Anzara - 28

967 68 8
                                    

Di hari Senin pagi ini, seperti biasa Anrez Kembali menjemputnya pagi buta. Entah mereka semakin lengket, selama seminggu itu juga mereka sama sekali tidak berdebat. Sikap Anrez juga semakin melembut kepadanya. Ada rasa senang selalu memprioritaskanya. Seperti kemarin, tiba-tiba Anrez datang ke rumahnya pada malam hari, entah ia datang hanya memberi pelukan hangat dan sejak saat itu setiap Tiara berada di dekat Anrez, ia selalu merasa jantungnya berdegup kencang.

"Dek, Woi! Melamun mulu. Mikirin apaan sih? Tuh cowok Lo udah nungguin."

Lamunan Tiara buyar seketika. Ia tersenyum tipis dan mengangguk. Ia segera turun ke bawah dan menuju meja makan. yang ia lihat adalah sang Mama yang sedang berbicara dengan Anrez. Mamanya nampak sangat antusias.

"Pagi semua!" Sapa Tiara seraya tersenyum manis.

"Pagi sayang." Jawab kedua orang tuanya serempak. Sedangkan Anrez hanya tersenyum senang.

"Ayo berangkat!" Seru Tiara seraya menaruh gelas susunya.

"Lho nggak makan dulu? Kok cuma minum susu?" Sahut sang papa bertanya.

"Nggak, Tiara mas__"

"Sarapan, Ra!" Sela Anrez tegas. Tiara mengerutkan bibirnya sebal, dengan malas Tiara mengambil nasi goreng yang namanya buat.

Diam-diam kedua orang tua Tiara tersenyum senang. Lihatlah, Tiara sangat menurut kepada kekasihnya, lain dengan kedua orang tuanya. Mungkin jika mereka yang menyuruh pasti Tiara akan menolak dan mencak-mencak tidak jelas.

"Kalian kenapa nggak nikah aja sih?" Tanya sang Mama.

Byur!

Tiara yang sedang minum air putihnya refleks menyemburkannya. Ia menatap kaget kedua orang tuanya yang sedang tersenyum menggoda.

"Apaan sih? Tiara Masih mau kuliah tau!" Sungut Tiara.

"Jorok banget sih, dek!" Sahut Aska dengan kesal.

"Kalo Anrez udah lulus, secepatnya Anrez bakal nikahin Ara kok, Ma." Balas Anrez yang tentu membuat Tiara membelakkan matanya.

"Idih Nggak mau!"

"Harus mau dong sayang, lagian Mama setuju kok kalo mau nikah sama Anrez habis lulus." Balas sang mama.

"Bang Aska duluan lah."

"Dih apaan Lo bawa-bawa gue?"
Sengit Aska. Tiara hanya menyengir.

"Udah mending kalian berangkat. Bahas nikahnya nanti aja." Tegur sang papa. Tiara dan Anrez mengangguk dan segera berdiri tak lupa ia Salim dahulu kepada orang tuanya. Keduanya melangkah menuju keluar rumah dan pagar depan rumah Tiara.

"Naik!"

"Sabar! Aku pake rok bukan celana."

"Ra?"

"HM paan?"

"Besok nikah yuk!"

Plak!

"Jalan buruan!"

Anrez menyengir dan segera menjalankan motornya dengan kecepatan normal. Tanpa Anrez sadari, Tiara tersenyum tipis dan semakin mengeratkan pelukannya.

Mereka sampai di sekolah tepat jam 06.45. Tiara segera turun dan memperbaiki letak roknya. Anrez pun juga ikut turun dan segera menggenggam erat tangan Tiara. Banyak pasang mata yang melihatnya dan kali ini mereka sudah terbiasa. Keduanya berjalan menuju kelas Tiara, seperti biasa Anrez akan mengantar Tiara terlebih dahulu.

"Nanti istirahat aku jemput ya." Ucap Anrez seraya mengelus pucuk rambut kepala Tiara.

"Iya."

"I love you. "Dan setelah itu Anrez pergi meninggalkan Tiara. Tiara terdiam beberapa saat, Walaupun ia sering mendengar Anrez mengucapkan kata itu tapi mengapa kali ini rasanya berbeda. Ia merasa seperti ada hal yang aneh dalam dirinya.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang