Chapter 85 - Embarrassed

28.6K 3K 166
                                    

DOUBLE UPDATE!
BACA CHAP 84 DULU
*
*
*

Mendengar ucapan Damien, membuat hati Starley hangat. Membuat Starley merasa dicintai.

Starley masih memeluk Damien, tubuh Damien begitu hangat walaupun sekeras batu. Tapi sangat nyaman untuk dipeluk.

Setelah entah berapa menit. Akhirnya tangisan Starley mereda. Starley melonggarkan pelukkannya dengan Damien. Tapi Starley masih duduk di pangkuan Damien.

Sekarang mereka bertatap-tatapan. Wajah Starley pasti sangat kacau sekarang. Starley bisa membayangkan matanya membengkak dan hidungnya memerah.

"Aku pasti terlihat mengerikan sekarang," ucap Starley.

Damien terkekeh rendah, lalu menyeka rambut Starley. "Itu tidak benar."

Starley masih terisak sedikit, tapi tangisannya sudah reda.

Tiba-tiba, ponsel Damien berdering. Damien mengambil ponselnya dan melihatnya. Panggilan dari Dante.

Damien pun langsung menjawab panggilan Dante.

"Halo," jawab Damien.

"Hey, mau informasikan saja, kita benar-benar kehilangan jejak mereka," Dante terdengar frustasi.

"Anak buah Mark dan M.I.A. masih tetap mencarinya," tambah Dante.

Lalu Damien teringat dengan informasi dari Albert Cohen kalau itu bukanlah Yusef yang asli. Aktor sewaan katanya. Damien memicingkan matanya sejenak.

"Dante, tidak perlu mencari mereka lagi. Kita fokus membuat rencana baru saja, untuk acara lelang di New York itu," ucap Damien.

Dante terdiam sejenak, lalu menjawab. "Oke, aku mengerti." Tanpa banyak bertanya lagi. Sepertinya Dante langsung mengerti.

"Aku masih sibuk sekarang, nanti sore aku hubungi kau lagi," ucap Damien.

"Sibuk dengan kakak iparku, maksudmu?" Goda Dante.

Starley yang sejak tadi mendengar percakapan mereka mengerjapkan matanya.

"Sejak kapan aku jadi kakak iparmu? Lagi pula aku lebih muda darimu," sela Starley.

"Nah, benar tebakkanku. Kakak ipar, sehat-sehat, jaga keponakanku itu baik-baik," ucap Dante kepada Starley.

Starley bahkan sempat lupa kalau dia sedang hamil. Dia tidak boleh terlalu stres demi bayinya. Starley spontan menyentuh perutnya yang masih rata.

Damien yang melihat itu, langsung berkata kepada Dante. "Aku tutup dulu."

Tanpa menunggu jawaban Dante, Damien sudah menutup panggilan itu, dan meletakkan ponselnya.

"Apa perutmu sakit lagi?" Tanya Damien langsung.

Starley mengerjapkan matanya, lalu dia menggeleng. "Tidak, aku hanya berpikir aku tidak boleh terlalu stres demi bayiku."

"Bayi kita," Damien meralatnya.

Starley mendeham. Tidak tahu kenapa dia masih awkward mendengar hal itu. Starley belum terbiasa.

"Aku tahu aku tidak boleh stres, tapi aku kaget ternyata aku merasa begitu sedih tadi. Padahal aku bersumpah untuk tetap tegar mendengar ucapan Ayahku tadi," ucap Starley murung.

"Tidak apa-apa, itu efek dari kehamilanmu juga," ucap Damien sambil menyeka rambut Starley.

Starley mengangguk, Starley masih terlihat berpikir sekarang.

"Dan bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Damien.

Starley menatap Damien sejenak. "Aku merasa lebih baik, terima kasih, Damien," ucap Starley dengan tulus.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang