Anzara - 40

986 67 8
                                    

Hari Sabtu ini membuat Tiara lebih santai dari biasanya. Kini, ia tengah bergulung dibawa selimutnya. Rasanya ia sangat mager walau ia sudah bangun sekitar 1 jam yang lalu. Niat ingin mandi pun terurungkan saat sebuah deringan dari ponselnya yang bergetar.

Dengan malas ia mengambil ponselnya dan mengangkatnya Sekilas ia tahu jika Anrez yang tertera di ponselnya.

"Halo?"

"Siap-siap, aku jemput sepuluh menit lagi."

"Eh ak-"

Tut.

Setan!" Umpat Tiara dan segera berjalan ke kamar mandi.

Setelah berkutat dikamar mandi, Tiara segala keluar dengan menggunakan baju kaos sebatas perut berwarna putih dan celana jeans hitam.

Ia memoleskan sedikit bedak dan lipbalm pada wajahnya dan setelah itu mengambil tas kecil yang selalu ia pakai, namun kali ini berbeda warna dan tak lupa ia mengambil ponselnya.

Ia membuka kamarnya, ia tersenyum ceria, tanpa sengaja pandangannya jatuh pada kamar Abangnya. Seketika ia kembali mengingat Aska. Jika Abangnya berada di sini, mungkin Abangnya akan sering menjahilinya dan selalu mengajaknya untuk jogging bareng. Ia akui, hidupnya sedikit hampa tanpa ada Abangnya.

"Ara, ngapain disitu?" Tanya Nagita, dengan bingung.

Tiara segera sadar dan tersenyum tipis, "Nggak, Ma."

"Sayang, kalo ada masalah cerita aja ke Mama. Siapa tau Mama bisa bantu." Ujar Nagita seraya menuntun sang anak menuju ruang tamu.

Tiara mengerucutkan bibirnya dengan wajah sedikit sedih, "Kangen sama bang Aska."

Nagita Tersenyum dan mengelus Rambut sang anak dengan lembut, "Iya Mama juga kangen sama bang Aska. Nanti Mama suruh dia main ke sini ya sama Khansa."

Tiara dengan cepat mengangguk antusias dan setelah itu terlonjak
Kaget saat melihat Anrez yang entah sejak kapan berada di ruang tamu.

"Ma, Anrez pamit dulu. Ijin bawa Ara." Ucap Anrez seraya menyengir kecil dan menyalami tangan Nagita diikuti Tiara.

"Hati-hati ya." Ujar Nagita. Mereka berdua mengangguk dan segera keluar dari mansion Tiara.

Tiara mengernyit heran, "Tumben bawa mobil lagi. Kamu mau ngajak aku kemana?"

Anrez Tersenyum penuh arti, "kalo aku kasih tau, bukan kejutan dong."

Setelah itu Anrez segera membuka pintu mobil Tiara. "Silahkan Nyonya Adelio.."

Tiara mendelik lalu memasuki mobil Anrez, walau sehabis masuk mobil ia langsung Tersenyum kecil. Ia rasa wajahnya sudah memerah, Tiara berdehem saraya menetralkan ekspresinya.

Anrez segera menutup pintu mobil dan mengitari mobil. Ia masuk dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama 10 menit hening, membuat Tiara sedikit bosan.

Ia mengambil ponselnya dan mulai membuka WhatsApp. Tiara mengernyit bingung begitu melihat isi WhatsApp nya yang penuh dengan para Pria. Rasanya ia tidak pernah membagikan nomornya ke siapa-siapa.

Tiara mengedikkan bahunya acuh dan mulai menscrool Instagram. Sesekali Tiara tertawa melihat kelucuan dari akun-akun orang dan itu tak luput dari pandangan Anrez. Pria itu terus melirik berkali-kali pada Tiara, Merasa cemburu karena Tiara memilih memainkan ponselnya terus-terusan.

Dengan cepat ia mengambil ponsel Tiara dengan satu tangan yang masih menyetir.

"KAK ANREZ BALIKIN!" Bentak Tiara tanpa sadar. Siapa yang tidak marah coba? Ia sedang asik dan tiba-tiba ponselnya diambil, ah Sialan Anrez!"

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang