Jantung Damien mulai berdetak lebih cepat dari biasanya, dia mencoba tenang tapi tidak bisa. Tanpa menjawab ucapan pelayan itu, Damien langsung pergi dari situ dan menuju parkiran mobil. Di sana dia melihat ada sopirnya yang sedang mengelap kaca mobil Damien.
Ketika mendengar suara langkah di belakangnya, sopir tersebut menoleh dan mendapati Damien sudah berjalan menghampirinya.
"Tuan, anda ingin pergi sekarang?" tanya sopir itu.
"Berikan aku kunci mobilnya, Colby," seru Damien ketika dia sudah di depan sopirnya.Colby terlihat bingung, tapi ia tetap memberikan kunci mobil kepada Damien.
"Masuklah," ucap Damien. Membuat Colby itu semakin bingung.
Lalu Damien masuk mobil dan duduk kursi pengemudi, Damien menyalakan mobil. Ketika melihat Colby belum masuk, dia membuka jendela mobil.
"Ku bilang masuklah, aku sudah tidak memiliki waktu lagi, god damn it," sumpah Damien tidak sabaran.
Colby ikut panik dan langsung masuk mobil, lalu duduk di kursi penumpang depan, yang berada di sebelah kursi pengemudi.
Sebelum Colby bisa memakai seatbelt, Damien sudah menancap gas. Membuat sang sopir reflek berpegangan dengan pegangan mobil di atas jendela. Ketika dia sudah keluar dari mansion, Damien langsung membawa mobil dengan kecepatan yang sangat cepat. Dia sudah tidak peduli dengan keselamatannya sendiri.
Karena saat ini yang ada di pikiran Damien hanyalah Starley. Jantungnya berdebar sangat cepat, ia mencoba untuk tenang tapi tetap saja tidak bisa. Jadi, persetanan dengan tenang.
***
Setelah sekitar lima belas menit berlalu. Mereka hampir sampai di gedung Bell Corp, tapi mereka terjebak di kemacetan. Sepertinya kebakaran di gedung Bell Corp yang menyebabkan kemacetan ini.
Damien mengumpat, lalu mengatakan kepada Colby.
"Colby kau bawa mobil ini, aku akan berlari saja ke gedung Bell Corp."
Colby yang masih belum mengerti apa yang terjadi, hanya mengangguk mantap dengan perintah bossnya. Lalu Damien keluar dari mobil, begitu pula dengan Colby.
Ketika Colby masuk ke kursi pengemudi, Damien sudah berlari di jalanan untuk pejalan kaki, ia berlari secepatnya. Setiap menit yang terlewat ini sangat berharga, rasa nyeri di bahunya pun sudah tidak terasa lagi. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah menemukan Starley dan memastikan wanita itu aman.
Beberapa menit kemudian dia sudah melihat banyak mobil pemadam kebakaran, lalu tatapan Damien beralih ke gedung Bell Corp. Damien sudah bisa melihat api yang berkobar pada gedung Bell Corp. Sepertinya lantai yang kebakaran adalah lantai-lantai bawah.
Sesampai di sana, Damien dapat melihat sudah begitu banyak orang di depan gedung. Sepertinya mereka ini adalah para karyawan dan pekerja yang sudah berhasil keluar dari gedung.
Beberapa duduk di lantai seperti kelelahan karena turun lewat tangga darurat, beberapa sibuk dengan ponselnya untuk memberi kabar mengenai kebakaran ini, dan beberapa diobati karena luka. Di sana juga sudah ada ambulan stand by, dengan tim medis.
Tapi mata Damien hanya mencari sosok Starley, berharap ia menemukan sosok Starley di tengah kerumunan orang ini. Sampai akhirnya ia menemukan sosok Ava, teman dekat Starley yang bekerja di perusahaan Bell.
Ava sedang diobati kakinya oleh tim medis. Damien dengan cepat mendekati Ava yang masih diobati.
"Miss Turner," panggil Damien. Ava merasa namanya terpanggil langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Ava terlihat kaget ketika melihat Damien, tapi Damien tidak menunggu jawaban Ava, ia langsung bertanya.
"Apakah kau melihat Starley?"
"Tadi dia bersamaku," ucap Ava langsung. Tapi Ava terlihat panik, dan hal itu membuat Damien tidak tenang.
"Lalu di mana dia sekarang?" tanya Damien.
"Tadi aku dan Starley sedang berada di lantai delapan ketika kebakaran terjadi di lantai tujuh, aku dan dia lari lewat pintu darurat bersama. Tapi ketika sudah sampai di lantai dua, tiba-tiba Starley menyuruhku duluan, dia ingin mengambil surat misterius yang berada di ruanganku, di lantai delapan."
"Kata dia, surat misterius itu satu-satunya petunjuk untuk menemukan pelaku dari kebakaran ini," jelas Ava.
Darah Damien terasa mendidih sekarang, surat misterius? Surat sialan apa yang lebih penting daripada nyawa wanita itu.
"Kenapa kau tidak menahannya?" bentak Damien kesal.
"Aku sudah menahannya! Tapi dia sudah pergi duluan, dia sangat keras kepala. Juga kakiku terluka jadi tidak bisa mengejarnya," jawab Ava frustasi.
Damien melihat sekilas kaki Ava yang terluka. Benar, kaki wanita ini terluka.
"Aku sudah bilang ke petugas pemadam kebakaran berkali-kali tapi sepertinya mereka tidak mau mendengarkanku-" ucapan Ava terpotong oleh Damien.
"Kapan dia naik?"
"Belum lama, dan dia belum turun," jawab Ava.Tanpa memikir lebih banyak lagi, Damien langsung berkata, "aku akan ke atas."
"Apa?" tanya Ava.
"Apa ada air minum kemasan?" tanya Damien ke tim medis yang merawat Ava. Dia terlihat kebingungan awalnya, tapi langsung menunjukkan kardus berisi air minum kemasan.
Damien mengambil satu air minum kemasan, lalu ia berlari menuju pintu darurat. Di sana ia melihat banyak orang yang baru saja keluar dari pintu darurat. Mereka terlihat ngos-ngosan.
Damien langsung masuk pintu darurat, dan menaiki tangga darurat melawan arus orang-orang yang turun. Semakin tinggi lantainya, semakin sedikit orang yang turun, sepertinya kebanyakan sudah keluar.
Mengingat ini sudah malam, harusnya kebanyakan karyawan sudah pulang sore tadi. Jadi mereka yang masih di kantor hanya mereka yang lembur dan banyak kerjaan.
Damien menaiki tangga dengan cepat. Kakinya mulai pegal, napasnya tidak beraturan, bahunya juga nyeri, tapi dia tetap menaiki tangga. Sekarang ia sudah sampai di lantai lima, dan dia sudah mulai merasakan hawa lebih panas dari sebelumnya. Dia juga sudah tidak berpapasan dengan orang lagi.
Dia menaiki tangga lebih cepat sekarang, dan akhirnya dia sampai di lantai enam menuju lantai tujuh, di mana kebakaran terjadi. Dan sialnya api sudah memasuki tangga darurat, Damien terjebak, dia tidak bisa naik menuju lantai delapan karena terhalang api yang sudah berkobar di tangga darurat.
"Sialan," umpat Damien.
Tapi tinggal sedikit lagi dia bisa menemukan Starley. Damien mengambil air minum kemasan yang ia bawa tadi, lalu ia buka dan dia siramkan air itu ke kepalanya. Sehingga sekarang rambut, wajah dan badan bagian atas Damien sudah basah.
Damien membuang kemasannya ke lantai. Lalu dia menarik napas, lalu dengan begitu cepat dia menembus api yang berkobar dan menaiki tangga menuju lantai delapan. Sampai akhirnya dia berhasil sampai di pintu darurat lantai delapan.
Ketika Damien membuka pintu darurat itu, Damien kaget karena langsung berpapasan dengan Starley yang sepertinya ingin membuka pintu juga. Mereka berdua sama-sama kaget.
"Damien? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Starley kaget.
Damien merasa luar biasa lega ketika melihat Starley masih bernapas. Lalu tanpa berpikir panjang lagi, Damien langsung menarik tubuh Starley ke dalam pelukkannya.
"Ku mohon, jangan pernah lakukan hal itu lagi, cupcake," ucap Damien terdengar memohon, sambil memeluk Starley erat. Seperti takut kalau ia lepaskan pelukkan ini, Starley akan pergi mencari bahaya lagi.
-To Be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...