Anzara - 42

859 63 4
                                    

Keesokan harinya, bertepatan dengan hari Senin. Seperti biasa, upacara akan dilakukan sebentar lagi. Tiara sudah siap dengan topi yang melekat di kepalanya. Ia sudah baris rapi dipaling depan dengan Naimma yang berada disebelahnya dan Natasha dibelakangnya.

Mereka berbaris dengan tertib tanpa ada keributan. Walau upacara belum dimulai, tetapi para murid sudah siap rapi dan lengkap. Hanya beberapa saja, berbeda dengan anak kelas 12 yang sangat ribut dan tidak bisa diatur.

"Ra, Anrez sama temen-temennya kok nggak ada ya?" Tanya Naimma dengan pelan.

"Nggak tau, biarin aja. Paling juga bolos." Jawab Tiara dengan cuek.

"Sha, Lo udah tau tentang kematian Angga nggak?" Tanya Tiara seraya menghadap belakang.

Natasha mengangguk, "Riza udah cerita, Anrez ditangkap 'kan ya?"

"Awalnya gitu tapi nggak jadi, buktinya kurang kuat."

"YANG DIDEPAN RIBUT TEROS!!"
Teriak salah satu guru sembari berdecak pinggang.

Tiara segera menghadap depan dan menutup mulutnya. Naimma terkekeh kecil seraya merapikan barisannya. Sampai akhirnya upacara di mulai barulah mereka diam dan menyimak.

Tidak lama 5 pemuda datang dengan seragam yang acak-acakan. Siswi perempuan memekik histeris dan berdecak kagum. 5 most wanted yang kini datang dengan guru yang sedang memarahinya.

Anrez Tersenyum simpul, ia tidak mengalihkan perhatiannya pada Tiara sedikitpun. Ia terus menatap lekat sang gadis dari jauh, Tiara pun sama sekali tidak sadar dan hanya menunduk, menghindari sinar matahari.

"Huaa panas banget sih, gue pengen pulang aja deh." Gumam Tiara dengan lirih.

Tiara tersentak saat melihat sebuah sepasang kaki berada didepannya. Ia mendongak dan juga ia tersenyum melihat Anrez berada didepannya. Namun senyumannya memudar begitu melihat seorang guru yang tengah berdecak pinggang.

Ia Meringis pelan.

"ANREZ BALIK KE BARISAN KAMU SEKARANG!" Bentak Guru itu.

Tiara mengode pada Anrez dari ekor matanya, seolah menyuruh Anrez untuk segera pergi.

Anrez menyengir dan mengedipkan sebelah matanya ke Tiara, membuat Tiara melotot dan menatap Anrez dengan geram.

Anrez langsung berlari terbirit-birit seraya tertawa kecil. Sedangkan Tiara, jangan tanya lagi. Wajahnya sudah memerah, tentunya karena malu.

"Anrez Sialan!" Gerutu Tiara.

Ia menatap Anrez yang masih terus menatapnya dengan senyuman kecil. Tiara hanya diam dan memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ciee Ara.. dikedepin, uhuy!" Goda Naimma mencolek-colek lengan Tiara.

Tiara mendelik kesal, "Bacot!"

Setelah satu jam lamanya berada di lapangan akhirnya upacara  selesai. Tiara pun langsung menuju ke kelas. Rasanya ia benar-benar merasa pusing apalagi ia belum sempat sarapan sama sekali.

Natasha yang sedari tadi menatap Tiara pun hanya mengernyit bingung. Tiara sangat pucat membuat Natasha sedikit khawatir.

Ia yakin jika temanya itu sakit.

Tiara berdiri dan melangkahkan kakinya keluar namun Natasha langsung mencekal tangannya.

"Lo sakit?" Tanya Natasha dengan nada yang khawatir.

Tiara menggeleng lemas,

Bruk!

Untungnya Natasha berada di dekat Tiara, ia langsung menangkap Tiara. Teman kelas nya Tiara berkumpul tetapi para lelaki tak ada yang berani menyentuh Tiara dan hanya menonton saja, habislah mereka jika berani menyentuh Tiara.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang