TIGA PULUH DELAPAN

1.1K 70 2
                                    

                                     •
                                     •
                                     •

Suara Adzan subuh didekat rumahnya membangunkan tidurnya farhan. Ia melihat pada Nadzira, ternyata perempuan itu masih tertidur lelap. Farhan tersenyum simpul, melihat wajah Nadzira begitu menggemaskan saat tertidur.

Ia mendekat menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Nadzira, menyelipkannya dibalik kuping. Farhan menatap Nadzira hangat. Ia melihat Nadzira begitu nyenyak dengan tidurnya, ia jadi tidak tega ingin membangunkannya. Tapi ia harus membangunkan Nadzira untuk melaksanakan Shalat subuh sebagai umat islam. Karena ini wajib.

"Ra Nadzira, bangun yu kita shalat subuh dulu" Ucap farhan, ia menggoyangkan lengan Nadzira agar ia mendengarnya.

Tapi Nadzira tetap saja tidak mendengarnya. Farhan mendekatkan wajahnya kekuping Nadzira. membisikkan sesuatu,"Nadzira, sayang bangun yu kita shalat subuh, nanti kamu kesiangan loh" Bisiknya sangat lembut.

Nadzira merasa ada yang berbicara, ia membuka matanya. Nadzira terkejut ketika membuka mata ia melihat farhan tepat didepan mukanya.

Dengan replek Nadzira menabok pipi kanan farhan. Farhan meringis kesakitan seraya memegang pipinya yang terasa ngilu,"Aww, sakit. Kok ditabok sih".

"Aduhh, maaf maaf. Lo sih ngagetin tiba-tiba ada didepan muka," Beo Nadzira dengan rasa tanpa bersalah.

"Siapa yang salah, siapa yang ngambek. Emang perempuan ya susah dimengerti" Gerutu farhan sedikit pelan takut ia ditabok untuk yang kedua kalinya.

"Emang kamu mau ngapain bangunin aku?" Tanya Nadzira.

Farhan mendongakkan kepalanya kearah jam dinding, Nadzira mengikuti kemana kepala farhan mendongak.

"Jam 04:37 kamu mau bangunin aku shalat subuh?" Tanyanya.

"Bukan, shalat tahajud" Jawab farhan kesal. Menerima jawaban farhan, Nadzira jadi merasa bersalah." Aku minta maaf, aku gak tau. Maafin aku ya, ya" Ucapnya dengan tersenyum seraya tangan meminta maaf didepan dada.

Kenapa bisa semanis itu. Farhan jadi tidak tega jika tidak memaafkannya.

"Iya.., yaudah aku mau ambil wudhu dulu" Ujarnya melangkah pergi kearah kamar mandi. Mendengar itu Nadzira tersenyum lega.

                                   •••••

Farhan membentangkan sajadah-Nya, bersiap untuk menjadi imam.

~ Setelah selesai shalat

Farhan berbalik badan menghadap Nadzira. Nadzira mengambil tangan farhan, mencium punggung tangannya dengan lembut.

Farhan mencium hangat kening Nadzira begitu lama. Sementara Nadzira, ia merasa tidak kuat dengan perlakuan farhan saat ini. Mungkin kondisi wajahnya sekarang seperti kepiting  rebus. Nadzira tidak kuat dengan perlakuannya, membuat hatinya dari semalam seperti dikelilingi kupu-kupu.

"Kita Muroja'ah sebentar ya" Ucap farhan.

Nadzira hanya mengangguk saja. Farhan mengambil dua kitab Suci Al-Qur'an. Ia memberikannya pada Nadzira. Farhan mengambil alas untuk menyimpan Al-Qur'an. Untung dirinya mempunyai dua.

Mereka mulai membaca surat An-Nisa.
Suara mereka berdua sama-sama bagus. Huruf-huruf yang mereka baca begitu
Sudah fasih.

Nadzira berhenti, ia menatap pada farhan kagum, seulas senyuman mengembang begitu saja. Farhan merasa dirinya dari tadi dilihat terus oleh Nadzira, ia memberhentikan bacaannya dengan membaca 'Shodaqallahuladzim'

"Bacaan kamu bagus, suara kamu juga indah. Aku suka," Puji Nadzira sedikit pelan. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia harus bisa menahan agar air mata dipelupuknya tidak terjatuh.

"Bacaan kamu juga bagus kok, aku denger. Beda sama awal-awal kamu baca Al-Mulk waktu di pesantren," Kata farhan seraya menatap teduh mimik mata coklat milik Nadzira.

"Aku jadi Ngerasa gak pantes buat kamu. Kok kamu bisa sih milih aku buat jadi istri kamu, kamu kan bisa milih yang lebih dari aku, ada banyak  perempuan diluaran sana yang lebih sempurna, cantik. Mungkin diantara deretan wanita yang kamu kenal, aku salah satu wanita yang paling biasa aja dari segi apapun."

Sejenak tertawa kemudian farhan menatap Nadzira serius.

Nadzira balik menatap kedua mata farhan, ia bisa merasakan ketulusan didalam sana.

"Diluaran sana emang banyak sekali  perempuan yang cantik, dan sempurna. Yang bahkan lebih dari kamu. Tapi kecantikan itu akan habis jika sudah waktunya, dan itu hanyalah nafsu semata" Ucap farhan.

"Kalau aku mau nyari yang sempurna, sampe planet manapun gak akan ketemu. Sebab semua manusia gak ada yang sempurna. Allah menciptakan manusia dengan segala kekurangan, agar dia tau kesempurnaan. Dan tujuan pernikahan itu, menjadikan sepasang orang asing untuk saling melengkapi," Tutur farhan dengan sangat panjang.

"Maka dari itu aku ingin menyempurnakan yang ada. Jadikanlah kekurangan itu sebuah kelebihan".

Nadzira tidak bisa menahan benteng  agar air matanya tidak terjatuh. Air matanya pun mendobrak jatuh begitu saja. tanpa aba-aba ia langsung menubruk tubuh suaminya, memeluknya dengan erat.

"Aku beruntung jadi milik kamu han, aku ngerasa jadi wanita paling beruntung didunia ini" Ujarnya didalam pelukan farhan.

Nadzira meleraikan pelukannya, ia menghapus air mata dari ekor matanya. "Aku selalu kagum dengan skenario yang Allah buat. Itu bener-bener diluar dugaan Aku".

Sebuah Senyuman sabit terukir diwajah yang tampan milik farhan."Terkadang Allah buat hancur terlebih dahulu skenario yang kita buat, yang kita sudah menata skenario itu dari A sampai Z. Dan pada akhirnya– "Farhan menjeda kalimatnya beberapa detik.

"Dia menggantikan skenario yang udah dibuat hancur dengan skenario yang ia buat. Dan perlu kita garis bawahi. Skenario Allah adalah sebaik-baiknya skenario. Dan skenario Allah memang yang paling indah, dibanding skenario yang kita buat" Lanjutnya, Nadzira hanya memanggut kecil seraya meresapi setiap kata yang farhan lontarkan. Dan itu memang benar.

"Seperti Allah buat Skenario untuk kita bertemu. Kita juga kan gak pernah tau, apa yang Allah rencanakan untuk kita. Dan pada Akhirnya—" farhan menjeda kalimatnya cukup lama.

"Skenario Allah berjalan seperti apa yang ku inginkan, hingga aku bisa meng-ikrarkan janji suci dihadapan Allah dan orang tua-mu. Dan Itu memang diluar ekspetasi aku" Lanjutnya.

Nadzira jadi dibuat heran oleh kalimat terakhir farhan. Ia mengangkatkan sebelah alisnya tidak mengerti apa maksudnya.

"Pasti kamu bertanya-tanya dalam hati kamu apa maksud dari ucapan aku barusan. Ya memang, aku selalu menyebut namamu dalam setiap doa, meski senyap dipermukaan, namamu ramai ku bicarakan dalam langit doa".

"Dan maaf, jika aku selalu nyebut namamu dalam do'a ku. Tapi aku juga tidak terlalu berharap dengan ekspetasi-Ku itu, jika nanti Allah tidak menjawab semua do'a-Ku, itu tidak terlalu membuatku sakit hati" Ujarnya diakhiri senyuman manis.

"Tapi nyatanya. Allah membuat ku kagum lagi dengan skenario nya."

Singkat, padat, jelas dan mampu membuat raga Nadzira terbang seperti terantuk-antuk di dinding. Mustahil baginya jika tidak tersenyum. Kalau saja terlihat, Sepertinya otak Nadzira penuh dikelilingi oleh kupu-kupu.

tetap skenario Allah yang menjadi pemenangnya. Dan apa yang kamu rencanakan tidak sesuai realita, berbaik sangkalah kepada Allah. Sungguh Takdir Allah itulah yang terbaik.

Cinta berawal dari pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang