Chapter 50 - The Culprit

35.4K 3.4K 503
                                    


"Itu tidak benar," ucap Starley. Masih mencoba mengelak.

Tapi Damien hanya menatap Starley sejenak, lalu dia hanya tersenyum miring kecil.

"Baiklah," ucap Damien. Tapi Starley dapat melihat kilatan jahil di mata Damien.

Akhirnya Starley menutup matanya karena terlalu malu untuk mempertahankan kontak matanya dengan Damien. Mungkin karena Starley sudah begitu lelah, tidak butuh waktu yang lama untuk Starley benar-benar terlelap.

Ketika Starley sudah terlelap, Damien membelai rambut halus Starley dengan lembut.

"Tidak adil, kau bisa tertidur dengan tenang membiarkan aku tersiksa sendirian seperti ini," seru Damien dengan sangat pelan. Tubuh bagian bawahnya sudah sekeras batu, dan wanita ini malah tertidur dengan tenang.

Damien menarik napasnya tajam, lalu dia bangun dari kasur perlahan dan segera menuju kamar mandi.

***

Esokkan harinya.

Starley terbangun dan mendapati sebuah tangan kekar memeluk perutnya. Starley menoleh sedikit ke belakang, ternyata Damien tertidur sambil memeluknya dari belakang.

Starley dapat mendengar napas Damien yang terdengar masih tertidur begitu nyenyak. Dengan hati-hati, Starley mencoba mengangkat tangan Damien yang melingkari perutnya.

Tapi tiba-tiba tangan Damien malah menariknya lebih dekat sehingga sekarang tubuh mereka tidak ada jarak lagi.

"Good morning, cupcake," bisik Damien dengan suara rendah yang serak tepat di telinga Starley.

Starley langsung menahan napasnya. Damien sepertinya langsung terbangun gara-gara Starley mencoba menyingkirkan tangan Damien.

"Maaf membangunkanmu, aku hanya ingin ke kamar mandi," seru Starley. Dan tiba-tiba Damien mengecup tengkuk Starley, membuat Starley tersentak kaget.

"Tidak perlu minta maaf, aku memang mudah terbangun karena sudah terbiasa selalu siaga bahkan ketika tertidur," ucap Damien. Damien pun akhirnya melepaskan tangannya yang melingkari Starley.

"Kenapa kau memiliki kebiasaan mengangetkan aku, jangan lakukan itu lagi," seru Starley masih belum menoleh ke arah Damien. Rasanya wajahnya panas sekarang.

Sedangkan, dari belakang, Damien dapat melihat telinga Starley berubah menjadi pink.

"Melakukan apa? Melakukan ini?" Lalu Damien mengecup tengkuk Starley untuk kedua kalinya. Membuat Starley lagi-lagi tersentak kaget. Dengan cepat Starley bangun dari kasur dan menghadap ke Damien sambil melototi lelaki itu.

Starley akhirnya dapat melihat wajah puas Damien dan matanya yang sudah berkilat-kilat jahil. Damien sekarang terlihat begitu santai dan nakal. Bukan seperti Damien yang biasanya, yang dingin dan kaku.

"Kenapa kau melakukan itu?" tanya Starley dengan wajahnya sangat pink sekarang. Damien pun ikut bangun dari kasur dan sekarang berdiri di depan Starley.

Perbedaan tinggi mereka sangat menonjol membuat Starley mendongkakkan kepalanya ketika Damien berdiri di hadapannnya.

"Kau harus membiasakan diri dengan itu, cupcake. Karena aku akan sering melakukannya," seru Damien dengan tatapan jahil. Ketika Starley ingin mengelak, Damien tiba-tiba mengecup puncak kepala Starley.

"Ayo bersiap-siap, kita banyak kerjaan hari ini," tambah Damien. Dan tanpa menunggu jawaban Starley, Damien sudah keluar kamar Starley untuk menju kamarnya.

Sedangkan Starley, masih mematung di tempat seperti orang bodoh. Dan jantungnya berdebar-debar, Starley tidak terbiasa dengan sikap Damien ini. Dan kenyataan kalau perlakuan Damien itu membuat dirinya senang membuktikan kalau dia masih belum melupakan perasaannya pada Damien.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang