Chapter 22 - Agreement

65.4K 5.7K 1.2K
                                    

Song :  Day One - Alina Smith
Halo guyss. Siapa yang udah kangen Damien?

***

Starley membasahi bibirnya yang seketika terasa kering. Dia merasa gila tapi alkohol lah yang membuatnya semakin berani.

"Aku hanya menjawab pertanyaanmu tadi, tentang apakah ada keinginan lain," jawab Starley mencoba terlihat tenang.

Damien memperhatikan Starley dengan tatapan serius. Starley kelihatannya mabuk. Wanita di depannya ini benar-benar godaan yang sangat besar. Damien bangun dari kursi kantornya, lalu menuju lemari yang berisi banyak dokumen.

Damien mengambil salah satu dokumen yang sudah ia siapkan dari lama. Lalu ia mendekati Starley yang masih berdiri dan ia berikan dokumen tersebut kepada Starley.

"Apa ini?" tanya Starley bingung sambil menerima dokumen yang Damien berikan.

"Agreement," jawab Damien. Starley menatap dokumen itu dengan tatapan tidak suka, ia mengambil pena yang menganggur di meja kantor Damien. Lalu mulai membuka dokumen.

"Di mana aku harus tanda tangan?" tanya Starley langsung. Damien mengangkat alisnya ketika Starley langsung bertanya itu.

"Kau tidak mau membacanya terlebih dahulu?" tanya Damien mengingatkan.

"Aku bisa membacanya besok, tulisan panjang ini membuatku pusing," jawab Starley. Damien terkekeh mendengar jawaban itu.

"Jangan salahkan aku besok. Aku sudah mencoba mengingatkanmu," seru Damien. Lalu menunjukkan di mana Starley harus tanda tangan.

Starley tidak mendengarkan ucapan Damien, ia langsung tanda tangan dokumen itu. Lagipula kalau tidak membaca dokumen itu. What's the worst that could happen?

Setelah selesai tanda tangan, ia langsung menatap Damien, dan berkata. "Sudah."

Mata Damien terlihat sangat gelap. Starley mendeham lalu kembali berkata, "kalau begitu aku kembali ke kamar."

Ketika Starley ingin membalikkan badannya, tangan kekar Damien sudah menahan tangan Starley.

"Mau kabur ke mana, cupcake?" bisik Damien dengan nada rendah. Starley menelan ludahnya, jantungnya berdetak lebih cepat.

"Aku tidak kabur, aku mau kembali ke kamar," jawab Starley.

"Bukankah tadi kau meminta dicium?" tanya Damien.

Starley kira Damien pura-pura tidak mengingat ucapan Starley tadi.

Akhirnya Starley berkata. "Aku hanya bergurau."
"Tidak, aku tahu kau tidak bergurau," seru Damien.

"Aku sedikit mabuk," jawab Starley.

"Aku tahu. Biasanya kau menjadi jujur ketika mabuk. Artinya, yang kau ucapkan tadi adalah memang sesuatu yang kau inginkan," seru Damien.

Starley ingin mengutuk dirinya yang tidak bisa menahan mulutnya ketika mabuk. Damien sudah sangat hafal dengan kebiasaan Starley ini. Susah untuk mengelak ucapan Damien.

Damien menarik dagu Starley, sehingga mata mereka bertemu.

"Sekarang, katakanlah kepadaku, apa yang kau inginkan, cupcake?" tanya Damien dengan lembut.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang