PL 3

8.8K 198 2
                                    

Fikiranku melayang jauh. Memikirkan ini semua tak terasa mataku meneteskan air mata. Kepalaku rasanya sakit. Dalam hati kecilku berkata pekerjaanku sangat kotor dan hina. Tapi disisi lain aku merasa senang dengan perlakuan pak hend. Apakah pak hend bener suka kepadaku atau hanya sebatas pelacur saja.

Aku mencoba membaringkan tubuhku di atas kursi panjang ini. Sambil menangis aku menatap pak hend yang tertidur pulas disana. Bagaimanapun kalau memang ini benar aku harus merelakan kesucian ku untuk dia . Dia sudah membayar sangat mahal kepada boss hermanto dan sudah memberikan banyak sekali hadiah untukku.
Aku akan memberikan yang terbaik untuk dia

Tanpa aku sadari akupun sudah terlelap tidur diatas kursi ini. Walau hanya kursi tapi ini lebih nyaman dan lebih besar dari tempat tidurku di kost.

Saat aku terbangun aku kaget tubuhku sudah berada di kasur empuk Disebelah pak hend. Namun saat aku menengok ke arah berlawanan pak hend sudah siap. Pak hend sudah rapi dengan kemeja yang kemarin aku pilihkan untuknya langsung dipakai hari ini juga.

"Sudah bangun wan." Ucap pak hend sambil membenarkan ikat pinggang.

"Papa yang mindahin awan semalam?"

"Iya . Papa tidak tega melihat kamu kedinginan"

Aku segera mengecheck apakah bajuku masih utuh atau tidak sambil menyingkap selimut tebal

"Tenang papa tidak berbuat macam macam. "Ucapnya sambil memperbaiki penampilannya.

Saat hendak memakai dasi entah kenapa mulutku langsung bicara tanpa aku sadari

"Pa boleh ajari awan cara memakai dasi?"

"Untuk apa wan"

"Hitung hitung belajar siapa tau saja nanti awan bisa gunakan sendiri atau untuk orang lain"

"Maksut kamu orang lain?" Tanya pak hend dengan tatapan tajamnya seakan menyelidik.

"Untuk belajar saja siapa tau awan besuk bisa memakai setelan seperti papa" ucapku langsung mengoreksi

"Tentu saja boleh kalau untuk belajar. sini papa ajari sekarang juga"

Aku langsung bangun dan berhadapan dengan pak hend entah mengapa jantung kami sama sama berdetak kencang seakan aku bisa merasakan detak pak hend seirama dengan jantungku

Pak hend sedikit mengangkat dagunya kemudian dia menarik kerah kemeja keatas dan mengalungkan dasinya

"Jadi caranya begini wan . Ini dibuat seperti ini terus di tarik kesini dimasukan kesini sampai membuat simpul baru ditarik seperti ini. Setelah itu baru dirapikan"

Aku mengamati dengan seksama dan hanya bisa mengangguk

"Mudah kan. sekarang kamu coba ya wan" ucap pak hend sambil melepas dasi nya seperti semula

Aku mencoba seperti yang di ajarkan pak hend. Entah kenapa tanganku malah gemetaran. Dan terlihat pak hend sesekali menelan air ludahnya karna terlihat dari jakunnya yang naik turun sambil membimbingku

"Nah bener itu disitu seperti itu kamu memang pintar wan baru sekali sudah bisa tapi simpulnya kurang rapi. Coba ulangi dari awal lebih tenang lagi jangan sampai terlalu kencang nariknya bisa bisa papa kecekik nanti" ucap pak hend sabar

Aku kembali melakukannya kali ini lebih pelan dan tidak gemetaran lagi.

"Not bad wan. Untuk pemula . Sekarang tinggal di rapiin kerah baju papa sambil di kancingkan keranya di samping yang kecil kecil itu.

Aku mengikuti perintah pak hend walau aku harus sedikit jinjit agar bisa meraih bagian belakang kemudian aku mengancingkan bagian samping samping

"Makasih ya wan . Sudah memakaikan dasi buat papa. Tinggal latihan setiap hari saja nanti juga bisa lancar dan rapi dengan sendirinya. Papa mau jadi bahan percobaan tiap harinya" ucapnya sambil senyum

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang