Anzara - 21

1K 64 5
                                    

Pagi ini semua murid di kagetkan dengan kedatangan 5 pria tampan yang sangat di idamkan para kaum hawa. Dengan datang menggunakan motor sport yang harganya terbilang fantastis. Apalagi dengan kedatangan Reno yang sangat di tunggu-tunggu oleh para kaum perempuan.

Anrez dengan menggunakan jaket kebanggaannya dan bandana yang di sampirkan di kepalanya, ah dia sangat pelit untuk senyum, senyumannya hanya untuk Tiara seorang. Verel dengan senyuman tengilnya dan seperti biasa dia akan selalu menebarkan pesonanya. Hariz ah ini sudah pasti mengeluarkan gombalan recehannya untuk para wanita, bahkan setiap perempuan yang melewatinya selalu memekik senang karena gombalan Hariz. Riza? Berwajah datar dengan tangan yang di masukkan di saku celananya, Hanya seperti itu saja membuat para wanita tergoda. Reno, ia hanya tersenyum tipis dan mengangguk jika di sapa.

"Neng Nia makin hari makin cantik aja sih." Goda Hariz seraya menoel dagu Nia. Nia tersenyum malu dan memukul pelan bahu Hariz.

"Bisa aja deh, kak." Balas Nia sambil menyampirkan rambutnya ke daun telinga.

"Udah deh Riz buruan ke kelas, gombalan Lo itu terlalu basi!"sahut Verel seraya Manarik tas Hariz yang membuat Hariz tertarik. Namun masih sempat-sempatnya Hariz memberi flying kiss ke Nia yang membuat memekik senang.

Siapa sih yang tidak akan tergoda dengan wajah tampan Hariz? Walau Anrez masih lebih tampan darinya. Tapi Hariz tak kalah tampan dengan Anrez.

Anrez kini tengah mengedarkan pandangannya untuk mencari sang kekasih. Sedari kemarin malam Ara belum sama sekali membalas pesan-pesannya. Anrez tersenyum begitu melihat Tiara yang tengah berjalan di koridor sendirian.

"Gue duluan ya. Mau samperin Cewek gue dulu!"

Mereka mengernyit dengan perkataan Anrez, baru kali ini mereka melihat Anrez yang sangat bucin. Setelah itu mereka segera berjalan menuju kelas.

"Ara!"

Tiara menoleh ke belakang dan terkejut saat Anrez berada di depannya. Tiara tersenyum tipis dan segera berbalik lagi.

"Aku Anterin ke kelas." Ucap Anrez yang sudah berada di sampingnya.

"Nggak usah ntar di liatin banyak orang." Balas Tiara.

"Emang kenapa? Nggak pa-pa kali, supaya mereka tau kalo kamu cuma milik aku." Tiara menghela nafas dan berjalan mendahului Anrez.

Anrez tersenyum tipis dan segera merangkul bahu Tiara. Tiara diam tak berkutik, percuma juga ia memberontak pasti Anrez tidak akan pernah melepaskan rangkulannya.

Semua murid yang ada di koridor menatap mereka dengan penuh tanda tanya, sedangkan beberapa kaum hawa menatap dengan pandangan iri dan sinis dan juga beberapa pria yang terlihat tidak semangat begitu mengetahui Tiara sang most wanted kini sudah ada pawangnya. Apalagi pawangnya sangat ganas, tidak akan berani untuk mereka menyentuh Tiara seujung jari pun.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Anrez.

"Udah."

"Tadi berangkat sama siapa?"

"Sama Abang aku."

"Kenapa tadi malam chat aku nggak di balas?"

Tiara spontan berhenti yang membuat Anrez Juga ikut berhenti. Ia menatap tajam Tiara yang menunduk. Tiara berusaha mencari alasan yang tepat untuk mengatakan ke Anrez. Pasalnya, ia memang sengaja tak membalas pesan dari Anrez. Tentang ponselnya yang hancur, Anrez sudah membelikannya dengan merek yang sama.

Anrez yang geram pun segera menarik tangan Tiara menuju belakang sekolah. Tiara diam tak bergeming dan memilih memainkan ujung roknya.

"Kenapa diam, HM?" Tanya Anrez seraya menyampirkan helaian rambut Tiara. Tiara yang di perlakukan seperti itu justru merinding. Ia merasa bulu kuduknya meremang.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang