Anzara -1

7.6K 237 5
                                    

Seorang gadis dengan piyama motif bunga berwarna pink, tengah bergulung dibawah selimut, perlahan membuka matanya, tangannya terulur, mencoba meraba sebuah jam Walker di atas meja nakas, tepat di samping ranjangnya.

Kedua matanya membola, saat melihat jam sudah menunjukkan jam pukul 06.35, Yang ia lakukan setelah ini adalah bangun dan menyibakkan selimutnya dengan gerakan cepat.

Ara sayang bangun Ini sudah jam setengah tujuh, kamu nggak mau sekolah?" teriak seorang wanita paruh baya dari balik pintu kamar Tiara tersebut.

"Iya Ma! Ara udah bangun kok."
Balasnya seraya menguncir rambutnya dengan asal.

Tiara pun segera bergegas membersihkan dirinya. Setelah 15 menit membersihkan diri, Tiara langsung keluar dari kamar mandi dengan pakaian seragam putih abu-abu. Lalu mengambil tas sekolah dan memakai sedikit bedak bayi dan liptint. Tiara pun segera turun dari kamarnya.

"Sayang, nggak sarapan dulu?" Ucap sang mama, yang sedang duduk di meja makan.

"Nggak sempat Ma, udah telat,"
Ucap Tiara sambil menyalami tangan mamanya dan langsung melenggang pergi.

"Kebiasaan banget lupa salam."
guman sang mama seraya menggelengkan kepalanya.

                       ****

Hari ini jalanan benar-benar padat, dipenuhi dengan kendaraan. Macet! Selalu seperti ini, jika saja Tiara datang lebih pagi, maka tidak akan terjebak macet seperti ini.

Tiara duduk tenang didalam mobil walaupun hatinya sangat gelisah, Tiara sudah berkali-kali melihat ke jam tanganya yang melekat di lengan kirinya. Yang dimana 10 menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup.

Tiara terus mengumpat dalam hati, matanya melihat ke sana kemari, Tiara terus manautkan kedua tangannya akibat gugup dan gelisah. Tiara terus mnghapalkan doa, berharap agar gerbang belum ditutup.

"Pak, saya lari aja ya, bentar lagi gerbang mau ditutup." Ucap Tiara dengan tergesa-gesa.

"Tapi saya bisa dimarahin tuan dan nyonya, kalau sampai tidak mengantar nona.

"Itu nggak papah, pak. Saya bisa ngomong ke orang tua saya kok, saya pamit dulu pak! Assalamualaikum!" Ucap Tiara

"Waalaikumsalam, hati-hati ya non. Maaf saya nggak bisa antar sampai sekolah." Ucap pak Dani sopir Tiara.

Tiara pun segera turun dari mobil dengan terburu-buru, berlari kencang melewati mobil-mobil menuju trotoar. Ia sama sekali tak peduli dengan sekitarnya lagi, baju yang sedikit basah karena keringat yang mulai menetes dari dahi dan lehernya, tidak ia pedulikan. Fokusnya hanya berlari segera sampai ke sekolahnya.

Setibanya di sekolah Tiara pun langsung mengatur nafasnya dan memperbaiki bajunya yang sedikit berantakan. Untungnya gerbang masih dibuka walau sedikit. Ia mulai memasuki sekolah yang sudah ramai dengan para siswa siswi yang berlalu lalang. Sapaan dan pujian-pujian dari siswa dan siswi mulai terdengar di Indra pendengarannya. Tak sedikit pun ada makian yang ditunjukkan secara terang-terangan kepadanya. Namun Tiara tidak peduli?"

"Cantik banget Neng."

"Makin semangat belajar nih gue."

"Sok cantik banget."

Langkahnya terhenti saat 3 orang laki-laki menghadang dirinya. Ia pun menaikan sebelah alisnya dan memilih melewatinya namun 3 laki-laki itu masih menghadangnya, salah satu dari 3 orang pria itu maju dengan senyuman lebarnya.

"Permisi." Gue mau lewat." Ucap Tiara dengan sopan.

"Makin cantik aja sih Ra."
Colotenya lagi dengan tatapan memuja.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang