PL 29

2.4K 78 22
                                    

Setelah serangan telpon pak hend mereda  pikiranku sudah mulai tenang. Walau hatiku masih dilanda rasa sakit dan kecemburuan yang amat besar. Tapi setidaknya aku bisa menenangkan otakku karna rasa sakit ini muncul di saat yang tidak tepat.

Aku mencoba menyalakan hp ku kembali. Baru dinyalakan saja beberapa pesan dari pak hend langsung muncul di notifikasi. Aku langsung menaruh hpku kembali bener bener tidak mood kalau ada sesuatu yang berhubungan dengan hendrawan.

Aku langsung mengambil obat dan air minum untuk meredakan rasa sakit dikepalaku. Aku mencoba kembali memejamkan mataku untuk menengkan diriku.

"Aman den ?" Tanya supirku khawatir.

"Aman pak. Jalan saja terus"

"Den bapak kebelet pengen buang air kecil sebentar. Nanti kalau ada pom mampir dulu ya sekalian isi bensin"

"Ya sudah ngak papa. Awan mau tidur tapi jangan sampai putar arah . Kita tetap ke tujuan "

"Baik den"

Aku sebenarnya tidak bisa tidur yang tidur se nyenyak-nyenyaknya . Ibarat kata aku tidur tidur ayam sebentar bentar bangun. Entah berapa lama bergerak. Aku terbangun sudah berada di pom bensin.

Aku menunggu agak lama disini. Setelah supir kembali kami segera mengisi bensin dan kembali melanjutkan perjalanan.

Tak berapa lama ada panggilan masuk dari nomer asing. Aku belum menyimpan nomer ini dan nomer ini adalah bukan nomer hp melainkan dari pesawat telpon seperti kantoran pada umumnya.
Tidak mungkin ini nomer kantor pak hend.
Aku segera mengangkatnya.

"Haloo ini siapa"

"Hallo tuan awan !. "

Aku seperti mengenali suara ini.

"Ini pak heri ?"

"Iya ini saya heri tuan. Maaf mengganggu waktu santai anda. Saya menelpon pakai nomer kantor dari kota sebelah. Bisa bicara sebentar"

"Di suruh papa ?" Tanyaku curiga.

"Maaf tuan . Saya tidak disuruh siapapun saya sedang di luar kota. Bisakah kita bertemu nanti sore membahas bisnis minimarket anda ? Saya mengalami sedikit masalah"

"Saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah orang tua saya. Bisakah diundur atau  pak heri selesaikan sendiri tanpa saya"

"Ya sudah kalau seperti itu. Baik akan saya tangani sendiri masalah ini . Tapi nanti saya telpon lagi dengan nomer saya setelah selesai menanganinya dan butuh persetujuan anda tuan"

"Ya nanti aku kabari kalau sudah sampai rumah. Aku lagi malas pegang hp"

"Baik tuan kalau seperti itu. Saya pamit. Maaf sudah mengganggu waktu anda. Semoga anda selamat sampai tujuan"

"Iya makasih"

Akupun menutup telpon . Aku sempat berfikir masa pak heri tidak ada di meeting papa tadi . Kepalaku mulai traveling kemana mana. Mungkin setelah selesai itu pak heri langsung pergi mengurusi bisnis yang lain dan tidak tahu kejadian ini. Pak heri juga nampak tenang dan seolah tidak tahu apa apa. Memang setiap ada problem tentang bisnis yang beratas namaku pak heri juga selalu menghubungiku bukan pak hend. Sebab kewenangan ini sepenuhnya ada di tanganku.

Aku juga tak mau ambil pusing semisal pak heri di suruh pak hend pun juga aku ngak perduli. Tapi aku yakin pak heri bukan tipe pembohong seperti pak hend.

Akupun melempar hpku kembali. Sebenarnya aku ingin sekali membuka pesan dari pak hend tapi egoku dan gengsiku lebih besar dan mengalahkan keinginanku.

2 jam lebih menempuh perjalanan ini akhirnya aku sampai di rumahku. Aku langsung mencium dan memeluk ibuku. Sempat menjadi heboh dengan tetangga tetanggaku yang datang. Sebab aku pulang membawa mobil mewah dan penampilanku sudah berubah total tidak seperti dulu bahkan mereka bilang bahwa diriku nampak lebih tampan dan lebih bersih dari dulu.

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang