TUJUH

1.8K 103 3
                                    

                                           •
                                           •
                                           •

Hari ini adalah jadwal bersih bersih bersama dilingkungan pesantren. Ada yang nyapu, bersih-bersih mushola, potong rumput dan ada juga yang mengobrol.

"Aduh, cape banget gue dari tadi gak selesai selesai" Ujar Nadzira lelah dan berhenti memotong rumput bersama Tika. Sementara Via dan Putri mereka berdua menyapu halaman pesantren.

"Baru juga segitu udah cape aja" Ujar Tika yang masih memotong rumput.

"Masalahnya gue itu belum pernah motong rumput sampe segitunya Tika" Ujarnya lalu duduk di kursi panjang yang tersedia disana.

Nadzira duduk dikursi itu dan meminum air sambil memperhatikan Tika yang sedang memotong rumput.

"Itu tuh tik, masih panjang" Tunjuk Nadzira pada rumput yang masih panjang.

Lalu Tika beralih pada rumut yang ditunjuk Nadzira tadi."Aduh Nadzira susah banget bantuin dong" Ujarnya meminta tolong pada Nadzira untuk memotong rumput itu.

Nadzira bukannya membantunya malah tertawa melihat Tika kesusahan.

Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Dan menegurnya.

"Heh Lo, bukannya bersih-bersih malah duduk enak enakan disini" Ujar Ajeng salah satu Santriwati yang menyebalkan.

"Apaan sih lo, datang-datang malah negur aja"

"Lo itu santri baru kan disini?" Tanya Ajeng.

"Iya, emang kenapa?"

"Ya justru itu, Lo santri baru harusnya bersih-bersih bukan malah enak enakan duduk".

"Ya terserah gue lah, mau gue duduk kek, bersih-bersih kek, itu bukan urusan Lo" Ujar Nadzira yang membuat Ajeng terdiam dan kehabisan kata-kata.

Tika yang sedang memotong rumput terhenti dan menghampiri Nadzira dan Ajeng.

"Ra, Ra, udah Ra" Ujar Tika memegang pundak Nadzira.

Ajeng tidak berkata apa-apa lagi dia langsung pergi dari sana. Begitulah Ajeng suka gak jelas main marah-marah dan tegur orang saja, padahal dia sendiri juga tidak bersih-bersih malah jalan-jalan gak jelas.

"Siapa sih tu orang, datang-datang malah tegur-tegur orang aja padahal dia sendiri juga gak bersih-bersih".

"Dia Ajeng senior disini. Begitulah Ajeng suka gak jelas, suka negur-negur orang" Jelas Tika dan mengajak Nadzira memotong rumput lagi.

"Yaudah ayo, kita motong rumput lagi" Ajak Tika dan mengambil alat Potong Nadzira dan memberikannya pada Nadzira.

Lalu mereka melanjutkan memotong rumputnya.

                                           •••••

Setelah mereka menyelesaikan bersih-bersih bersama, Mereka bersantai dibawah pohon besar dibelakang pondok.

"Aduh capek banget ya" Lirih Nadzira yang sedang menyenderkan tubuhnya kepohon besar itu.

"Iya, biasanya gak terlalu capek, tapi sekarang ke capek banget gitu" Jawab Via yang sama sedang menyenderkan tubuhnya kepohon besar disebelah putri.

"Lo mah cape Mulu dari dulu" Sindir Putri.

"Nggak put, ini mah beda, cape pake banget banget banget".

"Lebay banget sih Lo vi" Cibir Tika.

Via yang sedang menyenderkan tubuhnya kepohon besar itu mencari batu kecil dan melemparkannya ke Tika."Yeaahh, Lo juga pasti cape kan?".

"Nggak tuh".

Saat Nadzira sedang santai santainya tiba tiba ada orang yang membuang Air pelan pada Nadzira.

Byurrrr.......

Air pelan itu dibuang tepat pada Nadzira.

"Astagfirullah" Ujar putri yang berbeda disebelah Nadzira.

Mereka bertiga pun kaget melihat Nadzira tiba tiba ada yang membuang Air padanya. Air kotor pula.

Nadzira pun bangkit dari duduknya dan berbalik badan sedikit."Lo kalo mau buang air pelan itu hati-hati do—" Saat Nadzira sudah membalik badannya dengan sempurna pada orang yang membuang Air pelan itu tercengong saat melihat siapa yang membuangnya."LO!!".

laki laki itu bersama satu temannya pun sama tercengong saat melihat mereka membuang Air pelannya itu pada Nadzira.

Zaki yang berada disisi Farhan, ya nama cowok yang menabrak Nadzira waktu subuh itu namanya Farhan.

Zaki menyenggol lengan Farhan dan berbisik."Han, Han".

Farhan hanya melirik sebentar pada Zaki dan beralih lagi pada Nadzira.

Sementara Nadzira dia seperti ingin mencakar wajah cowok itu.
"Lo kalo mau buang air pelan itu liat-liat dulu dong ada orang apa engga".

"Maaf saya gak sengaja, lagian kamu kenapa disitu. Saya kan gak tau kalo ada orang disitu" Ujar Farhan sambil memegang ember.

"Tapi Lo bisa kali liat-liat dulu ada orang apa engga, jangan langsung buang aja. Bau tau" Ujar Nadzira sambil mencium badannya yang bau terkena air pelan.

Huek....
Huek....

Nadzira tidak tahan dengan baunya dan dia memilih pergi untuk ganti baju. Tapi saat dia mau pergi dia menahan jalannya dan berbalik badan lagi menatap farhan dengan penuh kekesalan."AWAS!! Ya lo, ABIS! sama gue" Ujarnya lalu berbalik badan lagi dan pergi meninggalkan teman temannya.

"Eh, Nadzira Nadzira tunggu" Sorak via lalu menyusul Nadzira dan diikuti oleh Tika dan Putri.

Sementara Farhan dan zaki mereka hanya terdiam dan melihat kepergian Nadzira dan teman temannya.

Zaki melirik Farhan yang terdiam sambil melihat kepergian Nadzira."Han, lo sih pake buang air pelannya sembarangan jadi kena orang kan" Gerutu Zaki pada Farhan.

Farhan kembali melirik Zaki.
"Ya gue juga gak tau kali zak, kalo ada orang disitu, kalo gue tau gue juga gak bakal buang airnya kesitu kali"

Zaki memiringkan mukanya bingung.
"Tapi kok gue penasaran sih sama tu cewek, kok gue baru liat ya"

"Gue juga gak tau zak siapa itu cewek, gue udah 2 kali ketemu sama dia"

"HAH!!, serius Lo? Siapa namanya? siapa Han ayo han kasih tau gue siapa namanya" Heboh Zaki, begitulah Zaki kalau ada cewek yang cantik langsung penasaran dengan biodatanya.

"Gue gak tau" Jawabnya datar.

"Lo pasti bohongkan? masa lo udah dua kali ketemu gak tau namanya".

"Ya emang gue gak tau. Tanya aja langsung sana sama orangnya" Ujar Farhan lalu pergi dari sana meninggalkan Zaki yang dari tadi penasaran sama nama perempuan itu.

"Iya ya, mending gue tanya langsung aja. Sekalian PDKT" Ujarnya bergumam sendiri sambil senyam-senyum.

"Iya ah, gue tanya langsung aja. Siapa tau belum punya pacar" Monolognya mulai ngaco. Lalu menyusul Farhan.

Gimana ceritanya Seru gak?
Komen dong yang banyak-_-
Dan jangan lupa tinggalkan ⭐⭐

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang