Chapter 47 - The Beast Inside Me

38.1K 3.9K 690
                                    

"Tapi tadi dia terlihat sehat-sehat aja beberapa menit yang lalu," ucap Starley langsung. Masih sangat shock, dan seketika bergidik ngeri.

"Iya, dan tidak ada yang bertemu dengannya setelah dia memasuki ruang interogasi," seru Damien.

"Di ruangan ini ada CCTV, kita bisa lihat rekamannya nanti setelah memindahkan Fus," jawab Matteo.

Damien menganggukkan kepalanya. "Sambil menunggu hasil autopsinya juga." Ucap Damien.

Lalu Starley menatap mayat Uncle Fus yang diangkut oleh petugas, semuanya terjadi begitu cepat. Dia belum bisa memproses semua ini. Bagaimana dia menjelaskan semua ini kepada istri dan anak Uncle Fus?

Entah kenapa ada yang mengganjal di hati Starley. Dia sudah tahu pelakunya Uncle Fus, tapi setelah kejadian ini, entah kenapa, dia tidak bisa membuat dirinya menyalahkan Uncle Fus sepenuhnya.

Badan Starley seketika lemas.

Bagaimana pun juga, Uncle Fus dari dulu memang sudah baik kepadanya. Apa mungkin dia memang melakukan semua itu karena keadaan terpaksa?

Starley tenggelam dalam lamunannya. Bagaimana semuanya menjadi seperti ini?

Setelah Damien selesai bercakap-cakap dengan Matteo, dan mayat Fus sudah dipindahkan untuk diautopsi. Perhatian Damien sekarang hanya menuju Starley. Starley masih belum mengeluarkan suaranya.

"You're okay??" tanya Damien.

"Aku butuh udara segar," jawab Starley. Damien mengangguk.

"Ayo kita keluar," seru Damien. 

Mereka berdua pun keluar dari gedung itu. Ketika mereka sudah di luar gedung, Starley baru menyadari kalau langit sudah gelap. Padahal ketika mereka masuk, langit masih terang.

"Jam berapa ini?" tanya Starley.

"Jam sembilan," jawab Damien. Pantas Starley sudah merasa lelah, tapi dia tidak peduli, yang paling penting sekarang adalah membuktikan kalau ayah dan ibunya tidak bersalah.

"Jadi sekarang kita buat apa?" tanya Starley.

"Istirahat. Kita akan pulang dulu, besok kita lanjutkan lagi," seru Damien.

"Tapi, bukannya kita hampir menemukan pelakunya?" tanya Starley.

Damien memperhatikan wajah Starley sejenak. Lalu menjawab.

"Kalau aku menyelidikinya hanya berdua dengan Matteo, mungkin aku akan tidur di sini malam ini. Tapi karena aku membawamu, maka kita harus pulang dulu untuk istirahat," jawab Damien.

"Aku tidak apa-apa tidur di sini," jawab Starley. Dia masih ingin menyelidiki semua ini.

"Tidak, kita pulang," seru Damien tegas, ucapannya seperti tidak boleh dibantah.

Dan aku tidak ingin kau sakit. Batin Damien dalam hati.

Starley menghelakan napasnya. "Baiklah," ucap Starley akhirnya pasrah.

Lalu tiba-tiba tanpa izin, Damien itu mengambil tangan Starley, dan menggandeng Starley dengan tangan kekarnya itu.

"Ayo," ucap Damien. Dan tanpa menunggu jawaban Starley, dia berjalan menuju mobil sambil tangannya menggandeng Starley.

Starley mengerjapkan matanya, kaget dengan semua itu. Damien tidak mengucapkan apa-apa. Tapi.. Starley juga tidak menolaknya.

Karena seketika, Starley yang tadinya merasa cemas dan tidak bisa tenang, tubuhnya seketika menjadi lebih tenang ketika tangan besar dan hangat Damien menggandengnya.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang