•
•
•"Yaallah yah.... Nadzira belum pulang juga" Lirih bundanya Nadzira.
"Udah kamu tenang dulu kita tunggu Nadzira, pasti bentar lagi Nadzira pulang" Ujar Ayahnya Nadzira, sambil menenangkannya.
Padahal dari tadi ia juga tidak tenang karna anaknya belum pulang, cuman ia berusaha menutupi kekhawatirannya pada Arum.
Tok....
Tok....Arum yang dari tadi mondar mandir ke kiri dan ke kanan pun berhenti ketika mendengar ketukan pintu.
"Nah pasti itu Nadzira" Tebak Ayahnya Nadzira yang dari tadi duduk di sofa sambil memperhatikan Arum.
Keduanya pun menoleh pada pintu dan berjalan untuk membukakan pintu. Setelah sampai didepan pintu langsung keduanya membukakannya. Dan benar saja yang mengetuk pintu itu Nadzira.
Setelah terbuka pintunya Nadzira pun langsung menyalimi keduanya.
Ketiganya pun langsung masuk kedalam rumah dan duduk disofa. Setelah ketiganya duduk tidak ada yang memulai pembicaraan, keadaan sangat hening hanya terdengar suara detik jam saja.
"Aduh, pasti bunda sama ayah gue marah banget sama gue, apalagi bunda" Batin Nadzira.
Setelah beberapa menit tidak ada yang memulai pembicaraan akhirnya bundanya yang memulai."kenapa semalem kamu gak pulang?" Tanya bundanya."kenapa Nadzira jawab!?".
"Ayo kenapa kamu diem aja, atau kamu bohong sama bunda?, kalau kamu itu sebenarnya gak nonton."
Nadzira pun akhirnya menjawab dengan kepala menunduk kebawah."Gak bun Nadzira gak bohong. semalem Nadzira emang nonton."
"Gak pasti kamu bo'ong, kalau kamu emang bener nonton harusnya kamu semalem pulang" kekeh bundanya.
Ayahnya pun angkat bicara."Udah, kamu jangan marahin zira, kamu kasih kesempatan buat dia jelasin" Ujar Nino Ayahnya Nadzira.
"Ayo Ra kamu jelasin kenapa semalem kamu gak pulang?" Tanyanya dengan nada lembut. agar Nadzira tidak ketakutan.
Nadzira pun akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap keduanya."jadi gini, ayah bunda, waktu semalem aku emang nonton tapi waktu aku mau pulang, eh malah ujan gede sama petir, bunda sama ayah tau sendirikan kalau aku itu takut banget sama petir. Yaudah aku tunggu sampe ujannya reda, eh malah gak reda², yaudah aku mutusin buat nginep di rumah temen aku, lagi pula rumah temen aku gak jauh dari sana, terus aku lupa buat kabarin bunda sama ayah saking takutnya. Nah pas udah sampe dirumah temen aku baru aku keinget kalau aku belum ngabarin bunda sama ayah, tapi waktu aku mau telpon hp aku lowbet jadi gak bisa telpon bunda sama ayah. Aku kan gak hafal nomber bunda sama ayah" Ujarnya menceritakan pada bunda Ayahnya.
"Tapi kan kamu udah tau Nadzira kalau bunda gak ngizinin kamu buat nginep²!!, Kamu kan orangnya berani jadi bisa kan kamu pulang" Ujar bundanya marah pada Nadzira.
Tapi emang bener Nadzira itu orangnya pemberani dan suka sama hujan, tapi dia itu takut banget sama namanya petir.
"Maaf bunda...." hanya kata itu yang keluar dari mulut Nadzira.
Bundanya pun bangkit dari duduknya dan menggebrak meja hingga keduanya tersontak kaget.
"Tapi kan kamu tau Nadzira alasannya kenapa bunda gak ngizinin kamu buat nginep-nginep!, bunda cuman gak mau yang kakak kamu alamin juga kamu alamin" Ujar bundanya dan teringat apa yang dialamin kakaknya Nadzira waktu itu.
"Maaf bunda, tapi aku gak bermaksud buat ngebantah larangan bunda buat gak nginep², tapi aku nginepnya dirumah temen cewek aku Chaca, bukan dirumah temen cowok."
Tapi bundanya hanya diam saja tidak menjawab sambil tangan bersedekap didepan dada.
Nadzira pun menoleh pada ayahnya dan berharap ayahnya percaya kalau dia benar-benar terpaksa. "Ayah, ayah percayakan sama aku?" Ujarnya penuh harapan kalau ayahnya bisa percaya pada dirinya.
Ayahnya pun mengangguk dan mengusap punggung anaknya. "iya Ayah percaya sama kamu."
Bundanya pun tidak berkata-kata lagi langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
"Bunda pasti marah dan kecewa banget sama gue" batin Nadzira sambil menatap kepergian bundanya.
•••••
Ketiganya sudah berkumpul dimeja makan untuk makan malam. Namun tidak ada yang bersuara hanya terdengar suara garpuh dan sendok.
Akhirnya bundanya yang memulai pembicaraan setelah beberapa menit tidak ada yang bersuara."oh iya Nadzira bunda mau ngomong sesuatu sama kamu."
Nadzira pun langsung menjawabnya karena dia senang akhirnya bundanya ingin berbicara lagi dengannya."Iya bunda mau ngomong apa?."
Bundanya menatap ayahnya seperti ingin meminta izin untuk memberi tau Nadzira kalau Nadzira akan dikirim kepesantren.
Ayahnya hanya mengangguk kecil Saja.
Lalu berganti menatap Nadzira."Bunda sama ayah mau ngasih tau kamu kalau nanti lusa bunda sama ayah mau ngirim kamu kepesantren" Ujar bundanya tanpa basa basi.
Nadzira pun yang sedang makan tersedak mendengar keputusan ayah bundanya.
Uhuk...
Uhuk...Ayahnya lalu mengambilkan minum untuk Nadzira."Nih minum dulu, pelan² dong sayang kalo makan" Ujar ayahnya sambil menyodorkan minum.
Lalu Nadzira meminumnya.
"Bunda sama ayah bercandakan?" Tanyanya syok.
"Gak bunda sama ayah gak bercanda, emang keliatan kalau muka bunda sama ayah lagi bercanda?" Tanya bundanya.
Nadzira pun menggeleng kecil.
"Tapi aku gak mau dikirim kepesantren bunda.... " Rengeknya.
"Gak!, Keputusan bunda sama ayah udah bulat, mau gak mau pokoknya nanti lusa kamu harus kepesantren" Ujar bundanya lalu pergi meninggalkan meja makan.
Lalu Nadzira beralih pada ayahnya dan memohon agar dia tidak dimasukkan kepesantren. "Ayah aku mohon yah jangan masukin aku kepesantren" Bujuknya sambil menggoyang-goyangkan tangan ayahnya.
Nino dengan lembut mengusap puncak kepala Nadzira."Itu juga demi kebaikan kamu sayang...."
Mata Nadzira mulai berkaca-kaca. Dan menggeleng kecil."Tapi aku gak mau yah, aku gak suka. hikss" kali ini tangisnya pecah.
Nino menghapus air mata anaknya.
"Kamu jangan nangis, Ayah janji kalau kamu udah ada di pesantren pasti ayah jenguk kamu terus. Disana juga tempatnya enak, bagus pasti kamu suka. Orang-orangnya juga pada baik, ramah, pokoknya kamu bakal suka deh."Lalu Nadzira memeluk ayahnya. "Yaudah yah, aku mau ke pesantren" Nadzira pun akhirnya mengiyakan permintaan bunda ayahnya untuk kepesantren. Lagi pula percuma dia mau nangis, guling-guling di lantai atau apalah itu pasti akan sia sia. Itu gak akan ngebuat keputusan bunda ayahnya berubah.
Dan semoga keputusan Nadzira untuk kepesantren gak salah.
Oke next? jangan lupa⭐⭐
![](https://img.wattpad.com/cover/296971820-288-k191165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta berawal dari pesantren
Teen FictionBagaimana Rasanya dijodohkan dengan santri mantan bad boy. Yang sebenarnya Nadzira sendiri suka pada cowok itu, tapi tidak ingin mengungkapkannya. Jika dia tau, apakah dia menerimanya?. Skuyylah mampir. {{ Follow dulu sebelum baca ^ ◡ ^ }} Farhan Na...