Papa selalu bangun lebih awal dariku. Entah mungkin itu sudah jadi kebiasaan papa bangun pagi atau apa. Setiap aku bangun papa sudah rapi entah itu berangkat kerja ataupun dia libur seperti sekarang.
Sepagi ini pula sudah ada keributan kecil diantara kami.
Aku yang sudah tahu bakal kembali ke rumah sakit dan males untuk meneruskan pengobatan ini. Tapi di sisi lain papa tetap ngotot agar aku mau kesana demi kesembuhan ku.
Sampai pak hend pun menangis dan mengiba di depanku.
"Ayolah sayang nya papa. Jangan seperti ini sayang. Papa ingin menebus semua dosa papa yang sudah papa lakukan ke mama"
"Ngak mau kalau liburannya seperti ini " ucapku ketus.
"Papa janji sayang setelah sembuh nanti mama mau kemana saja pasti papa kabulkan"
Aku tipe orang yang tidak tegaan . Apalagi melihat orang yang aku cintai sampai mengiba seperti ini.
"Janji mau mengabulkan semuanya ?" Tanyaku
"Iya janji ma. Memang mama mau apa?"
"Rahasia.. kita lihat saja kalau sudah pulang" ucapku
"Ya terserah mama saja . Asal mama mau berobat disini. Bagi papa tidak ada yang tidak mungkin"
"Sombong ya ..." Ucapku
"Ya sudah mama mandi dulu sana. Atau mau papa mandiin ?" Tanya pak hend sambil mengangkat alisnya
"Memangnya anak kecil ngak bisa mandi sendiri" ucapku kesal
"Ya sudah ma. Papa tunggu disini segera kita sarapan dan berangkat"
Selesai mandi aku kembali menuju kamar aku tidak tahu apa yang dilakukan papa. Saat aku mandi. Tapi saat aku kembali papa seperti orang yang ketakutan dan segera menutup video call nya.
Entah kenapa perasaan ku tidak enak.. seakan ada yang sedang disembunyikan pak hend
Aku hanya diam seolah membiarkan semuanya namun papa seakan tahu dengan sifatku yang kalau sedang ngambek.
Pak hend berjalan ke arahku dan memelukku dari belakang sambil mencium leherku.
"Istri papa sudah harum baunya. Sudah wangi"
"Apaan sih pa. Tadi katanya suruh buru buru malah sekarang seperti ini manja"
"Ndak perlu menyembunyikan rasa cemburu mama . Papa sudah bisa mengetahuinya"
"Siapa juga yang cemburu. Kalau ada yang mau ngak usah malu malu ambil ambil saja" ucapku ketus.
"Tapi papa sayangnya sama mama. Papa benar benar cinta sama mama"
"Papa sudah tidak muda lagi. Ngak perlu kasmaran sampai segitunya seperti anak muda"
"Kasmaran tidak mengenal usia orang. Usia berapapun juga bisa saja kasmaran bahkan melebihi anak muda sekalipun"
"Gombalan seorang buaya. Mama tidak akan terjerat."
"Orang ganteng seperti ini dipanggil buaya. Tadi itu anak papa yang nelpon seperti biasanya yang mama tahu"
"Tapi kenapa harus setakut itu. Mama kan juga tidak melarang. Setiap nelpon anak papa selalu saja sembunyi sembunyi di belakang mama. Seolah takut ketahuan. Padahal papa bisa saja bilang rekan kerja papa" ucapku
"Belum saat nya dia tahu kebenaran ini semua. Papa tidak mau kehilangan mama untuk selamanya. Pasti suatu saat papa akan mengenalkan mama ke dia. Langsung sebagai istri papa"
"Sudah lah geli. Leher dan kuping mama kena kumis papa" ucapku mencoba melepas pelukan pak hend
"Bukan kah mama selalu menyukainya?"
"Sudah sudah ... Katanya mau berangkat sekarang. Keburu mood mama hilang lagi"
Pak hend langsung melepaskan pelukannya. Dan kami akhirnya pergi ke rumah sakit lagi. Tapi sebelumnya kami sempatkan untuk sarapan di hotel dulu.
Bukan nya aku munafik tidak suka dengan perlakuan pak hend seperti tadi. Tapi hidup ini bukan tentang cinta atau sex semata. Masih ada hal lain yang bisa dilakukan..
Sesampainya dirumah sakit mengacu dengan hasil lab kemarin dokter menyarankanku untuk di rawat inap agar pengobatan disini maksimal.
Papa tidak langsung menyetujui. Papa meminta waktu sampai besuk. Papa ingin berdiskusi dengan pak heri dulu.
Akhirnya kami kembali ke hotel. Sejak di dalam mobil tadi papa sudah sibuk dengan ponselnya.
Sesampainya di hotel aku langsung tiduran. Entah apa yang terjadi tadi aku kurang tahu. Kenapa aku harus di rawat di rumah sakit juga . Apakah penyakit ini separah itu ?. Semua pikiranku bercampur aduk.
Begitupula dengan papa. Dia nampak gelisah mempertimbangkan semua nya. Walau aku tahu untuk urusan lain papa selalu bisa tenang tapi tidak untuk saat ini. Sampai beberapa jam pun papa masih tetap gelisah
"Maa... Kita jalan jalan yuks. Papa sudah memutuskan semuanya . Papa ingin membahagiakan mama. Besuk mama sudah di rawat di rs. Papa ingin mama sembuh total. Berapapun biayanya papa akan menanggungnya"
"Memang separah itu kah pa ? Mama mau mati ya ?" Tanyaku.
"Siapa bilang begitu. Mama pasti sembuh setelah di rawat. Mama harus berada di sisi papa menemani papa sampai tua nanti"
"Kenapa tidak mencari yang lain saja. Membiarkan ku sakit sendirian"
"Papa cintanya sama mama. Bukan sama yang lain"
"Bukan nya cinta juga bisa dibangun pelan pelan"
"Iya tapi cintanya papa sudah habis untuk mama seorang. Lupakan masa lalu papa. Papa ingin membangun masa depan dengan mama"
Aku malah menangis mendengar apa yang diucapkan pak hend ke diriku. Entah papa kerasukan apa. Yang membuat dirinya begitu mencintaiku. Bahkan di luaran sana aku yakin pak hend bisa mendapatkan yang lebih dariku.
Mengetahui aku yang menangis. Papa langsung memelukku dari belakang.
"Kenapa mama malah menangis. Papa yang memulai semua ini papa yang menyebabkan mama seperti ini. Dan papa juga yang bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Yakin lah ma.. papa sudah berubah sudah tidak seperti dulu lagi semenjak papa mengenal mama"
"Tapi... "
"Tidak ada tapi tapian lagi. Papa bener bener sangat mencintai mama sejak pandangan pertama dahulu. Asal mama tahu saja saat di ruangan hermanto dulu papa sengaja melakukan hal kasar kepada mereka agar mereka tidak berani lagi mendekati papa. Karna papa hanya ingin mendapatkan mama"
"Terserah mama mau percaya atau tidak dengan ucapan papa barusan. Ditambah dengan sifat mama yang seperti ini. Membuat papa bener bener jatuh cinta."
"Papa bisa gila kalau harus berpisah dengan mama"
Aku langsung membalik badanku kini wajah kami saling menatap. Aku bisa melihat sorot mata papa. Aku yakin bahwa papa sungguh sungguh dalam mengucapkan itu
Papa langsung mengusap pipiku dan mengecup keningku
"Percayalah sayang. Hanya mama yang menjadi ratu di hati papa"
Akupun juga membalas dengan mengusap pipi dan leher papa.
"Makasih ya pa.. maaf jika mama selalu merepotkan papa. Mama juga sangat mencintai papa" ucapku
Kami langsung melumat bibir masing masing. Untuk menikmati cinta yang membara di antara kami berdua. Jujur saja jika berada di dekat papa rasanya begitu nyaman dan damai.
Lanjutannya bisa di baca di karyakarsa untuk update cerita. Ebih cepat disana. Dibanding di wp untuk PL
KAMU SEDANG MEMBACA
REUPLOADER PAPAMU LELAKIKU
No FicciónPm me 083871652996 kisah cerita sex dewasa yang mempunyai banyak konflik di dalamnya. saya hanya sebagai reuploader cerita legend dari cerita yang pernah viral dulu ditahun 2018/2019 dari matureloves. kisah cinta seorang laki laki yang jatuh cinta k...