Chapter 106 - Albert

25.2K 2.7K 55
                                    

Hai-hai! Maaf semalam ketiduran jadi ga update wkwk. Aku juga udah umumin ini di broadcast channel IG ku tadi pagi sih.
-Yessy N.

***
Starley menatap Kai sejenak, sebelum Starley berjalan mendekati Kai.

Karena kai lebih pendek darinya, Starley meletakkan kedua tangannya di lutut, untuk menuduk agar wajahnya sejajar dengan Kai.

"Apa kau membenciku?" Tanya Starley akhirnya.

Kai mengerjapkan matanya mendengar itu. "Kenapa aku harus membencimu?" Tanya Kai terlihat bingung.

Starley tidak menyangka dengan jawaban Kai. "Aku yang meminta Damien membunuh Ayahmu, dan Ibumu juga ditahan setelahnya," jelas Starley

Kai menatap Starley sejenak sebelum berkata. "Untuk Yusef, he deserves it, dan untuk Ibuku, aku lebih tenang dia di penjara dari pada dia bebas."

Apa Kai baru saja menyebut Ayahnya dengan namanya?

Dari reaksi Kai, sepertinya Kai sudah melewati masa kecil yang keras di lingkungan para mafia ini. Karena tidak mungkin anak yang tumbuh dengan kasih sayang, akan menjawab seperti ini, jika terjadi hal buruk kepada kedua orang tuanya.

Yusef memang lelaki yang tidak memiliki hati. Apa yang dia lakukan, sampai membuat putranya mengatakan hal seperti ini setelah dia mati?

"Berapa umurmu?" Tanya Starley.

"Sembilan tahun," jawab Kai.

"Apa kau pergi ke sekolah?" Tanya Starley seketika penasaran. Kai menggelengkan kepalanya.

"Jadi kau belum bisa membaca menulis?" Tanya Starley.

"Bisa, Ibu yang mengajarkan aku," jawab Kai.

Yusef sangat kaya tapi dia tidak menyekolahkan anaknya? Apa Yusef bahkan peduli dengannya? Pikir Starley seketika merasa simpati pada bocah di depannya ini.

Starley pun berdiri tegak lagi, lalu berjalan mendekati Damien.

Ketika dia sudah di depan Damien. Starley mengambil tangan Damien lalu menariknya, agar mereka bisa berbicara tanpa kedengaran Kai.

Setelah mereka sudah cukup jauh, Damien pun bertanya. "Jadi bagaimana?"

"Kau mungkin tidak setuju dengan ini-" ucapan Starley terpotong oleh Damien yang tiba-tiba meremas lembut tangannya.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Aku akan setuju dengan segala keputusanmu, cupcake," sela Damien.

Starley megerjapkan matanya mendengar ucapan Damien. "Aku bahkan belum memberitahu keputusanku," jawab Starley.

"Aku sudah tahu jawabanmu melihat dari raut wajahmu," seru Damien.

"Jadi apa keputusanmu?" Tanya Damien lagi.

Starley terdiam sejenak. "Bagaimana kalau membawa dia bersama kita dulu?" Tanya Starley.

Damien hanya terdiam sambil memperhatikkan wajah Starley.

Starley menghelakan napasnya. "Mungkin permintaan itu terlalu egois," ucap Starley lagi ketika melihat Damien tidak langsung menjawab hal itu.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang