Anzara - 15

1.2K 76 3
                                    

"LEPASIN BANGSAT!"

"Kak Anrez! Lepasin!"

Anrez tidak menggubris teriakan Tiara. Ia terus mencekal tangan gadis menuju rooftop. Tiara pun juga terus berusaha melepaskan cekalan Tangan Anrez, namun apa daya kekuatan Anrez jauh lebih kuat di bandingkan dirinya.

Sesampainya di rooftop barulah Anrez melepaskan cekalan Tangannya Tiara. Anrez menatap datar Tiara yang tengah menatapnya dengan tajam. Bahkan Tiara sudah tak peduli dengan tangannya yang sudah membiru akibat ulah Anrez yang menariknya dengan kasar.

Tiara memejamkan matanya berusaha mengatur nafas dan emosinya. "Jadi maksud Lo apa mukul kak Randy?" Tanyanya.

"Gue nggak suka Lo dekat-dekat sama dia!"

"Emang Lo siapa gue?" Tanya Tiara dengan tenang.

Anrez menggeram. Ia berusaha untuk meredamkan amarahnya.

"Oke gue bakal kasih Lo tiga pilihan dan Lo harus pilih salah satu. Deal?" Ujar Anrez santai namun tegas.

"Untuk apa gue harus milih? Untungnya buat gue apa?"

"Kalo Lo nggak mau, cowok sialan itu bakal gue lenyapin di depan mata Lo!" Ancam Anrez.

Tiara gelagapan, pada akhirnya ia mengangguk, "Oke deal, apa aja?" Tanya Tiara. Anrez langsung tersenyum smirk.

"Pertama Lo harus jadi pacar gue, kedua Lo harus jadi milik gue selamanya, dan ketiga Lo harus pilih semuanya." Ujar Anrez tersenyum puas melihat Tiara yang yang tampak melongo.

"Lo gila? Pilihan macam apa itu?!" Balas Tiara dengan kaget.

"Tinggal pilih aja apa susahnya?"

"Susah banget!" Sentak Tiara kesal. Anrez hanya menampilkan wajah santainya.

"Pilih sekarang. 10 detik,"

"Gue nggak mau milih tiga-tiganya!"

Anrez berdecak, "Gue anggap Lo pilih yang ketiga. "Setelah itu Anrez langsung pergi meninggalkan Tiara yang tengah menggerutu kesal.

"Cih! Gue nggak akan mau jadi pacar Lo selamanya. "Setelah itu Tiara langsung berlari pergi menuju UKS.

Tiara sengaja membolos untuk menjenguk keadaan Randy. Ia harap Anrez juga sudah masuk ke kelas. Ia berjalan seraya menatap was-was koridor yang sudah sepi karena bel masuk sudah berbunyi.

Setelah sampai di UKS, di lihatnya Randy yang sedang membersihkan lukanya sendiri. Tiara berdecak sebal, kemanakah para anggota PMR saat ini?

Randy terkejut saat tiba-tiba Tiara mengambil alih kapas yang di pegangnya. Dengan telaten Tiara mengobati luka Randy. Randy hanya diam seraya mengamati wajah Tiara dari dekat. Randy langsung mengalihkan pandangannya saat Tiara menyadari jika ia sedang menatapnya.

"Maaf ya, kak." Ujar Tiara penuh penyesalan.

"Nggak pa-pa Eum. Kalo gue boleh tanya, Lo ada hubungan apa sama Anrez?" Tanya Randy. Senyum Tiara memudar.

"Nggak ada." Jawab Tiara. Randy hanya be-oh ria.

"Makasih ya udah ngobatin gue."

"Iya sama-sama kak. Ini juga bentuk terima kasih gue karena kak Randy udah ngobatin gue waktu itu." Ujay Tiara seraya tersenyum.

"Oh iya kak Randy mending tiduran aja dulu. Pasti lukanya sakit tuh." Lanjut Tiara. Randy mengangguk dan segera merebahkan dirinya di ranjang yang tersedia.

Tiara hanya diam sembari menatap lekat wajah Randy yang tengah tertidur. Setelah itu Tiara berdiri dari kursinya dan segera pergi dari UKS.

"15 menit kemudian ia kembali dengan membawa nampan yang terisi teh hangat dan nasi goreng. Tiara btau jika Randy tadi belum sempat memakan makanannya. Ia menyimpan nampan itu di atas meja yang bersebelahan dengan ranjang Randy.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang