Gas obat tidurnya sudah mulai menyebar ke ruangan hanya dalam hitungan detik. Starley, Damien dan Matteo masih sekuat tenaga menahan napasnya. Damien mengambil tangan Starley agar Starley menutup mulutnya.
Lalu Damien langsung mengambil pistol yang dia simpan di kantung jasnya, dengan cepat Damien mengarahkan pistolnya dengan sudut 45 derajat ke arah gagang pintu. Lalu Damien menembak gagang pintu itu.
Tepat setelah itu, Damien menendang keras pintu itu, dan akhirnya pintu tersebut berhasil dibobol. Damien, Starley dan Matteo pun segera keluar ruangan yang sudah dipenuhi gas obat tidur itu.
Ketika mereka sudah cukup jauh dari ruang tamu, mereka mengambil napas.
"Kita harus mengejar Fus," seru Matteo. Damien menganggukkan kepalanya.
Starley yang masih mengambil napas, sambil menatap Matteo dan Damien yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Dan saat itu Damien seperti menyadari Starley masih di belakangnya, Damien menoleh ke arah Starley dan berjalan menghampirinya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Damien terlihat khawatir. Starley masih mengatur napasnya, sambil menganggukan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Damien.
"Ingin ku gendong?" tanya Damien. Starley langsung menoleh ke arah Damien sambil menatap lelaki itu dengan tajam. Tapi Damien membalas menatap Starley dengan tatapan jahil.
"Aku tidak selemah itu Mr. Mavros," jawab Starley akhirnya, lalu dia berjalan mendahului Damien.
Damien hanya terkekeh geli, lalu berjalan di belakang Starley. Matteo yang sudah jauh di depan mereka menoleh ke belakang, lalu memutarkan bola matanya.
"Oh c'mon, love bird. Bisa kah kalian bergerak lebih cepat?" seru Matteo tidak sabaran. Lalu dia kembali berjalan tanpa menunggu Starley dan Damien.
Setelah itu mereka bertiga segera berlari menuju mobil Damien, di sana sopir Damien sudah menunggu mereka. Mereka bertiga masuk mobil, dengan Matteo duduk di bagian depan sebelah sopir, sedangkan Damien dan Starley duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Damien menurunkan pembatas antara sopir dan penumpang bagian belakang. Dan tanpa menunggu perintah, si sopir sudah melajukan mobilnya, dan keluar dari mansion Fus.
"Dia pakai mobila apa?" tanya Damien kepada sopirnya yang sudah melajukan mobil.
"Range Rover warna hitam, nomor platnya 357," jawab sopirnya dengan gesit. Setelah itu Damien langsung membuka ponselnya menelpon Josè.
"Josè, cepat lacak Fus Rufson, dia belum lama kabur dari mansionnya dengan mobilnya, Range Rover Hitam," perintah Damien dengan cepat.
Setelah itu Damien menutup panggilannya, lalu dia membuka topeng wajah kulit yang dia pakai untuk menyamar.
Starley mengangkat alisnya mendengar perintah Damien, dia langsung bertanya kepada Damien, "kau tidak kasih tahu nomor platnya kepada Josè?"
Damien terkekeh rendah dan menjawab. "Karyawanku tidak membutuhkan nomor plat untuk melacak orang, cupcake."
Starley terbatuk sedikit ketika mendengar Damien memanggilnya dengan sebutan cupcake di depan Matteo. Untungnya semua yang di mobil, tidak terlalu menghiraukan itu, semua sedang dalam mode serius.
"Seharusnya Fus belum jauh," seru Matteo.
Tidak lama kemudian, ponsel Damien berdering. Damien mengangkat telpon dari Josè itu, lalu dia tekan speaker on. Sehingga semua yang ada di mobil bisa mendengar ucapan Josè.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Roman d'amour#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...