PL 35

2.3K 77 24
                                    

Sesampainya dirumah . Aku langsung mengunci pintu kamar dan aku menumpahkan semua kekesalanku kepada papa.

"Apakah sikap seperti itu pantas untuk seorang CEO pemilik perusahaan besar ?"

"Papa minta maaf ma.. papa merasa cemburu melihat tangan mama dipegang pegang. Apalagi merasa sok akrab dengan mama. Ditambah sebab dia papa jadi menyakiti mama."

"Mama tahu papa cemburu tapi bukan seperti itu caranya. Sama saja itu bisa merusak citra papa selama ini"

"Papa tidak perduli citra papa rusak atau apa. Perusahaan kecil seperti itu biaa papa beli sekaligus kalau mama mau. Berani sekali dia menggoda istri papa di depan mata papa langsung. Harga diri papa di injak injak"

"Harusnya papa bisa kontrol emosi. Lagipula semua salah paham dan masalah sudah clear. Apa yang harus di perjelas lagi"

"Karna papa tidak mau kehilangan mama"

"Malah sifat papa yang seperti itu membuat papa bakal kehilangan mama"

Aku saat itu posisi duduk dipinggiran kasur. Saat aku habis mengucapkan kata itu. Pak hend langsung berjongkok di hadapanku sambil menyenderkan kepalanya di pangkuanku dan memelukku erat.

"Iyaa... Papa ngaku salah. Tapi tolong ma.. jangan pergi dari papa.. papa janji tidak mengulanginya lagi. Papa ngak mau ditinggal sama mama.. " ucap pak hend sambil menangis.

"Papa yang mengajariku etika dalam kerja. Tapi papa sendiri yang tidak punya etika. "

"Perasaan cemburu papa tersulut ketika mama di pantai bersama dia. Maafin papa."

"Harusnya dia yang marah tapi kenapa papa yang marah"

"Udah ma.. papa ngaku salah.. jangan dibahas lagi.. papa ngak mau mama marah dan meninggalkan papa"

Kami sama sama diam lama.

"Mama mencintai dia ?" Tanya papa tiba tiba.

"Mau diperpanjang masalah ini ?. Mau dibahas lagi dan mau mama tinggal ?"

"Papa kan hanya tanya apa salahnya."

"Coba papa pikir saja sendiri dengan pemikiran papa yang absurd itu. Kalau mama mencintai dia. Tidak mungkin mama menemani hendrawan setelah apa yang hendrawan lakukan selama ini kepada mama"

"Lebih baik mama pergi dan mencari dia toh mama punya kartu namanya. papa masih ingat kan saat papa ingin membunuh mama saat itu?. Saat itu mama sudah sangat membenci papa sebenarnya. Tapi karna cinta mama masih bertahan . Ingatan itu tidak akan pernah terlupakan oleh mama seumur hidup sampai mama sering sakit kepala sampai sekarang ini semua karna sifat brutal papa"

Papa hanya diam.

"Tidak hanya sekali dua kali papa menyakiti mama juga kan. Harusnya papa yang lebih ingat kesalahan apa yang papa perbuat ke mama. Tapi kenyataan nya mama masih mau menerima papa. "

"Mama tidak pernah mengungkit kesalahan itu. Karna mama tahu papa sudah memberikan segalanya juga ke mama. Semua kebaikan papa pun selalu mama ingat dengan baik sampai menutupi semua rasa sakit di hati mama karna papa. "

"Sudah ma... Sudah... "

"Papa tega menuduh mama seperti itu. Selama ini apakah mama pernah selingkuh pernah membohongi papa. Tidak kan. Cinta mama cuma satu. Malah mama yang sering papa sakiti."

"Cinta papa juga cuma satu. Mama seorang saja"

Aku memilih diam. Supaya semua ini tak berlanjut lagi. Semakin ditanggapin yang ada malah papa semakin beragument tidak mau kalah.

"Kalau mama memang cinta sama papa dan tidak ada hubungan sama laki laki itu dan mama juga tidak menyukai laki laki itu buktikan sama papa"

"Apa yang harus di buktikan semua juga sudah jelas"

"Kalau mama menolak dan tidak mau berarti memang mama ada perasaan sama dia"

Entah apa yang ada di otak papa saat itu aku tidak tahu. Daripada semua semakin runyam dan sulit ditambah cemburu papa yang tidak juga meredam akhirnya aku pun mengalah

"Buktikan dengan cara apa"

"Berhubungan suami istri sekarang juga. Tapi kalau mama menolak berarti memang mama ada hubungan sama dia"

"Bilang saja kalau papa pengen dari kemarin malam. Enak di papa kalau begini padahal papa yang salah"

"Terserah mama. Kalau pengen papa percaya sama mama ya itu syarat papa.

Disini ada dua pilihan. Jika aku tolak pasti papa marah marah dan menduhku yang tidak tidak. Dan jika aku tinggal pergi pun papa juga bakal marah.

"Nanti malam saja" ucapku tidak ada pilihan lagi

"Ya sudah berarti memang mama suka sama dia. Papa ngak mau nanti nanti. Papa mau bukti sekarang"

"Terserah papa saja"

Aku melihat pak hend dengan senyum bahagianya. Pak hend langsung melepas celana milikku tapi hanya celananya saja sedangkan bajuku tidak.

Saat itupula papa langsung mengeluarkan kontolnya dari dalam resletingnya. Papa melumuri dengan ludahnya sendiri. Dan mengocok pelan. Saat dirasa cukup papa langsung mengangkat kakiku dan sedikit menarikku di tepian kasur. Tanpa melepas pakaian nya sama sekali

Aku hanya pasrah saat itu. Daripada kejadian seperti tadi terus lebih baik aku ngalah dan menuruti kemauan pak hend. Lagian aku juga ingin membuktikan bahwa aku tidak mencintai pak hermansyah. Beda antara mencintai atau mengagumi saja.

Tak butuh waktu lama kontol pak hend sudah berada di dalam lubangku.

Kami saling diam dan saling menatap satu sama lainnya.

Pak hend mulai mengeluar masukkan kontolnya di lubangku. Kali ini juga dengan kecepatan yang lumayan cepat.

"Ahhh... Papa memang sengaja melakukan ini supaya mama selalu cinta dan keingat sama papa terus ahh.. ahh...."

"Papa tidak mau ada laki laki lain di hati dan pikiran mama"

Aku hanya diam sambil mengigit bibir bawahku sebenarnya terpaksa melakukan ini.

"Ahh..... Enak kan ma.... Ahh... Ahh.... Papa tidak mau ditinggal sama mama. Ahh... Sttttt...." Sambil melumat bibirku dan menciumi leherku.

Dua puluh menit berlalu pak hend menggenjotku siang siang. Tubuh pak hend sudah dipenuhi keringat . Apalagi di bagian punggung nya kemeja nya pun nampak sudah basah dengan keringat yang bercucuran.

"Ahhh.... Ma.... Ahh.... Papa mau..keluar.... Ehh... Ehh... Ehh... "

Pak hend mulai memejamkan matanya gerakan semakin cepat.

"Ahh.... Ahh... Ooooarghhh..... Papa keluar ma... Arghhh.... " Erangan panjang pak hend di sertai dengan semburan pejuh di lubangku.

Saat pejuhnya keluar pak hend mencoba pelan masih menggerakan kontolnya agar tidak ada sisa sisa pejuhnya nanti.

Saat itu kontol papa langsung dicabut masih dalam keadaan tegak berdiri padahal baru saja memuntahkan spermanya. Kontol yang keluar itu dibarengi dengan beberapa pejuhnya yang meleleh keluar dari dalam lubangku.

Pak hend melepas kemejanya dan langsung tidur di sampingku sambil mengatur nafasnya. Selagi papa istirahat aku langsung ke kamar mandi aku membersihkan tubuhku dari pejuhku sendiri. Ya setiap kali permainan aku selalu kalah duluan . Aku selalu keluar dua kali padahal pak hend baru sekali.

Setelah aku selesai mandi baru papa gantian yang mandi. Aku memutuskan untuk tidur. Badan dan pikiranku sudah capek menghadapi sifat suamiku yang seperti itu.
Sebagai istri hanya bisa nurut dengan suami.

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang