PL 25

2.6K 76 18
                                    


Hendrawan pov

Saat awan tidur di pelukanku lagi. Entah mengapa ada sesuatu yang membuatku sangat nyaman dan bahagia sekali. Aku tidak pernah merasa keberatan dengan posisi awan seperti ini. Rasa yang beberapa minggu ini hilang seakan kembali lagi.

"Maa.. papa rasanya sangat bahagia bisa dipeluk mama lagi. Walau papa harus mati matian menahan nafsu papa. Tapi entah mengapa dipeluk mama seperti ini saja papa sudah senang"

"Besuk kalau libur kita ke rumah orang tua mama ya. Papa ingin ketemu langsung sama orang tua mama. Hp tas dompet mama ada di laci lemari mama" ucapku sambil terus mengelus rambutnya dan terkadang aku mencium nya.

Saat aku sedang berbicara panjang lebar ternyata awan sudah tidur dipelukanku dengan nyenyaknya dengan dengkuran halus.

"Yah sudah tidur. Percuma papa bicara panjang lebar tadi" ucapku sambil tersenyum

Karna awan sudah tidur aku mencoba untuk tidur juga. Namun aku belum bisa untuk memejamkan mataku. Aku malah ingat dengan ucapan mantanku beberapa saat yang lalu saat kami bertemu di apartemen miliknya yang dulu pernah aku belikan. Dan seolah olah aku mengingat kejadian itu kembali.

"Papa masih ingin bersama dengan orang kotor itu. Apalagi sekarang dia sudah menjadi gila. Dia saja di rawat di rumah sakit jiwa"

"Jaga ucapan mu zal. Itu semua bukan kemauan dia. Jangan sebut aku papa lagi. Kita tidak punya hubungan spesial lagi. Aku sudah terlalu sakit kamu permainkan . Kamu hanya mengejar harta saja. Kembalilah dengan dia. Aku sudab punya pilihan hatiku"

"Tapi pa rizal ingin kembali sama papa. Rizal minta maaf sudah punya salah sama papa. Rizal sudah putus dengan dia. Dia selingkuh dan bangkrut"

"Kamu harusnya bersyukur . Aku masih melindungimu dan tidak menyeretmu ke dalam penjara seperti hermanto. Aku juga tau kalian berdua bersekongkol. Aku tidak bisa memaafkan mu lagi"

"Iya rizal minta maaf pa. Tapi rizal ingin kembali dengan papa lagi" ucapnya sambil memelukku dari belakang.

Aku mencoba melepaskan pelukan rizal. Aku tidak ingin melakukan kesalahan ke dua kalinya lagi.

"Bukan kah papa masih mencintaiku juga. Papa tidak bisa move on dariku dan memilih awan yang punya kemiripan wajah denganku."

"Tolong lepaskan pelukanmu zal. Aku tidak bisa menyakitimu tidak bisa kasar sama kamu sejak dulu. Walau kamu selalu menyakitiku. Memang benar aku memilih awan karna ada kemiripan wajah dengan mu. Tapi yang membuat ku jatuh cinta itu karna kepribadian awan. "

"Rizal ngak rela papa sama dia. Rizal pengen kita seperti dulu"

"Maaf aku ngak bisa zal . Hatiku sudah dipenuhi oleh cintanya awan sepenuhnya. Aku ngak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu"

"Bukan kah papa selalu suka jika saat berhubungan badan dengan rizal leher papa rizal ciumi dan dibikin merah. Seperti ini" ucapnya sambil menciumi leherku.

"Cukup zal. Jangan pernah untuk memaksa aku melakukan hal kasar untuk yang pertama kali dan terakhir untukmu. Aku juga tidak segan untuk memarahimu dengan kata kata kali ini" ucapku sambil menarik nafas panjang.

Rizal pun melepaskan pelukan dan ciuman di leherku. Kemudian rizal jongkok dihadapanku.

"Bukan kah papa selalu memuji hisapan dan lubangku?. Kata papa juga tidak ada yang senikmat diriku kan dalam dua hal tersebut"

Ya posisiku memang sedang duduk di tepi ranjang. Dan rizal sudah jongkok di hadapanku .

Rizal pun langsung mengelus ngelus bagian selangkanganku yang masih memakai celana panjang.

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang