnya dimana orang-orang memarkirkan mobil.

Mereka pun keluar dari mobil secara bersamaan. Langkah Caca terhenti seketika ia melihat Nadzira didalam sana sedang memainkan ponselnya. Mau tak mau, Hana pun harus memberhentikan Langkahnya.

"Kenapa sih?" Tanya Hana.

"I-i-itu Nadzira?" tunjuk Caca pada orang yang sedang memainkan ponselnya, yang tidak salah ialah Nadzira.

"Mana?" Tanya Hana.

"Ituuu".

Hana menyipitkan matanya agar melihat siapa orang yang Caca tunjuk.

"Iya, itu Nadziraa" ucap Hana.

Caca masih melongo dengan perubahan sahabatnya itu. Ia tidak percaya dengan perubahan Nadzira sekarang, ia benar-benar cantik mengenakan hijab.

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang