PL 18

3K 95 20
                                    

Jam 6 aku sudah bangun. Baru buka mata ada panggilan masuk dari pak hend kali ini panggilan video call

"Pagi ma.. baru bangun ya?"

"Iya.. sepagi ini papa sudah rapi . Sudah berangkat kerja?"

"Iya donk . Kan sudah punya tanggungan menafkahi orang sekarang. Masuk kuliah jam berapa ?. Kangen ada yang makaiin dasi papa nih ?"

"Jam 8 entah biasa masuk pertama begini masih kosong kalau enggak ya cuma perkenalan. Baru juga sehari pa"

"Papa ngak bisa tidur. Ngak ada temannya. Nanti pulang jam berapa ma. Nanti papa jemput setidaknya mama harus lihat rumah baru mama. Kalau tidak suka bisa cari yang lain"

"Hemzz... Ngak tau nanti mama kabarin pa. Kalau sudah terlanjur beli ya sudah itu saja lebih dari cukup."

"Iya ada yang ingin papa tanyakan nanti. Semoga mama suka dengan rumah itu"

"Soal ?"

"Nanti saja kalau ketemu. Papa mau meeting dulu."

"Ya sudah pa. Hati hati dijalan pa. Jangan lupa jaga kesehatan . Jangan terlalu dipaksa dalam kerja. Semoga meetingnya lancar dan sukses. Aamiin"

"Makasih ya ma doanya. Mama juga jangan lupa sarapan. Kalau ada apa apa telpon papa saja. Untuk mama papa akan selalu stanby"

"Ya sudah mama. Matikan dulu mau mandi siap siap berangkat"

Aku langsung mematikan telpon pak hend. Aku segera mandi dan siap siap ke kampus. Setelah mandi aku mencoba menyalakan laptop ku tapi ngak bisa hidup aku mencoba mencolokan charger nya . Ngak bisa hidup juga aku menghela nafas pendek

"Mungkin saat nya ganti." Ucapku dalam hati.

"Ya sudah nanti ijin papa dulu buat beli laptop pakai tabungan itu" pikirku

Aku bersiap berangkat . Namun sebelum berangkat nanti aku mau sarapan dulu di warung deket kampusku. Walau aku mempunyai uang banyak sekarang bahkan punya semua tapi bagiku itu hanya titipan dan fasilitas dari pak hend. Aku harus tetap menjadi awan yang seperti dulu. Tidak mau kelihatan berubah walau hidupku sudah bisa dikatakan berlimpah. Aku juga tidak mau dikatakan kacang lupa kulitnya.
"
Saat aku menunggu sarapanku tiba tiba ada ada panggilan nomer baru. Tapi aku bisa mengenali di fotonya terlihat jelas wajah andree. Aku segera mengangkatnya

"Iya ndree kenapa"

"Ok wan save nomer aku ya. Udah dikampus belum gua udah dikampus nih ?"

"Gua lagi sarapan ndree di seberang kampus. Lu udah sarapan belum?"

"Belum sih wan. "

"Ya udah sini sarapan bareng "

"Ok wan tunggu ya"

"Siap gua pesenin sekalian"

"Ok ok."

Aku segera memesan lagi dan menyuruh mereka mengantarkan barengan.
Tak berapa lama andree sudah duduk di depanku.

"Wuiiihhhh. Keren sekali kamu wan  pakai baju itu. Kalau di lihat lihat dirimu cocok jadi orang kaya. Pakai pakaian branded seperti itu. Terlihat lebih manis. Kalau lu cewek sudah gua pacarin"

"Apaan sih anjirtt ngak jelas." Ucapku sambil menjitak kepala andree.

"Sakit begooo.." ucap andree meringis.

"Makanya kalau pagi itu sarapan dulu. Biar otak ngak ngacoo.."

Sarapan kami sudah datang kami sarapan cuma andree selalu senyum senyum ke arahku. Aku sendiri juga malu pakai baju begini. Agak kurang pede. Biasanya aku makai baju seharga puluhan ribu. Karna bajuku yang lain belum di setrika. Aku putuskan memkai baju ini yang harganya puluhan kali lipat.

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang