PL 7

6.4K 140 3
                                    

Aku masih terus meratapi nasib aku membayangkan semisal hilang perawanku melakukan dengan pak hend atas dasar mau sama mau. Atau dalam keadaan sadar. Tapi kalau sekasar ini dan dibawah minuman alkohol aku merasa sakit hati. Layak seperti seseorang yang diperkosa walau aku sendiri sadar sebagai pelacur.

Apalagi sampai berdarah darah dan dia tidak perduli sama sekali. Aku membenci pak hend tekatku sudah bulat aku ingin pulang kembali ke kota ku.

Aku baru bisa tertidur pukul 3 malam.

Pukul 6 pagi aku dibangunkan paksa oleh pak hend.

"Apa yang kamu lakukan sama papa. Kenapa kontol bisa keluar". ucapnya dengan nada tinggi

"Harus nya aku yang bertanya sama kamu . Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku?" Ucapku tak kalah sengit tapi dengan nada lirih.

Aku memang sengaja menutup seluruh tubuhku dengan selimut sampai leher. Dan  bekas darah kemarin masih tertutup selimut

"Berani kamu memanggil papa dengan sebutan kamu?"

"Memangnya kenapa aku takut ?" Aku masih tidur dengan posisi miring. Aku yakin di pipiku ada bekas tangan karna tamparan kemarin

"Cepat katakan apa yang kamu lakukan sama papa?" Ucap pak hend sambil membalikkan badanku menghadap dia"

"Harusnya tanya sama dirimu sendiri apa yang kamu lakukan kepadaku" ucapku sambil menghadap ke dia dengan muka yang masih ngantuk.

Pak hend tiba tiba diam melihat wajahku ada bekas tamparan ya mungkin karna wajah ku bersih dan putih sehingga bekas itu nampak jelas terlihat kemerahan

"Kalau kurang puas menyakitiku ayo pukul lagi" ucapku menantang pak hend.

"Kenapa diam. Kalau mau pukul atau membunuhku seperti ucapanmu kemarin malam ayo lakukan . Atau mau aku ambilkan pisau nya ?"

Pak hend hanya diam sambil memegangi kepalanya.

"Ok kalau kamu diam biar aku ambilkan pisaunya. Langsung saja tanpa basa basi"

Aku menyibakkan semua selimut sampai ke bawah. Aku berjalan telanjang bulat saat itu dengan cara agak mengangkang sedikit karna masih terasa sakit. Di lubangku. Di bagian selangkanganku dan belahan pantatku ada bekas darah yang mengering.

Sedangkan saat aku lirik sprei putih noda darah nampak terlihat membentuk lingkaran yang cukup besar.

Setelah aku menemukan pisau aku segera menaruh di nakas kecil di dekat ranjang jaraknya hanya 2 meter dari pak hend

"Kalau mau membunuhku aku sudah siap di kamar mandi " ucapku sambil berjalan ke kamar mandi aku ingin membersihkan darah yang mengering kemarin

"Arrrgggghhhhhhh.......... " Teriak kencang pak hend.
Mungkin suara itu bakal terdengar sampai kamar lain.

"Aku lebih rela kehilangan semua ini sebagai pelacur. Dibandingkan harus kehilangan nya ini ditangan pemabuk dan orang yang suka menyiksa" ucapku setelah kembali dari kamar mandi.

Akupun langsung kembali memakai baju dan celana ku. Kemudian duduk di sofa sambil membuka horden aku pun berdiam diri sambil melihat ke arah pantai.

"Papa minta maaf " ucapnya lirih sambil terbata bata.

Aku hanya terus diam.

"Walau aku sebagai pelacur mu . Tapi aku masih punya harga diri. Aku minta pulang. Aku tidak mau menemani seorang pemabuk dan penyiksa sepertimu. Aku juga tidak butuh semua pemberian mu. Semua masih utuh bisa aku kembalikan. Selama ini aku juga tidak meminta apapun sama kamu.  Aku juga berhak atas keselamatan diri dan nyawaku.

REUPLOADER PAPAMU LELAKIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang